2. Mati

7 3 6
                                    

Menghentakku dalam samar hari
melompati garis tipis;
jeda antara Kau dan aku
Meresap dalam pilu,
menanam ikhlas di hati:

aku sudah mati

Tertatih mengikis waktu,
rapat terbelenggu kelam harap
Retak kalbu mata melekat
cumbui sayap-sayap patah
mendamai berkalang gersang bumi

Di ujung cahaya-Mu aku memupuk
kepingan asa dan berinya bentuk
Namun andaipun sepekat darah,
tetaplah menunduk dan rebah
di dasar palung
temani suram
hingga masa bertiup
dan menghitam

Hitam...

Dalam hitam ia mengalun, menghambur
tenang bersahaja di pelukan-Mu
Memecah lagi kepingan
kian merapuh,
terenyuh,
jatuh,
remuk tak berbentuk

Dan di akhir gelap-Mu
kumengapit jiwa
dan hati berserakan,
berdesau lirih mengemis
menanti kepastian

Bila tiba cahaya sang pagi,
aku tahu, Tuhanku,
aku sudah mati

MATI

Mati dari rapuhku
meremas jiwa sepenuh kemarin
Mati dari jatuhku
menyayat diri semalam sungguh

Maka menghentakku dalam samar hari
melompati garis tipis
dari hidup menuju mati

Mati rasa untuk berhenti.

Tangerang, Maret 2014

Mencicip KesangsianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang