1. Makan Malam

3K 135 8
                                    

"Jadi, kamu maunya kita kemana?"

Rizky mengulang pertanyaan yang sama untuk Andrea kesekian kalinya. Namun, jawaban kekasihnya itu tetap saja sama-- Terserah. Pria itu tidak tahu apa yang terjadi pada Andrea sejak ia datang ke rumahnya, wajahnya sudah terlihat dalam suasana hati yang tidak baik. Percaya atau tidak, dugaannya adalah: Andrea kedatangan tamu.

"Kamu kenapa, deh? Marah sama aku?" Raut wajah Rizky terlihat waswas saat pria itu menanyakan hal tersebut.

"Enggak."

"Ya, udah. Jawab pertanyaan aku!" emosi Andrea justru makin menjadi. Ia menatap Rizky dari spion motornya.

"Ih udah, deh. Aku bete, tau, nggak? Udah kamu jangan tanyain aku terus. Males ngomong aku," cetus Andrea.

Rizky tersentak. Pipinya membesar, menahan tawa mendengar ocehan Andrea barusan. Meskipun ini bukan kali pertamanya mendapat cetusan jutek dari Andrea, tetapi hal tersebut yang justru membuat Rizky makin menambah sukanya pada wanita itu. Wanita yang sejak dua tahun yang lalu menjadi pacarnya.

Hentakan Andrea akhirnya membuat keheningan diantara mereka. Suara kendaraan terasa tak terdengar di telinga Rizky, karena deruan nafas Andrea yang jatuh tepat di kedua telinganya. Rizky justru terlihat tenang duduk di belakang kemudi motor besarnya. Sedangkan apa yang Andrea rasakan sangat bertolak belakang dengan Rizky. Ia masih juga belum menceritakan apa yang membuatnya dalam suasana hati yang tidak karuan, padahal ia tahu, Rizky akan mengerti bila ia menceritakannya.

Motor Rizky berhenti di depan warung makan pecel ayam kaki lima langganan mereka. Andrea turun lebih dulu, lalu melepas helmetnya.

Rizky menatap Andrea, yang ditatap justru bertanya dengan nada cukup tinggi, "apa, sih?!" tawa Rizky pecah saat kalimat tersebut selesai diucapkan Andrea.

Suasana malam Selasa, tidak membuat jalanan lengang. Biasanya, jalan-jalan besar identik dengan kemacetannya di malam Minggu, saat kaum muda keluar bersama temannya, atau sekadar menyegarkan pikiran.

"Main hape terus," sindir Andrea pada Rizky. Rizky tak acuhkan ucapan Andrea barusan. "Ih hapenya taro dulu kenapa, sih?" Rizky terus bermain dengan ponselnya. "Ih, nyebelin. Aku pulang aja."

Rizky tertawa renyah, "tadi katanya aku jangan banyak tanya. Sekarang aku diem, kamu gangguin. Salah lagi?"

"Itu, kan, tadi. Sekarang udah enggak. Kamu mah, ih."

"Banyak mau," ketus Rizky dengan suara yang kecil. Namun, sayangnya telinga Andrea terlalu sensitive untuk mendengar suara Rizky yang berat.

"Siapa?"

"Eh, nggak. Kamu mau makan?"

Well played, Rizky.

"Ya ini kan tempat makan, masa aku mau belanja?"

"Bukan itu maksud aku, aku aja yang makan, apa kamu juga makan gitu. Kan kadang kamu gak makan malem. Pasti salah lagi aku, nih. Ya, kan?"

"Udah, ah. Males aku ngomong sama kamu."

"Yaudah, aku main game aja lagi," Andrea langsung mencegah aksi Rizky, dengan menyambar ponsel Rizky secara tiba-tiba.

"Oke.. Oke. Fine. Don't even play your game in front of me. Makan dulu, oke?"

"Siap, Bos."

🌹💐🌹💐🌹

Okaaay this is my first short story, sorry kalau banyak kurangnya ya, still learning from the other writers! btw, i guess that this story only reach 10 parts. thankyou!

Distance [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang