Seven Colors #7

5 0 0
                                    

"Kenapa kau terlihat gugup?" Aika menatap Aran yang duduk di sebelahnya, "Bukankah kau sudah biasa?"

Aran terkekeh, "Tentu saja tidak. Ini pertama kalinya aku akan bertemu dengannya," kata pemuda itu, membenarkan letak dasinya lalu turun dari mobil, membantu Aika turun juga karena agak kesulitan dengan sepatu hak tingginya. Sore tadi Aran menyeret Aika ke salon, membelikannya gaun yang tidak begitu mewah karena toh ini bukan acara yang terlalu formal, lalu memaksa Aika untuk memakai sepatu hak tinggi.

Halaman rumah bertuliskan 'Yasui' ini cukup luas, Aika memindai matanya ke segala arah, rumah ini khas rumah Jepang namun mewah, dominasi warna-warna yang lembut pun terasa nyaman dilihat. Aika menebak keluarga 'Yasui' ini pasti orang yang cukup terpandang, mengingat anaknya bahkan dijodohkan dengan anak Presiden Abe. Tarikan lembut di tangan Aika membuat gadis itu menoleh, langkahnya mendekati pintu masuk, dan tak butuh lama mereka sudah masuk, seoarang pelayan berpakaian kimono membukakan pintu rumah itu.

"Selamat datang Abe-sama," sapanya, dan Aran mengangguk, menggandeng Aika hingga mereka masuk ke sebuah ruangan.

Manik mata Aika membulat tak percaya saat menangkap satu sosok yang seharusnya tidak di sini, setidaknya begitulah menurutnya, "Yuma-kun..." bisik Aika lirih, tangannya secara refleks menahan lengan Aran untuk bergerak maju, pemuda itu menoleh, terlihat sedikit kebingungan karena langkah Aika terhenti.

"Ah ini dia putraku sudah datang!" belum sempat Aika menjelaskan, Abe-san menghampiri Aran dan dirinya, "Ini Yasui-san, putraku, namanya Aran," jelasnya.

Seorang laki-laki paruh baya yang dipanggil Yasui-san pun menghampiri mereka, berkenalan basa-basi dengan keduanya walaupun fokus Aika tidak bisa berpindah, matanya masih mengikuti gerakan laki-laki yang sejak tadi mencuri perhatiannya. Detik itu pula mata mereka bertemu, Sanada akhirnya menyadari kalau Aika ada di sana, mungkin karena make up yang lebih tebal dari biasanya, Sanada tidak mengenalinya.

"Dan ini anak bungsuku, Kaede."

DEG.

KAEDE.

Namanya Kaede, jadi ini wanita yang diceritakan Sanada tempo hari, jadi ini wanita yang membuat Sanada tampak seperti zombie berhari-hari, membuat pria itu bad mood terus menerus.

"Ah sayang sekali ya, perjodohan ini tidak mulus sepertinya, mengingat anakmu sudah punya pacar!" seru Abe-san kepada Yasui-san yang kemudian hanya tertawa.

"Anak gadisku ini tidak pernah bercerita padaku, tau-tau membawa pacarnya, tapi bukankah anakmu juga membawa pacarnya ke sini?!" seru Yasui-san, aura kompetitif dan tidak nyaman menguar diantara keduanya.

"Ah ini staff kita di kantor kan, Aran? Hanya staff mu, kan?" tanya Abe-san, padahal kenyataannya anak laki-lakinya ini pun juga 'hanya' staff, setidaknya sekarang.

"Bukan Ayah, ini Kimura Aika, dia pacarku," jelas Aran, sangat santai, jelas sekali Abe-san juga tidak menyukai hal ini.

Makan malam berjalan lancar, Yasui ini ternyata adalah pemilik turun temurun dari Sakura Gakuin, sebuah sekolah yang sudah tersohor di sana juga memiliki banyak bisnis berhubungan dengan percetakan dan sekolah, Sanada memang mengajar di sana juga jadi jelaslah dimana mereka berdua bertemu. Setelah selesai makan malam, kedua pria paruh baya itu pun mengobrol di ruangan terpisah, membicarakan bisnis dan kerja sama yang akan mereka jalin selanjutnya. Walaupun tidak ada kesan memaksa, tapi keduanya sepakat bahwa anak-anak mereka 'belum siap' untuk dijodohkan, entahlah mungkin menunggu baik Kaede atau Aran putus dengan pacar-pacar keduanya.

"Jadi Aika-chan sudah punya pacar, kok gak pernah cerita?" Sanada menghampiri Aika yang duduk di area terbuka di samping ruang makan itu, dirinya butuh oksigen. Memerhatikan setiap gerakan Kaede malam ini sudah siap membunuhnya perlahan. Wanita ini sangat cekatan, feminim, bahkan makanan yang tersaji di hadapan mereka tadi adalah hasil karya Kaede, pintar masak, dan pastinya pintar jika mengingat sekarang Kaede adalah Kepala Guru di Sakura Gakuin.

[Multichapter] Seven ColorsWhere stories live. Discover now