Chapter 4

25 13 11
                                    

Setelah mengantarkan Rehan teman Fatar. Keluarga Afisya menuju ke kediamannya,  menyambut Fatar dengan beberapa makanan buatan sang mamah, bukannya Fatar yang melahap habis malah Afisya yang terlihat lebih rakus disini.

"Perasaan gue yang kangen masakan rumah. Kok berasa elo yang abis gak makan makan masakan rumah ya"

"Emm.. Kek ada yang ngomong tapi gak ada wujudnya"

"Gue bakalan kutuk lo jadi batu."

🌸🌸🌸

Paginya Afisya sudah bersiap untuk pergi kesekolahnya, gadis itu menuruni satu persatu tangga yang ada, ia melihat beberapa orang sedang bercengkrama di ruang tamu. Ia melihat Ayahnya, Fatar dan pria kemarin yang mengaku sebagai teman Fatar dibandara.

"Pagi." Ucap riang Afisya, tiga orang yang berada di ruang tamu menoleh menatap gadis yang kini sedang tersenyum sembari kedua tangannya menarik sisi kanan dan kiri dari tas nya.

"Eh Fisya sini dek" Panggil pria paruh baya yang tak lain adalah Ayah Fisya, detik kemudia Fisya melangkahkan kakinya mendekati ketiga pria tersebut.

"Loh!" Gadis itu hampir saja terjengkang.

"Muka lo kenapa bang! Haha" Lanjut Fisya diiringi tawa yang menggema di penjuru ruang tamu. Melihat muka Fatar yang kini merah-merah seperti dikecup nyamuk membuat Afisya tidak bisa menahan tawanya.

"Ish. Gue alergi bego!" Fatar menatap adiknya kesal.

"Oh! Lo makan seafood gue kamaren kan? Mampus."

"Tau rasa lo"

"Bahagia amat lo liat gue gini" Fatar mengusap bagian tubuhnya dengan tangan kirinya lalu menempelkannya ke lengan tangan Fisya yang telanjang.

"Ih. Apaan dah penyakit pria gagal move on itu cepat menular" Fisya menghentak-hentakan kakinya.

"Berisik, ya ampun sehari ketemu udah berantem lagi." Ucap Mamah Fisya yang datang dari arah dapur membawa minuman untuk tamu-tamunya.

"Tuh mah si kaleng rombeng"

"Eh!..."

"Udah udah. Lihat tuh papah kamu sama nak Rehan melongo aja lihatin kalian berantem" ucap sang mamah menaruh gelas-gelas berisi aur kemeja ruang tamu.

"Hehe.. Btw papah pulang kapan?" Fisya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Gadis itu mulai meminum jus jeruk dihadapannya.

"Jus gue!"

"Minta elah pelit banget, pas cewek lain minta hati dikasih, gue cuman minta jus marahnya kek mau nelen batu, lo bang" Cletuk Fista, jangan tanya reaksi Fatar, pria itu kaget dan hampir ingin berucap kasar. Namun dipotong oleh sang Papah.

"Papa pulang semalem kalian udah tidur." Mendengar ucapan Papahnya Fisya manggut-manggut. Papahnya ini jarang pulang udah kek bang toyib kan, sebab akhir-akhir ini perusahaan sang papah mengalami penaikan, bisnis barunya dibidang kuliner kini membuka cabang diluar negeri yaitu di Singapur. Gak nyangka orang Singapur ternyata doyang seblak dan mi tiaw aseekkk.

"Bang anterin" pinta Fisya kepada Fatar

"Lo buta, gue merah-merah gini nganterin elo." Sembur Fatar,

"Lah terus gue"

"Oh! Papahku ya yang mau nganter" Fisya tersenyum menatap papahnya

"Papah harus ke cabang bekasi dek"

"Yah terus.."

"Bareng nak Rehan aja gimana, dia juga mau ke kampus" Ucap Papah Fisya, Rehan tercengang. Sedari tadi pria itu mendengarkan ucapan keluarga ini sembari memainkan ponselnya.

STUCKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang