03

6 0 0
                                    

Sampai suatu saat ada seseorang kaka kelas...
Saat itu gue sedang sibuk-sibuknya ngurus acara buat natal. Dan kakak kelas itu adalah pengisi acaranya, kita bertemu dan berantem sampai tiada hari tanpa bertengkar. Di telepon, di sms bahkan jejaring sosial pun kita selalu bertengkar. Namun itulah yang buat gue sama-sama merasa rindu saat tidak bertemu dan berantem, dan saat itulah cinta sama-sama menyatukan kita *ciah* :D
Ya dia adalah Kevin, siswa kelas XI sekolah kami yang terkenal sebagai trouble maker, peduli setan saat ini hanya cinta yang kami tahu dan cinta diatas persamaan itu juga lah yang membuat gue melupakan janji pada someone dimasalalu gue, dia adalah Jadshu pacar masalalu gue di SMP.
Kami jadian dimalam natal, kami benar-benar bak pasangan dimabuk cinta malam itu.Tak ada yang bisa memisahkan kita selain maut, ciyeeeehhh... *jomblo harap tutup mata dibagian ini* :)

Namun kemesraan itu tidak berlangsung lama, waktu dan komunikasi lah yang menyebabkan adanya orang ketiga dan kelima dalam hubungan ini. Gue sanagt-sangat depresi kenapa hubungan yang dilandaskan dengan cinta yang tulus, persamaan agama dan latar belakang berakhir secepat umur jagung? Mengapa? Mengapa Tuhan? Mengapa saat yang berbeda agama dengan sangat kuat mempertahankan cinta mereka tapi kami yang usdah sama kau biarkan berakhir Tuhan??? :(

Rasa sayang itu tetap sama, sampai ada seseorang anak dari kelas X AP 1. Yang saat itu menjadi bendahara di Extrakulikuler Rohis (Rohani Islam) mulai menghiburku. Tiap kali kita bertemu dalam rapat-rapat agama islam disekolah kami bercanda, saking seringnya kita bercanda hingga gue punya sebuah nama panggilan khusus buat dia yaitu tomaat, ntah hanya karena seringnya kita bercanda hingga kata-kata itu selalu muncul atau karena dia mulai spesial dihati gue. Karena pembawaannya yang humoris dan perhatiannya yang ekstra membuat perlahan hati gue melupakan kak Kevin, pacar pertama disekolah ini yang membuat gue sadar bahwa persamaan didalam agama dan suku belum tentu bisa menjadi pondasi dalam menjalankan suatu hubungan.

...

Tanpa gue sadari, rasa sayang dan nyaman saat berada disampingnya membuat gue nyaman.
Jadian! Ya, ironi memang, saat seorang anggota Rohani Islam berpacaran dengan seorang anggota Rohkris atau Rohani Kristen. Dan semenjak detik itu kita menjadi bincangan satu sekolah, teman-teman dia yang kebanyakan beragama muslim risih, begitu juga teman-teman gue. Namun cinta yang membuat kita bersatu ditengah perbedaan yang berat. Agama pun tak terasa mengganggu, kami tetap bersama bahkan sampai kami naik ke kelas dua sekolah menengah atas. Di kelas dua pun kami makin mendapatkan cobaan bagi hubungan kami yang berbeda keyakinan ini. Temannya yang semua baik-baik saja dengan hubungan kami mulai menunjukkan ketidaksukaannya pada gue. mereka yang beragama muslim sangat tidak rela jika seimannya berpacaran dengan agama gue, kristen.

Namun sekali lagi cinta, cinta lah yang membuat kita bisa bertahan dalam berbagai keadaan pahit ini, cinta pula yang menggerakkan hati seorang manusia, menggerakkan hatinya untuk mengucapkan selamat natal kepada keluarga kami saat hari natal tiba dan cinta pula lah yang membuat gue mampu menemani, menyemangati dia dalam menjalankan Puasa Ramadhan, mengunjungi rumahnya sekedar untuk bersilahturahmi dan bahkan hanya untuk sekedar menemani buka puasa bersama.

Kita seakan bisa melewati jurang pemisah tersebut sampai kita naik ke kelas tiga SMA. Setahun lebih sejak di kelas satu semester akhir kita lewati berdua, suka duka dan pengorbanan satu sama lain membuat kita sangat dekat dan saling memiliki. Tak ada lagi yang disembunyikan. Segalanya terbuka, bahkan sampai masalah sekecil apapun.

love different religionsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang