Aku memandang langit biru yang cerah itu sedari menunggu bunda yang masih belum nampak telah datang menjemputku.
Pikirku jauh melayang kembali ke ingatan tentang kejadian istrahat kedua tadi. Ku pikir aku adalah gadis paling tidak beruntung hari ini, diary milikku yang selama ini telah ku tutup dengan rapat tersebar ke seluruh kelas.
Aku tidak tau mengapa itu bisa terjadi dan akibatnya di les mata pelajaran berikutnya hingga pulang aku terus bersembunyi di gudang rahasia yang kutemukan di belakang sekolah.
Memang di diary itu tidak ada masalah yang sangat serius hingga aku harus benar-benar menutupnya rapat-rapat. Hanya saja, di salah satu lembarannya aku telah mengakui perasaanku.
Perasaan yang selama ini kusembunyikan dan tidak ingin ku ungkapkan kepada siapapun.
"Tteeett" seorang yang membunyikan klakson motor dengan kencang tepat di sampingku.
Ia menatapku dan seketika wajahku memerah. Tubuhku kaku tidak bisa berhenti menatap kembali matanya yang melihat ke arahku.
"Oyy... lo tuli ya?!!" Teriaknya menghancurkan lamunanku. Aku menarik napas panjang berusaha menutupi degupan dadaku yang kian memburu dengan hebatnya.
"Apa?!" Kataku.
"Tuh! Jemputan lo uda datang. Dari tadi klakson ga denger denger. Kasian tuh yang jemput." Katanya sambil menyalakan mesin motornya kembali dan pergi menjauh dari tempatku sekarang.
Aku mendesah dan bergumam pelan. "Emang gara-gara siapa gue jadi melamun kayak gini! Itu semua karna lo Bastan Ricardo!!"***
Aku mengambil langkah besar setelah meminta izin bunda untuk segera masuk ke kamar. Mengambil handphone milikku dan mencari kontak Kyla sahabatku.
"Halo, Kyla!" Kataku beberapa waktu setelah panggilan di sambungkan.
"Yaampun Ega! Lo kemana aja tadi. Tau ga? Gue uda cari lo kemana-mana tadi. Itu diary lo uda di buka sama bu Asti. Sumpah! Gue kaget lo tuh suka sama si Bass."kata Kyla hampir menjerit- jerit.
" Ia gue tau. Makanya gue ga masuk tadi. Trus si Bass uda tau?" Tanyaku panik.
"Kayaknya enggak. Yang tau cuma anak kelas kita. Sorry ya Ga! Gue gak bisa bantu lo. Tapi tenang aja gue uda bungkam semua anak kelas kita biar ga nyebarin dan kalo ada yang ganggu lo kasi tau aja ke gue."
" Ia makasi banget Ky. Lo emang sahabat terbaik gue." Kataku yang selanjutnya menutup percakapan kami.
Aku menatap diriku dari kaca di dekat lemari sambil mendesah pelan. Aku berpikir tentang tidak adanya kemungkinan Bass mau pacaran denganku.
Aku membanting tubuhku di tempat tidur dan menangis keras hingga aku terlelap di panggil oleh tidurku.***
Aku tidak bisa percaya saat kata-kata menyakitkan itu keluar dari perkataan orang yang sangat ku sukai.
"Gue dengar lo suka sama gue." Katanya dengan tatapan sinis. Aku terdiam dan tertunduk malu.
"Sekali lagi gue bilang. Jangan dekatin dan jangan pernah suka sama gue. Lo menjijikan tau!!"
Ia berlalu pergi dan secepatnya Kyla memelukku dan memberi sandaran padaku untuk menangis sekencang- kencangnya. Namun, tidak ku lakukan. Aku akan berhenti menyukainya. Yah! Setidaknya aku akan move on tepat di ulang tahunku yang ke 17 nanti.Oke! Ini cerita pertama yang author publish selain pastel di akun achihenny yang juga uda author sendiri hapus karna bingung kelanjutan ceritanya.
Tapi, cerita ini akan author usahan bisa selesai sampai akhir dan membuat cerita lain yang baru.
Dan, untuk jadwal terbit sementara belum ada. Tapi di cerita selanjutnya akan author kasih tau agar teratur.
Oke sekian.
Thanks for read and please give vote and comment. :)
KAMU SEDANG MEMBACA
17😍
RomanceApa jadinya jika kamu harus ditolak mentah-mentah oleh orang yang kamu suka di depan banyak orang? Ya... itu cerita sebelum umurku 17 tahun dan semuanya pasti akan berubah.... Akankah orang yang ku suka juga berubah? Ini cerita pertama yang author...