PESTA ULANG TAHUN 1

39 3 0
                                    

Sejak pertemuanku dengan Bass kemarin. Aku tidak lagi memikirkan tentang dirinya. Aku bahkan sedang disibukkan dengan kegiatan menemani Diny kesana kemari sesuai keinginannya.
Aku sangat banyak belajar darinya sejak hari ia merombakku. Belanja, make up simple dan sekedar mengeritingkan ujung rambutku sudah menjadi rutinitas bersama Diny.
Bunda juga sangat senang karna pengaruh Diny merubah banyak tentang duniaku. Aku tidak pernah bersembunyi lagi ketika berada di tengah keramaian dan itu membuatku bahagia.
Sekarang sudah memasuki bulan April dan bunda ingin aku merayakan acara ulang tahunku. Walaupun aku tau, seperti tahun-tahun sebelumnya yang datang hanyalah rekan bisnis bunda dan temanku satu-satunya hanyalah Kyla. Padahal semua telah kuundang untuk datang.
Diny sangat semangat untuk itu. Ia mengatakan ingin menjadikan sangat cantik di acaraku. Yah! Tapi aku tidak tahu harus cantik untuk siapa saat itu.

***

Aku telah pamit pada bunda untuk pergi dengan Kyla dan beberapa kenalan yang dibawanya untuk di perkenalkan padaku.
Padahal aku sudah mengatakan bahwa hal itu tidak perlu untukku. Namun, ia tetap memaksaku melakukannya.
Dengan minidress yang baru ku beli dengan Diny kemarin aku keluar dari pagar rumahku dan melihat Diny yang berada di bangku belakang mobil dengan salah satu cowok di sampingnya.
"Duduk depan, Ga!" Sahut Kyla dengan semangat.
Aku berjalan kedepan dan tersenyum pada cowok yang mengambil tempat di bangku setir.
"Ega ya? Cantik" gumamnya sambil memberi jempol pada Kyla.
"Makasih, tapi gue ga terlalu suka di puji tidak sesuai kenyataan yang ada" kataku tanpa nada cetus.
"Ga, ini namanya Petra dan ini cowok baru gue Andy. Mereka sekolah di SMA Nusantara" jelas Kyla padaku dengan kubalas beberapa anggukkan.

***

Petra menemaniku berkeliling sambil menunggu Kyla dan Andy yang sengaja meninggalkan kami berdua. Ia sesekali membuka pembicaraan denganku walaupun aku hanya membalasnya dengan sekedar bergumam atau kata 'oh, iya, keren'.
"Lo kok diam mulu dari tadi?" Katanya sambil menarik pergelangan tanganku dengan sedikit kuat.
Seketika wajahku memerah. Ya! Aku tidak bermaksud untuk menghiraukannya. Hanya saja aku terlalu malu untuk sekedar meliriknya.
Bass dan semua cowok yang pernah kusuka masih kalah cakep darinya. Sangat jauh! Dia tinggi, mancung, bibirnya..., badannya tegap, kulitnya eksotik. Aku gugup!
"Brakk!!" Tanpa sadar aku memukulnya dengan tas yang ada di genggamanku.
Aku hanya berharap semoga hari ini tidak ada. Aku dengan buru-buru menghubungi Kyla dan Andy. Sedangkan Petra dengan bantuan beberapa cowok yang kebetulan lewat kubawa tepat di bangku restoran itu.
Dengan panik aku mengompres kepalanya dengan es batu yang kuminta pada pelayan restoran.
Ini sudah setengah jam dan Petra masih tertidur di pahaku. Ya! Masih di restoran tadi. Belum lagi, Kyla dan Andy masih belum kunjung muncul sejak tadi.
Aku menyentuh lembut hidung Petra yang tadi sudah ku sumbat dengan tisu. Aku tersenyum geli dengan tingkahku yang benar-benar sangat konyol tadi. Lalu, sambil bergumam pelan 'Maaf'.
"Maaf lo gak gue terima." Katanya tiba-tiba sambil perlahan membuka mata.
Lagi, lagi wajahku memerah dan senyumnya yang menghadap wajahku membuatku langsung saja menelan ludah menahan detak jantungku yang mungkin sedang berkumandang di telinganya sekarang.
Ia bangkit berdiri dari pangkuanku dan duduk secara normal lalu mengambil tempat di sampingku dan mengacak-acak rambutku.
"Ayo pesan makan. Suara perut lo besar banget sampai bangunin gue." Katanya seketika membuat sangat teramat malu namun juga senang karena perhatiannya.

***

Hallo,guys!
Ini cerita keempat dan sorry cerita ketiga kemarin author telat banget uploadnya karna author beneran lupa sama jadwal yang uda author bikin sendiri🤣
Jadi, sekilas info si Ega sekarang uda mulai move on dari si Bass dan ada tokoh yang baru namanya Petra. Jadi, ikuti terus ya, guys! Biar ga kepo sama kelanjutannya.
Jangan lupa vote dan comment juga biar author bisa nulis terus...

17😍Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang