CAMELLIA BAB 1

24 4 0
                                    

Selamat membaca ...

----------------------------------------------

Cuaca sore ini begitu gelap karena mendung yang menandakan akan adanya turun hujan.

Seorang gadis mengenakan pakaian kasual dengan tas slempangnya berjalan menuju sebuah kafe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seorang gadis mengenakan pakaian kasual dengan tas slempangnya berjalan menuju sebuah kafe. Setelah memesan minuman dia berjalan kearah meja yang berada di dekat jendela kafe.
tampak diluar telah turun hujan dan percikan air hujan mengenai jendela kaca kafe tersebut.

pandangan gadis itu begitu menenangkan. dia begitu menikmati suasana kafe dan pemandangan lalu lalang orang yang sedang beraktifitas di luar kafe sambil menyesap kopi favoritnya.

Camellia (Lia) itu namanya, Lia gadis Jawa berusia 23 tahun yang memiliki kulit putih langsat dan wajah manis dengan adanya tahi lalat yang berada di bawah mata di kanan hidung membuat siapapun yang memandangnya tak akan bosan.

Lia bekerja sebagai guru seni disebuah tempat kursus melukis. Lia pernah mendapatkan tawaran bekerja di sebuah perusahaan, tetapi dia menolaknya. Karena Lia tidak mencari kerja hanya semata-mata untuk uang tetapi untuk menyalurkan hobbynya dalam melukis dan membantu anak-anak yang memiliki bakat lukis. Hingga akhirnya dia mengambil tawaran kerja di tempatnya sekarang. Walaupun gajinya tidak seberapa.

Lia tidak ingin merepotkan ataupun membuat khawatir orangtuanya yang berada di Surabaya dengan keadaannya yang terkadang susah. Seperti keadaan keuangan Lia membuatnya harus berhemat. Dengan cara memenuhi kebutuhan bulanan seperti perlengkapan memasak dan lain-lain walaupun dengan harga yang murah. Namun sifat optimis Lia membuatnya tetap semangat dan ceria menjalani pahit manisnya hidup seorang diri di negri rantu.

Tidak jarang jika temannya mengunjungi kediamannya disebuah kontrakan selalu menegur Lia "kenapa tidak mencari kerja yang memiliki gaji besar". Lia hanya membalasnya dengan senyuman dan berkata "rezeki tak akan kemana, jika kita berusaha dan berikhtiar" itulah pesan dari orangtuanya yang selalu Lia ingat untuk menjadi pribadi yang sederhana. dan itu membuktikan bahwa sampai sekarang Lia masih baik-baik saja dengan kesederhanannya.
--
--
--
setelah Lia menghabiskan kopinya dia bergegas unutuk pulang, tetapi langkahnya terhenti di teras Kafe. Hujan begitu deras dan Lia tidak membawa payung. tiba-tiba ada seorang menyapanya.

"mau kehalte bus ?" sapa orang itu yang ternyata seorang pria dengan dialek aneh namun bahasa nya cukup fasih untuk orang asing.

Lia sedikit terkejut mendengar sapaanya dan langsung menoleh kesamping, dimana pria itu berada.

"iya, tapi hujannya masih sangat deras dan aku tidak membawa payung" jawab Lia

"aku meminjam payung dari kafe, kau mau ikut. aku akan mengantarmu sampai halte bus" tawarnya sambil membuka payung.

"ok" jwab Lia singkat dan langsung mengikuti langkah pria itu menuju Halte bus.

Sesampainya di Halte bus Lia sibuk mengibas-ngibaskan pakaiannya karena percikan hujan. Sedang pria itu tanpa kata-kata langsung pergi meninggalkan Lia begitu saja tanpa pamit. hingga beberapa detik kemudian Lia baru tersadar bahwa dia belum mengucapkan Terimaksih pada pria yang memberi tumpangan payung padanya.

"Ah.. pria itu sudah pergi dan aku belum mengucapkan terimakasih padanya" gumam Lia yang melihat pria itu sudah melangkah jauh meninggalkannya.

Beberapa saat kemudian Bus yang ditunggu Lia datang dan Lia segera naik.

Dalam perjalan pulang Lia teringat orangtuanya yang jauh disana. Biasa sang ibu membuatkan bubur kesukaannya yaitu bubur kacang hijau di saat cuaca hujan.
Tak terasa setetes air mata jatuh dari pelupuk matanya yang membuat Lia tersadar dari lamunannya. Kemudian Lia menekan tombol untuk turun dari bus karena Bus yang di naikinya sudah mendekati halte tempatnya turun.

Beruntungnya Lia setelah sampai Hatle tujuannya hujan sudah reda dan dia tidak perlu menunggu lama di halte.

Sesampinya di rumah kontrakannya dia langsung menyalakan dispenser dan sambil menunggu, Lia bergegas untuk mandi agar tidak sakit karena sempat kehujanan.

💕💕💕💕💕

Disebuah apartemen seorang sedang asyik minum kopi sambil nonton acara politik. Pria itu adalah Giovan Wu pria keturunan cina Indonesia. Walaupun Gio sudah tinggal lama di negara cina tetapi dia masih bisa berbahasa Indonesia dengan lancar. Karena ibunya membuat peraturan harus berbahasa Indonesia jika berbicara dengan ibunya.

Sudah lima bulan Gio berada di Jakarta, Indonesia untuk membantu ayahnya mengurus perusahaan cabang Indonesia. Ternyata Gio pun cepat beradaptasi dengan lingkungan walaupun terkadang suka kesel dengan suasana macet Jakarta.
--
--
--
Kemudian terdengar suara bel pintu apartemennya berbunyi.

"David.."
Ternyata seorang teman jauh datang berkunjung.

"Hay bro. Bagaimana kabarmu. "
David langsung memeluk Gio sebagai salam pertemuan.

"Kabarku baik vid. Kapan datang ?"

"Kemarin, tapi baru hari ini aku bisa menemuimu"

"tau dari mana alamat ini ?"

"Ahh. Beberapa hari lalu aku bertemu dengan ayahmu. Aku bertanya kabarmu. Ternyata kau sudah di pindah disini lalu aku meminta alamatmu karna kebetulan saat itu aku sudah ada jadwal untuk kegiatan meet and Greet disini" jelas David pada Gio.

"lalu apa jadwalmu saat ini ?" tanya Gio.

"tak ada, kenapa, kau mau mengajakku jalan-jalan ?"

"bagaimana mungkin aku mengajak seorang bintang jalan-jalan denganku. aku tak suka kau repotkan"

"ok, bagaimana kalau kita pergi ke club. kau tau club yang bagus disini dimana ?" tanya David dengan sangat girang.

"Sorry-sorry ne.. aku tak tau dan aku tak mau pergi ketempat seperti itu. sangat berisik" jawab Gio.

wajah David yang tadinya berseri-seri langsung murung mendengarkan jawaban Gio.

"sungguh sahabatnya ini seperti tidak mengerti hobbynya saja" batin David ngedumel.

kemudian mereka sama-sama terdiam. Gio sibuk dengan handpone nya sendiri sedangkan David sibuk menonton TV tapi entah apa yang dia tonton, yang di lakukan hanya mengubah-ubah cannel TV.

"Vid, maaf aku harus pergi, ada kerjaan yang harus aku kerjakan. kau tidak apa-apa kan aku tinggal ?"

"ok, tak masalah" jawab David sambil menuntukkan tiga jari pada Gio.

"aku pergi sekarang" pamit Gio. sedangkan DAvid langsung berkutat pada TV, namun tak lama kemudian perutnya berbunyi "kkrrruuuukkkkkk"

"ahh,, aku lapar. apakah ada sesuatu yang bisa aku makan ?" gumamnya sendiri lalu bangkit dari duduknya dan mulai berjalan ke dapur mencari sesuatu yang mungin dapat ia makan. namun ternyata tak ada apapun yang bisa ia makan. di kulkas hanya ada air mineral .

"sebenarnya apa yang dimakan oleh Gio selama ini. keadaan kulkasnya saja sungguh prihatin" gumam Davis sambil geleng-geleng kepala dan tangannya masih memegang perutnya yang lapar.

"Apakah ada minimarket didekat sini?. akan aku lihat kebawah"

David langsung bergegas keluar dari apartemen Gio untuk mencari makanan setidaknya cemilan untuk mengganjal perutnya yang sedang lapar itu.

💕💕💕💕💕

Tbc

Next Camellia BAB 2

sampai sini dulu ya guysz. ini udah cukup banyak kok. di maklumi juga kalau ada penulisan kata yang kurang atau salah.

jangan lupa VOTE & Coment ya untuk nambah semangat si penulisnya.

1037

CamelliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang