3. Toko DVD

1.4K 66 0
                                    

Memories.

Nama toko itu tertulis jelas dengan lampu hias yang mengitari setiap hurufnya. Motor Rizky terparkir disana tepat di samping mobil Jazz berwarna merah terang.

Ramainya malam ini justru tak memberi pengaruh pada toko DVD ini yang sudah berdiri sejak sepuluh bulan yang lalu. Awalnya Andrea tidak megetahui keberadaan toko ini, tapi ia tahu bahwa Rizky suka mengoleksi DVD games, dan dugaan andrea adalah; ini adalah toko yang sering Rizky kunjungi.

"Kok tahu ada toko DVD disini?" Andrea bertanya pada pria di hadapannya yang sedang melepas jaket denim bertuliskan 90's di bagian belakangnya.

"Aku kan kalo beli DVD game disini. Emang gak pernah aku ceritain?" mendengar pernyataan Rizky, Andrea menggeleng. "Oh, ya, udah. Ini toko langganan aku. Udah, kan?" Andrea mendengus sebal.

Rizky mengaitkan jemarinya pada jemari Andrea. Andrea membalas genggaman hangat Rizky. Lalu, mereka masuk ke toko DVD tersebut.

Bel yang terpasang diatas pintu masuk berdering, memberi tanda bahwa ada orang lain yang masuk ke ruangan ini selain penjaga dan petugas toko. Mata Andrea langsung menyapu pandangannya dari sisi kiri lalu ke sisi kanan. Andrea terpukau, toko ini memiliki koleksi DVD yang lengkap. Mulai dari DVD movie series, DVD movie, DVD game, dan lain-lain. Rak DVD dengan judul "Action Movie" justru menyita perhatian Andrea. Wanita itu memang menyukai aliran film action, apalagi seperti film Man In Black.

"Mau film apa, sih?"

“Gak tau, bingung.”

Andrea terus mencari DVD ke setiap rak yang ada di toko ini. Sedangkan Rizky pergi ke sisi yang lain, lebih tepatnya rak khusus DVD game. Sebenarnya Rizky bisa dibilang pengoleksi DVD game, karena cabinet di rumah orangtuanya penuh dengan DVD miliknya. Dan koleksi gamenya lengkap, mulai dari Rizky duduk di kelas 2 SMP, hingga sekarang yang menginjak semester kedua di perkuliahannya. Tak hanya berbentuk DVD, Rizky juga mengoleksi action figur, dan yang menjadi favoritnya adalah Batman. Lemari kaca di kamarnya dulu full dengan action figur dan mobil-mobilan yang selalu ia pinta ketika diajak pergi ke pusat perbelanjaan.

“Rizky,” sapa seseorang yang sudah tidak asing lagi suaranya bagi indera pendengaran pria itu. Yang dipanggil pun menoleh seketika, tak peduli beberapa DVD yang sedang ia genggam kini berhamburan ke lantai semua.

“Eh, elo, Dan. Ngagetin gue aja. Hahaha, apa kabar, nih?” Menyadari siapa yang menyapanya, Rizky langsung memeluk orang itu akrab.

“Baik, baik. Elo gimana? Dimana lo sekarang? Seminggu yang lalu gue ke rumah lo, kata Tante Irma lo udah gak tinggal disana.”

“Lo lupa sama keinginan gue waktu kelas 12 itu?” Yang ditanya memasang wajah sedang berpikir. “Gue bilang kan mau kuliah Malang, and yeah, that’s me right now.”

“Wah, gila gila. Seneng gue dengernya. Abisnya elo juga, sih, abis SMA kayak hilang ditelan bumi. Gak ada kabar sama sekali. Gue email juga gak di bales. Kontak juga gak ada yang aktif.”

Tawa Rizky terdengar ketika kalimat itu selesai diucapkan, “kan, hape gue sempet ilang, Dam. Inget hape gue pas SMA nggak? Nah itu dia yang ilang. Terus gue gak pake hape dulu karena gue dahuluin keperluan-keperluan gue buat di Malang. Terus nabung lagi, baru, deh, kebeli. Bagi nomer elo aja sini,” ucap Rizky menceritakan ponselnya, lalu mengeluarkan alat komunikasi itu, dan bersiap mengetik sederet angka milik Adam. Adam pun menyebutkan nomer ponselnya. “Udah, nih, bener?” Adam mengangguk. “Ya, udah, nanti gue chat. Gue mau ke cewek gue dulu.”

“Widih, masih sama yang anak cheers itu? Yang bikin elo kapok ke kantin pas dia gak bales chat lo?”

“Yeee... itu mah Kayla, jaman kelas 10. Hahaha. Bukan dia, kalo ini baru jadi pacar gue pas kelas 12. Bentar, gue cari dulu orangnya, nanti gue kenalin, ya.”

Rizky meninggalkan Adam sendirian di tempat tadi dimana mereka bertemu. Rizky mencari Andrea yang sejak tadi masih berdiri di hadapan rak DVD genre action, dan, wanita itu masih disana. Rizky mempercepat langkahnya ketika berada di ujung koridor antar rak-rak DVD. Andrea tampak serius membaca sinopsis film yang ada di tangannya.

“Udah?” Tanya Rizky.

“Hmm, udah, sih. Aku bingung mau yang ini atau ini. Jadinya, dua-duanya aja, ya?” ucap Andrea sambil menunjukkan dua buah DVD di masing-masing kedua tangannya secara bergantian.

“Iya, terserah. Aku mau ngenalin kamu ke temen aku. Yuk?”

Okay.”

Jemari Rizky menggengam erat pergelangan tangan Andrea. Andrea hanya mengikuti Rizky dari belakang, dan membiarkan pria itu menunjukkan arah yang harus Andrea tempuh. Sesekali Andrea mengeluh karena Rizky melangkah terlalu cepat.

Hingga di depan tumpukkan DVD game, Rizky baru memberhentikan langkahnya.

“Dam, ini Andrea. Dan Andrea, ini Adam temen aku pas SMA,” ucap Rizky memperkenalkan Andrea pada Adam dan sebaliknya. “Dulu aku sama Adam satu geng gitu, hahaha. Sebenernya ada dua lagi temen kita, namanya Adit dan Sena. Cuma karena hape aku ilang, jadi aku doang yang lost contact sama mereka bertiga.”

“Dan, Rizky gak berusaha menghubungi kita bertiga, lagi. Catat itu,” ucap Adam, dan hanya tertawa mendengarnya.

“Toko ini punya dia, Dre. Dia usaha dari jaman lulus SMA. Nah, makanya aku bilang aku suka ke sini. Tapi dia jarang ada di tokonya, jadinya aku jarang ketemu sama dia. Eh, gak pernah malah, ya, Dam?” Adam mengangguk. “Hahaha, ya, gitu.”

“Temen-temen kamu yang lain gak suka kesini?” Andrea baru berani mengangkat suara.

“Gak tau. Kan aku bilang aku lost contact beneran sama mereka,” Rizky menjawab. “Eh, sekarang si Adit sama Sena sekarang dimana, Dam?”

“Adit di Jakarta, satu univ sama gue. Kalo si Sena di Bandung, dia ke Jakarta tiap dua bulan sekali, main kadang ke sini.”

“Wah, anjir gue doang ya berarti yang jarang ketemu?” seru Rizky.

Adam menyinyir, “as you said. Btw, kalian habis dari mana? Suka ke sini berdua juga?”

“Rizky kan ke Jakarta sebulan sekali. Ya, tadi kita habis jalan aja, sih. Hehehe. Nggak, kok. Gue baru tau malah disini ada toko DVD. Tadinya mah kalo Rizky gak ngajak ke sini, gue gak tau,” jawab Andrea.

“Nah, iya, gitu, Dam. Btw, lo sendirian aja? Cewek lo mana?”

“Cewek? Siapa?”

“Karina.”

🌹💐🌹💐🌹

Distance [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang