BH #5

2.3K 358 63
                                    

20 Oktober 2017

KaJes,

Kenapa keluarga-keluarga di cerita KaJes pada somplak semua?

**

Nggak semua sebenarnya, karena ada Keluarga Wijaya (keluarganya Erga) yang penuh dengan kesedihan dan airmata #halah.

Beberapa teman pembaca mungkin udah tahu, kalau saya anak yang dilepaskan dari pengawasan orangtua #eh. Dan sebagai anak rantau yang kadang baru pulang ke rumah setelah dua tahun di perantauan, saya sering kangen pada orangtua dan saudara-saudara. Rasa rindu itulah yang membuat saya senang menuliskan adegan keluarga di dalam cerita, dan sialnya, keluarga saya lebih somplak daripada keluarganya Bang Sabda ataupun keluarga Bastiaan.

Beberapa hari lalu misalnya, terjadi drama aneh di antara saya dan Ayah.

Saya : Ayaaaaaaaah! Ada binatang aneh di kamar mandi! Tolongin!

Ayah : Binatang aneh apa?

Saya : Ih, nggak tahuuuuuu. Hitam, serem, tolongiiiiin!

Gegerudukan Ayah dan Abang ipar (kebetulan sedang berkunjung) lari dari ruang tamu ke kamar mandi, dan pas lihat binatang yang saya tunjuk, mereka berdua ngakak.

Ayah : Itu bukan binatang aneh, Bel. Itu kelelawar.

Saya : Nggak mungkin! Mana ada kelelawar buncit!

Ayah : Kelelawar kalau kena air memang berubah jadi buncit, kayak ikan buntal.

Saya : Alah, nipu!

Abang Ipar : Memang kelelawar itu.

Kemudian Ayah ngambil sapu buat ngusir si binatang aneh dan saya kaget karena si binatang aneh bener-bener ngeluarin suara khas kelelawar.

Ayah : Nggak usah dibunuh. Biar dia kembali ke keluarganya dan bikin gosip, "Eh, eh! Kita nggak usah ke rumah keluarga itu lagi. Ada Kakak-kakak aneh yang nggak kenal kelelawar di sana."

Saya : -,-'

Atau tadi pagi, waktu saya nyapu rumah sambil ngelap hidung yang meler-meler.

Saya : Ih, hidung dari tadi meler terus. Sampai sakit kepala narik-narik ingus.

Ayah : *Lari ke luar rumah buat ambil kerikil, terus nyodorin kerikil ke saya dengan tampang nggak berdosa* Sumbat pakai ini lubang hidungnya. Nanti nggak meler lagi.

Saya : !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Intinya, susah untuk nggak jadi anak durhaka dengan keadaan keluarga saya yang seperti ini. Hufth!

**

Salam, Abel.

BH AbelJessicaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang