Aku yang berkalang tanah
ketika mati tak lagi kenal jumlah
raung merdeka membakar segala
menghadapNya berselimut Sang Saka
membingkis merdeka untuk kaubawaAku yang berkalang tanah
melepas hidup dan mendamba
nusa dipeluk pucuk-pucuk ksatria
dibawanya mendaki pijakan sejahtera
sampai di puncak dengan rahmat-NyaAku yang berkalang tanah
aku bisu tapi tak buta
Ksatriaku gugur di kala muda,
gugur dengan roh yang masih bersemayam
berjalan gontai dalam rajukan belaka
melepas peluk hangat bagi nusaAh, mungkinkah kau lupa
merdeka kubingkis dengan darah dan nyawa
asa yang panas dan berapi?
Kau ambisi tanpa mencinta yang kurasa
Kau membeku, solidAku yang berkalang tanah
sebuah kenangan yang hampir punahAku yang berkalang tanah
kini sebuah peringatan semata.Tangerang, Agustus 2014
A/N: puisi ini pertama kali saya poskan di grup Facebook "Komunitas Bisa Menulis" dengan nama pena Silvia Indriani.
"SELAMAT HARI PAHLAWAN"
- 10 November 2017 -