Aku merindukanmu.
Aku tidak menghitung berapa hari lagi kau akan kembali.
Aku tidak mengingat kapan masa tugasmu akan berakhir.
Aku tidak ingin peduli pada itu sebenarnya. Karena sejak bulan puasa beberapa bulan lalu yang kuingat adalah : Kau akan bertugas selama dua tahun.
Itu saja.
Tapi entah kenapa hari ini aku merindukanmu. Lalu aku sadar bahwa kau bahkan belum pergi selama setahun. Baru beberapa bulan lalu. Rasanya lama sekali.
Bae, aku takut.
Takut jika nanti saat kau kembali aku tidak bisa lagi menyimpan perasaanku padamu. Takut jika bahkan saat kau kembali aku tetap bersenang-senang menatap mereka yang lebih muda.
Aku selalu mengatakan bahwa kau adalah nomor satu bagiku. Kau ultimate biasku, kau adalah yang menduduki tempat tertinggi dibandingkan dua yang lain. Tapi belakangan, aku malah semakin tidak peduli padamu.
Bagaimana ini bae?
Bagaimana caranya aku mengembalikan rasa sukaku padamu?
Huft melelahkan.
Tapi seingatku aku akan kembali padamu secara otomatis. Benar kan? Tentu saja benar. Karena kau seolah rumah yang selalu menarikku kembali.
Bae, aku ingin mengatakan hal serius yang kusadari belakangan.
Usiaku semakin tua, aku sudah beranjak dewasa sekarang. Lalu aku sadar bahwa bertahun-tahun, kita tumbuh dewasa bersama. Aku mengenal kalian sejak SMP, lalu aku menduduki bangku SMK, lalu aku bekerja bekerja dan bekerja. Hingga saat ini, banyak hal yang terjadi. Padaku, padamu juga yang lainnya.
Bae, kita sudah lama sekali bersama.
Menghabiskan masa muda kita, hingga saat ini kita beranjak dewasa. Tidak kusangka aku akan bertahan hingga detik ini. Padahal dulu ketika aku masih SMK -- kisaran tahun 2010-2011 -- dan memikirkan tentang masa wamil para member yang diperhitungkan akan selesai sekitar tahun 2017-2018 aku tidak yakin apa aku akan tetap menjadi ELF. Tapi ternyata aku tetap menjadi ELF hingga sekarang.
Hanya saja aku tetap tidak yakin sampai kapan ini akan berakhir?
Kita semua tahu pasti bahwa ukuran perasaan kita tidak akan tetap sama seiring berjalannya waktu. Tapi terima kasih banyak pada uri leader. Karena berkat nama Everlasting Friends hubungan ini seolah akan menjadi abadi. Seakan kita akan menyimpan kenangan kita selamanya bahkan ketika semuanya sudah berakhir.
Aku sendiri berharap begitu.
Bae, aku tahu aku harus mulai berpikir logis.
Tentang bagaimana kehidupan kita nantinya.
Suatu saat perlahan tapi pasti kita akan disibukkan dengan urusan kita masing-masing. (Ah aku lupa apa aku pernah mengatakan ini sebelumnya. Karena seingatku aku sudah menulis banyak sekali di esai-esai sebelumnya. Tapi aku akan tetap menulisnya sekarang.) Dengan keluarga kita masing-masing. Itu sudah pasti bahwa nantinya kita akan menikah, punya anak dan mencurahkan sebagian waktu kita untuk mereka.
Perlahan, kepedulian kita pada satu sama lain akan berkurang. Mungkin nanti aku hanya akan membaca sekilas berita tentangmu, bahkan tidak membacanya sampai habis ketika tiba-tiba suamiku memanggilku karena membutuhkanku atau anakku menangis karena lapar. Aku akan meninggalkannya begitu saja, tanpa ingat untuk membaca artikel tentangmu lagi.
Atau di lain waktu, aku akan mendengar berita tentangmu yang akan datang menggelar konser. Tapi mungkin aku tidak lagi terlalu peduli. Tidak memiliki keinginan untuk menonton. Tidak lagi terlalu gelisah saat tidak bisa datang untuk menonton konsermu.
Aku tidak akan mengikuti informasi terbaru tentangmu. Tidak sempat mendownload lagu barumu, menonton video variety terbarumu dan lainnya.
Semua itu akan berkurang seiring waktu. Ketika dimana aku akan selalu sibuk dengan apa yang ada di dunia nyataku. Suatu hari nanti itu akan terjadi. Suatu hari nanti aku akan berhenti menjadi konsumen yang menikmati setiap produk yang kau persembahkan. Berhenti berkhayal bahwa aku akan memiliki suami sepertimu.
Tapi yang aku mau, bahkan jika itu terjadi aku tidak akan pernah melupakan sosokmu. Dan sosok yang lainnya. Aku tidak ingin melupakan rasa kagumku padamu. Dan aku tidak ingin melupakan tentang fakta bahwa aku pernah dengan bangganya mengatakan pada banyak orang bahwa aku adalah bagian dari ELF, fandom SUPER JUNIOR. Bahwa aku adalah bagian dari tim biru safir bahkan ketika namaku tidak akan pernah ditemukan di situs fandom resmi manapun. Bahkan ketika aku tidak pernah mengeluarkan uang sepeserpun untuk membeli tiket konser atau album.
Aku pikir suamiku di masa depan pasti akan tahu beberapa cerita tentangmu, karena aku akan menceritakannya. Tapi yang aku tidak yakin bahwa anak cucuku akan tahu cerita tentangmu. Tapi jika suatu saat anakku bertanya padaku tentangmu, aku harap aku dapat menjawab, 'Dia orang yang mengajari ibu bahwa hidup pantas diperjuangkan nak. Dia orang yang luar biasa bagi ibu.'
Bae, semua pemikiran itu datang padaku secara tiba-tiba. Aku tidak bisa menghentikannya. Aku sudah dewasa dan aku tahu semua itu cepat atau lambat akan terjadi. Apa kau juga pernah memikirkannya bae? Atau kau sedang memikirkannya?
Benar apa yang kukatakan bukan bae? Semua akan berakhir.
Mungkin tidak sekarang, tapi nanti.
Jadi sekarang, saat kita masih bisa bersama. Saat satu sama lain dari kita masih belum terikat dengan urusan keluarga secara resmi, mari terus membuat kenangan indah. Mari kira jalani semuanya seolah kita akan kehilangan waktu kebersamaan kita besok pagi. Tapi, sekarang kau masih bertugas. Kalau begitu, mari kita buat kenangan itu ketika kau sudah menyelesaikan masa tugasmu. Aku ingin melihatmu berdiri di antara semua member Super Junior hingga akhir. Aku ingin kau kembali secepatnya setelah menyelesaikan masa tugasmu.
Karena aku merindukan Evil Magnaeku,
GameKyuku,
Caramel Macchiatoku.
Aku merindukanmu.
Jadi jaga diri dan cepatlah kembali dalam kondisi sehat.
Karena aku menunggumu.
Dan yang lainnya juga selalu menunggumu.
End
KAMU SEDANG MEMBACA
Essay For Cho Kyuhyun
Non-FictionTuhan memberimu kehidupan kedua bukan tanpa alasan. P.S : Nonfiksi, hanya sebuah curahan hati