The Truth

579 22 25
                                    

"Kukira, hanya aku dan kamu yang sama. Tapi, ternyata kita semua sama.."
"Apakah, salah satu diantara kita adalah 'klon'?" tanyanya muram

-

Selepas dari kamar no.4, aku berjalan keluar menyusuri Rumah Sakit Anto ini. Aku ingin menjenguk Zenny untuk saat ini, tentunya aku telah meminta izin terlebih dahulu kepada Aliya.

"Hmm, kamar nomor 1 berada di ujung.." gumamku sendiri

Tap tap tap tap

Aku mendengar suara langkahan kaki, walaupun suaranya pelan aku dapat mendengar dengan jelas, sepertinya suara itu mengikutiku dari arah belakang. Aku berhenti sebentar, lalu membalikkan badanku ke belakang. Saat kulihat, aku tidak mendapati seseorang pun disana. Aku mengernyitkan keningku, lalu membalikkan badanku kedepan lagi.

Hal itu terjadi dua kali, aku pun dibuat kesal karenanya. Saat kejadian itu terjadi lagi, maka aku akan bersembunyi dan menangkap basah seseorang tersebut.

Hal itu terjadi lagi. Aku berhenti sejenak, lalu menolehkan kepalaku melihat ke belakang. Setelahnya, aku cepat-cepat pergi ke lorong 2 dengan tidak menimbulkan suara, berharap aku bisa menangkapnya.

Aku menanti orang itu, suara langkah kaki orang itu kembali berbunyi. Aku disini, dengan jantungku yang berdegup kencang. Suara kaki itu semakin mendekat.

Tap tap tap

Deg deg deg

1...
2...
3...

Hup! Aku menangkapnya!

Aku mengaitkan kedua lenganku pada tubuh orang itu. Orang itu nampak diam saja dan tidak memberontak.

Lalu, aku ingin menatapnya, mengetahui siapa orang yang mengikutiku diam-diam itu.

Aku membuka kedua mataku, sedikit mendongakkan kepalaku. Lalu, aku tercengang melihat siapa yang berada dalam dekapan ku ini.

"K-kamu??!"
"Hmmmmp, lepas- kan, aaa-ku!"

3rd POV

"Haari ini, hari yang kuutungguu, bertambah satu tahun, usiamu, bahagialah kamuu. Yang kuberii, bukanlah jam dindiing~ buukan seeikat bunga, atau puisi, lalaalalalalaaa~"

Nelson nampak bersenandung ria. Ia membawa 3 putik bunga Dandelion dan sebuah helm kaca yang seseorang berikan padanya. Dia menuju rumah sakit Anto. Lalu dibukanya pintu rumah sakit itu, terlihat Anto sedang duduk di ruang reservasi sambil menonton TV.

"Pagi Anto! Lagi ngapain? Udah sarapan?" sapa Nelson

"P-p-pagi Bang B-biken. Saya u-udah s-sarapan kok! Kalo B-bang Biken?" jawab Anto

"Ooh, udah sarapan kok.. Btw, tau ngga kamar cewek yang warna biru?" tanya Nelson

"K-kamar c-cewek biru? T-tau kok, no.3 l-lorong 1. T-tadi j-juga ada A-a-adhit disana, k-kamar no.1 ." jelas Anto.

"Ooohh, makasih Anto! Aku pergi dulu ya! Dadaah~"
Anto hanya mengangguk.

Lalu Nelson kembali bersenandung sambil menuju tempat yang ditunjuk Anto.

"Hmmm, lorong 1 belok kanan. Lalu, teruus masuk ke dalam sampai kamar no.3. Berarti lewat sini"

"Ini udah lorong 1 yaa. Okee cari kamar no.3 di sebelah kanan."

"Tigaa, tigaa, tigaa, tii- ga. Ah!" Nelson nampak terkejut.

Di depan Nelson nampak Adhit berdiri sambil memeluk seorang pasien perempuan yang memakai hoodie kuning. Mereka berdua terlihat tak menyadari kedatangan Nelson.

[TAMAT] 4Brothers Minecraft Indo FanfictTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang