Budayakan vote sebelum membaca dan comment sesudah membaca karen itu buat aku makin semangat untuk update part selanjutnya.
HAPPY READING!***
"Assalamualaikum. Aku pulang!" teriak Sasa bersamaan dengan terbukanya pintu berwarna cream.
"Waalaikumsalam. Eh, neng Sasa udah pulang? Makan dulu yuk, pasti neng Sasa laper karna pulang telat," ajak bi Sumi, asisten rumah tangga di rumah Sasa.
"Ntar aja deh bi, tadi aku udah makan bareng temen," ujar Sasa merebahkan tubuhnya di sofa. "Mama mana bi? Kok gak keliatan?" tanya Sasa.
"Mmm anu neng, ibuk lagi ke mini market di depan," ujar bi Sumi sedikit gugup.
"Loh, tumben mama gak suruh bibi ke mini marketnya? Mama kan parnoan sama perempatan deket mini market," ujar Sasa yang sepertinya sudah mulai curiga dengan alasan yang diberikan bi Sumi.
"Tapi biarin deh biar mama gak takut lagi. Bi Sum aku haus, jus jeruk masih ada kan bi?" Sasa bangkit dari sofa dan berjalan menuju dapur.
Baru saja Sasa sampai di dapur, matanya langsung melihat kejadian yang sama sekali tak ingin ia lihat.
"Seharusnya kamu ngertiin aku yang kerja dari pagi sampe malem buat keluarga kita! Bukan jadi nuduh aku kayak gini!" bentak Daniel seraya melempar gelas yang ia pegang ke lantai.
"Aku bukan nuduh mas, aku lihat dengan mata kepala aku sendiri. Kamu pergi dengan wanita lain," ujar Sonya sesegukan.
Melihat Sonya sudah tak kuasa menahan tangisnya Daniel mencoba untuk sedikit meredakan emosi dan melembutkan suaranya, "Aku kan udah bilang sama kamu tadi pagi, aku ada meeting hari ini dengan client dan dia itu Tania, ma."
"Jadi sekarang sama client udah bisa peluk mesra gitu ya?" tanya Sonya sinis.
"Bukannya gitu, say-"
"KALO KAMU EMANG GAK SAYANG AKU LAGI, CERAIKAN AKU MAS!" teriak Sonya. Sesaat setelah Sonya berteriak, Daniel melayangkan tangannya ke pipi kiri Sonya.
Seketika mata Sasa memanas, bulir bening yang sudah menggenang dipelupuk mata dengan cepat meluncur membasahi pipinya. Untuk kesekian kalinya Sasa melihat kejadian seperti ini.
Rasanya atmosfer semakin menipis, semakin lama Sasa disini semakin sesak terasa. Sasa pergi dari dapur meninggalkan dua insan yang sama sekali tak menyadari kalau Sasa sudah melihat mereka bertengkar.
Untung hanya dia yang melihat kejadian seperti ini, karena Dilan dan Shafiya sampai sekarang belum pulang. Sasa mengambil kunci mobilnya dan pergi ke suatu tempat yang ia rasa akan membuatnya menjadi lebih tenang.
***
Mobil Sasa sekarang sudah terparkir di sebuah parkiran gedung pencakar langit. Dengan cepat dia berjalan ke arah lift dan menekan tombol yang akan membawanya ke lantai paling atas. Sesampainya di lantai paling atas, Sasa berlari ke ujung lobi dan dengan cepat membuka pintu berwarna merah yang ada di depannya.
Disini lah Sasa sekarang, disebuah rooftop gedung pencakar langit. Ketika hatinya bersedih atau ada masalah, Sasa selalu ke tempat ini untuk menenangkan diri. Sasa merasa dekat dengan Tuhan jika sudah berada disini.
KAMU SEDANG MEMBACA
NO REASON [SLOW UPDATE]
Novela JuvenilCover by @partikeldebu Setelah sekian lama tempat itu tertutup rapat, akhirnya Sasa kembali berani membuka hatinya untuk seorang laki-laki setelah mengalami kisah cinta yang sangat buruk menurutnya. Sasa kira DIA berbeda. Namun, dia memberikan luka...