3. Aku Yang Berkalang Tanah

15 2 0
                                    

Aku yang berkalang tanah
ketika mati tak lagi kenal jumlah
raung merdeka membakar segala
menghadapNya berselimut Sang Saka
membingkis merdeka untuk kaubawa

Aku yang berkalang tanah
melepas hidup dan mendamba
nusa dipeluk pucuk-pucuk ksatria
dibawanya mendaki pijakan sejahtera
sampai di puncak dengan rahmat-Nya

Aku yang berkalang tanah
aku bisu tapi tak buta
Ksatriaku gugur di kala muda,
gugur dengan roh yang masih bersemayam
berjalan gontai dalam rajukan belaka
melepas peluk hangat bagi nusa

Ah, mungkinkah kau lupa
merdeka kubingkis dengan darah dan nyawa
asa yang panas dan berapi?
Kau ambisi tanpa mencinta yang kurasa
Kau membeku, solid

Aku yang berkalang tanah
sebuah kenangan yang hampir punah

Aku yang berkalang tanah
kini sebuah peringatan semata.

Tangerang, Agustus 2014

A/N: puisi ini pertama kali saya poskan di grup Facebook "Komunitas Bisa Menulis" dengan nama pena Silvia Indriani.

"SELAMAT HARI PAHLAWAN"
- 10 November 2017 -

Mencicip KesangsianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang