6. Balada Es Campur

6 2 3
                                    

Habis kata, mulut membusa
lalu apa?
Menenteng toak dan melatahi orang?
Tak puas, lantas bikin api unggun dimana-mana

Esok atau setahun lagi,
atau seabad lagi, apa bedanya?
Baik jadi hantu saja!
Toh, Tuan lebih suka tokek bernyanyi
ketimbang tawa anak sendiri,
apalagi suara tangis

Es campur di pinggir jalan
satu sendok pun Tuan tak habis
Sisanya meleleh, disemuti
mana peduli?

Ah, nasib!

Tangerang, Februari 2011

Mencicip KesangsianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang