10. Delapanbelas Desember

6 0 0
                                    

Berbaris torehan dari kebisuan
mengalun dalam indah dan kesakitan
Jerit di keheningan kaubalut romansa
Terlalu tebal untuk koyak
Terlalu solid untuk pecah

Aku buta,
tuli...
Melihat saat terlanjur koyak
Mendengar saat terlanjur pecah

Aku lalai
Pedih penghujung hari siasia disesali
Aku terkoyak dan pecah
berpeluk serpihan sakitmu

Gemetar jemariku memungut sisa duka
Tak dapat kusatukan serpihannya
Hanya mampu mengutuk mata dan telinga
Mencari celah di hati untuk rela

Ma'afkan aku karena telah buta
Ma'afkan aku karena telah tuli
Habis dayaku antarkanmu lepas lelahmu
Lunglai dan rapuh di hari bayu berembus pilu

Ma'afkan aku.

Tangerang, Januari 2018

Tangerang, Januari 2018

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mencicip KesangsianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang