DISCLAIMER
Mohon bijak ya dalam menanggapi cerita ini. Jangan jadi kesel sama Mark, inget ini hanya fiktif hehe. Ditambah lagi aku bukannya mendukung adanya orang ketiga. Cuma mari kita liat sudut padang dari si 'pelakor' ini, karena gak semua yang terlihat jahat itu jahat ya maniz.
ㅡ
PLAK
“WHAT ARE YOU F*CKING DOING, MAN?!” protes Jaehyun.
Gue meringis kesakitan ditambah pipi gue berangsur panas setelah mendapat tamparan dari tangan Mark. Kaget banget Mark tiba tiba datang dan ngelabrak gue sama Jaehyun.
Berasa lagi selingkuh dah gua, jangan jangan ada tim katakan putus juga?
Belum puas, Mark berniat menampar pipi gue yang satunya tapi terhenti karena tangan Jaehyun lebih cepat untuk menahannya.
“Don't behave rudely to a girl, dude!” Jaehyun menangkis tangan Mark.
“Bukan urusan lo.” Mark menarik gue untuk pergi.
Jaehyun merasa tak terima gue dibawa paksa, ia menarik tangan gue yang satunya, “Jadi urusan gue karena lo gak bisa ngehargain perempuan,”
“Ada hubungan apa lo sama dia?”
“Lo sendiri ada hubungan apa gua tanya? Oh jangan janganㅡ” Jaehyun melirik ke arah gue, “ㅡdia yang kamu ceritain itu? Alasan kamu kabur? Laki laki beristri yang mepet terus kamu kan? Dasar, bajingan.”
Tersulut emosi, kini pipi mulus Jaehyun menjadi samsak tinju Mark. Keributan mereka memancing kedatangan satpam cafe, selanjutnya gue membawa Mark pergi. Tapi tak lupa untuk mengisyaratkan kepada Jaehyun ‘nanti aku telfon’
Jaehyun mengangguk pelan dengan senyum dihiasi cekungan di pipinya.
ㅡxㅡ
“Aku minta maaf,”
Gue mendongak kaget, harusnya gue yang minta maaf gak sih? Ah tapi gue gak salah apa apa anjir.
“Tapi sumpah ya, cowo mana yang gak marah ngeliat ceweknya ngilang dua minggu tau tau jalan sama cowo lain?” emosi Mark bercampur aduk, sedih, marah, dan bahagia bisa liat gue lagi.
Apa gue luluh? IYALAH OF COURSE. Fix titisan yunabi nih.
“Sakit gak?” Mark mengelus pipi gue yang membiru.
YA SAKITLAH BANGSAT BERASA ANCUR SEMUA GIGI GUA
“Engga hehe,”
“I promise won't hurt you anymore,”
Gue mengangguk pelan. Karena yang kita semua tau, kalau ada sekali pasti akan ada kedua kali, ketiga kali dan seterusnya.
Esoknya Mark ngajak karaokean, gue ngeiyain karena udah lama juga engga. Dulu pas dia belum nikah mah sering, sama temen temennya juga.
“EIYOO WASAAPP RAKYATKU!” sapa Chenle setelah gue memasuki ruangan kita.
“Btw, gue loh yang cepuin elu kemaren itu.” tutur Jeno TANPA ngerasa berdosa sama sekali.
Gue tertawa sarkas, “OH YA? HAHAHA THANK YOU!”
Padahal dalam hati, lelaki jahannam sia teh!
Mata gue mendeteksi ada dua orang cewek, entah cewek dari mana yang sedang menuangkan minuman untuk mereka.
“Kenalin, Karina dan Winter.”
“Cakep banget ya? Apalagi neng Winter, aww.” Jaemin heboh sendiri.
Dari awal niat gue cuma mau nemenin Mark doang, gak minum dan gak ikut karaokean. Sesekali balesin chat dari Jaehyun, sembunyi sembunyi pastinya.
“Minum?” tawar Jisung menawarkan segelas whisky.
“Gue harus nyetir kalo Mark tepar.” jawab gue.
Walaupun penerangan yang minim karena lampu remang remang, tidak menghalangi kedua mata gue untuk melihat apa yang ada di depan gue sekarang.
Mark dan yang lainnya asik nyanyi nyanyi dan joget gak jelas sama dua cewek ini. Tanpa memperdulikan gue, Mark merangkul Karina dengan mesra.
And the most made me hurt was, with my own eyes I saw them both kissing.