Part 3

349 77 38
                                    

happy reading dan maaf typo tetap berserakan...

Beberapa bulan kemudian

Seohyun sudah lulus dari kampusnya dengan nilai yang sangat sempurna yaitu 3,8. Sekarang dia sudah bisa dengan bangga menyematkan gelar Bachelor of Arch. di belakang namanya.

"Seohyun, ikut Appa sekarang."

"Ne, Appa." Seohyun mengikuti sang appa ke ruang kerjanya

"Duduklah, Nak."

Seohyun langsung mendudukkan tubuhnya di sofa yang terdapat di ruangan kerja ayahnya. Terlihat wajah tegang Seohyun karena tidak biasa sang ayah mengajak ke ruangan kerjanya, kalau tidak ada hal penting yang harus dibicarakan.

"Seohyun, sekarang kau sudah lulus kuliah. Appa harap mulai besok kau bisa bekerja di perusahaan."

"Tidak, Appa. Aku tidak mau. Mengurus perusahaan bukan keahlianku. Lagipula aku kuliah di jurusan arsitektur, bukan jurusan bisnis."

"Meskipun kau kuliah di jurusan arsitektur, kau harus bisa mengurus perusahaan. Kalau bukan dirimu, siapa yang akan mengurus perusahaan Appa bila Appa pensiun nanti?"

"'Kan ada Donghae Oppa, Appa."

"Oppamu itu sudah sibuk mengurus perusahaannya sendiri. Kalau Appa menyuruhnya mengurus perusahaan Appa kasihan oppamu. Sekarang saja waktunya untuk bersama Eonni dan keponakanmu itu berkurang. Apa kau mau keponakan tersayangmu itu kekurangan kasih sayang appanya?"

"Aku tetap tidak mau Appa. Aku tidak mengerti masalah perusahaan. Apa Appa mau perusahaan yang Harabeoji bangun dengan susah payah hancur gara-gara aku?"

"Seohyun, mau tidak mau kau harus mau," ucap Tn. Seo tajam, "kalau kau tetap tidak mau, kau harus menikah. Biar nanti suamimu yang mengurus perusahaan keluarga kita. Tidak ada penolakan."

"Aish, Appa menyebalkan," desis Seohyun.

"Terserah, pilih salah satu. Kau mengurus perusahaan atau kau menikah. Appa beri waktu 1 minggu untuk kau berfikir. Kalau kau tidak bisa memutuskan juga, Appa akan coret namamu di daftar hak waris Appa," putus Tn. Seo tidak bisa diganggu gugat.

Seohyun langsung keluar dari ruangan kerja sang appa tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Dia terlalu kesal pada appanya. Sampai-sampai sapaan tidak dihiraukannya.

Seohyun mengendarai mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata. Dia terlalu kesal dengan keputusan sepihak appanya.

"Apa-apaan itu? Mengurus perusahaan? Pasti membosankan. Menikah? Pasti terikat, tidak bisa ke mana-mana. Aku masih muda, masih ingin hidup bebas. Tapi, kalau tidak memilih keduanya, aku tidak akan mendapatkan apa-apa. Aku bukan yeoja matre, tapi aku juga masih membutuhkan uang Appa. Aish, ini membuatku pusing. Mana Appa hanya memberikan waktu 1 minggu lagi. Menyebalkan. Appa tidak adil." gerutu Seohyun sambil masih tetap mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi.

Untung saja jalanan di Seoul sepi, dikarenakan belum jam pulang kantor. Seohyun kemudian berhenti di sebuah apartemen yang terlihat mewah. Dia langsung turun dari mobilnya. Sambil terus berjalan, Seohyun mengambil ponselnya dari dalam tasnya dan menghubungi seseorang.

***

Jong Oppa, aku merindukanmu. Krystal berkata dalam batinnya.

Nado, Oppa juga merindukanmu dongsaeng-ah. Kau baik-baik saja 'kan di sana? Kyuhyun Hyung tidak membentakmu lagi 'kan?'

Tidak, Oppa. Setelah Appa memarahinya, Kyu Oppa tidak berulah lagi. Krystal terkikik geli karena membayangkan saat sang appa memarahi Oppa tersayangnya.

Baguslah, kalau seperti itu. Di mana dia sekarang?

Hm. Entahlah, aku tidak tahu. Oppa, kapan kau akan menengok aku ke sini?

Kau saja yang ke sini, bagaimana? Kedua orang tuamu dan para sahabatmu di sini pasti merindukanmu, Krys. Jangan terlalu betah di dunia manusia itu.

Baiklah, nanti kalau aku libur kuliah aku akan pulang dan mengajak Kyuhyun Oppa juga. Hah. membayangkannya saja, aku sudah senang Oppa. Berenang bersama ikan-ikan lagi. Aku sudah tidak sabar.

Cepatlah pulang kalau begitu, Krys. Sudah dulu, ya. Oppa dipanggil Yang Mulia Raja. Salam untuk Kyuhyun Hyung.

Huum. Nanti aku sampaikan. Salam juga untuk semuanya yang di sana ya Oppa.

"Aku merindukan kalian."

Ponsel Krystal bergetar. Tidak membutuhkan waktu lama untuk Krystal menemukan ponselnya. Setelah melihat siapa yang menelepon, Krystal langsung menggeser tanda hijau di ponselnya.

"Akhirnya kau mengangkat teleponku juga, Krys. Kau ke mana saja? Eonni sudah berada di lobby apartemenmu. Cepat katakan ada di lantai dan nomor berapa apartemenmu itu. Petugas disini tidak mau memberi tahu Eonni." Cerocos Seohyun di ujung telepon.

"Eonni, kau ada di bawah? Baiklah, aku kebawah sekarang."

Aduh, bagaimana ini? Kyuhyun Oppa 'kan melarang aku membawa teman-temanku ke apartemen. Tapi, Seohyun Eonni 'kan bukan temanku, dia sahabatku. Lagipula Oppa juga sudah kenal dengan Eonni. Jadi, tidak mungkin Oppa marah. Krystal membatin.

Seohyun dan Krystal langsung masuk ke apartemen. Seohyun mendudukan tubuhnya di sofa. Mata gadis itu terpejam beberapa saat.

"Krys, Appa jahat. Aku benci Appa," ucap Seohyun tiba-tiba sambil membuka matanya.

"Wae Eonni? Kau tidak boleh bicara seperti itu. Ayo ceritakan semua masalahmu padaku. Siapa tahu aku bisa membantu. Kalau pun tidak, itu akan membuatmu merasa lega."

Seohyun terus saja membicarakan tentang keinginan sang appa yang dianggapnya tidak adil. Krystal mendengarkan seluruh cerita Seohyun tanpa berniat memotongnya. Karena dia tahu, yang diinginkan Seohyun sekarang adalah ada yang mendengarkan ceritanya.

"Aku punya ide, Eonni," ucap Krystal tiba-tiba sambil berteriak, "bagaimana kalau Eonni menikah saja dengan oppaku?"

"Tidak, Krys. Eonni tidak mau. Eonni juga tidak mengenal oppamu itu 'kan? Lagipula, Eonni ingin menikah dengan namja yang Eonni cintai dan mencintai Eonni."

"Tapi, aku pernah membaca sebuah novel yang isinya ada kata-kata seperti ini lebih baik pacaran setelah menikah daripada pacaran sebelum menikah."

"Ya ampun, Krys. Itu hanya ada dalam cerita-cerita di novel."

"Padahal, aku ingin Eonni yang menjadi kakak iparku. Hm ... Atau kalau Oppa membantu Eonni, kau tidak keberatan 'kan?"

"Kalau itu, rasanya Eonni tidak keberatan Krys. Eonni setuju. Tapi, bagaimana kalau oppamu yang tidak setuju?"

"Eonni tenang saja, urusan Oppa serahkan saja padaku. Yang penting Eonni setuju saja dulu."

"Baiklah, Eonni setuju," ucap Seohyun, "kalau begitu, eonni pulang dulu ya?"

"Ne, hati-hati di jalan Eonni," balas Krystal di ambang pintu apartemennya.

tbc

maaf ya di part ini Kyuhyunnya gag muncul. Kyuhyunnya lagi bersembunyi dulu di dalem gua, hihi...
dan maaf juga kalo part ini tidak sesuai dengan apa yang kalian harapkan.

Merman in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang