Hari Kedua

230 56 8
                                    

"Ar?!! Bangun sayang, ini udah siang, kamu gak sekolah?" Teriak mama dari luar kamar.

Aku tersentak, lalu bangun mendengar suara mama. Kemudian aku melirik jam weker yang berdiri kokoh di atas meja, samping tempat tidurku.

Mataku yang tadinya kriep- kriep layaknya mata ayam saat senja, melotot seketika.

"Pukul 06.45??!!!!!!,, Astagaa Mamaa, 15 menit lagi masuk sekolah, kenapa mama baru bangunin sekarang sih?" rengekku kesal.

"Hei!! mama udah dari tadi teriakin kamu, kamunya aja yang kaya lucky". Ucap mama membalas komentarku.

"Lucky?" Suaraku mulai mengeras.

Aku tau nama tersebut. Sekarang, dia sedang berada di teras rumah menikmati aktivitasnya rutinnya. "Bobo badai".

"Dia adalah anjing bulldog peliharanku, yang kurawat sejak umurnya masih 2 bulan."

"Oooo,, jadi mama nyamain aku sama lucky??" Raut wajahku berubah.

"Hahahaa, engga dong sayangg. Kamu itu anak mama yang paaaalinggg ganteng. Raajinn lagi" Sahut mama sambil menghampiriku.

"Udah sana mandi, katanya telat."

"Ooo iyaa. Mama sih pagi pagi udah ngajak debat." Jawabku, mengambil handuk lalu lari ke kamar mandi yang masih berada di dalam kamar luasku.

"Ini roti bakarnya mama tarok di atas meja yaa!!!" Suara samar mama yang masih terdengar di telingaku.

"Iya Ma." Sahutku, dalam hati.

                          ***
Aku berdiri di suatu ruangan besar yang diisi oleh banyak meja guru.

"Kamu ini, baru kemarin sekolah, sekarang udah terlambat. Masih niat sekolah disini?!" Tegur guru tersebut.

"Masih Bu." Aku menunduk.

"Sudahlah, saya paling malas melihat murid yang malas seperti kamu."

Aku terdiam.

"Sekarang, kamu kembali ke kelasmu. Dan minta maaf pada guru yang sedang mengajar disana." Perintahnya.

"Baik Bu." Lalu berjalan menuju pintu.

Baru aku memutarkan badanku, dan berjalan beberapa langkah, guru tersebut berucap kembali.

"Hei, siapa nama kamu?!" Tanyanya.

"Arkas Bu." Jawabku, setelah memutar kembali posisi tubuhku

"Hari ini adalah hari pertama dan terakhir kalinya kamu terlambat. Saya tidak mau dengar lagi ada murid yang terlambat, apalagi kamu."

"Baik Bu."

"Yasudah."

Mendengar ucapan tersebut, aku langsung berjalan kembali menuju pintu, dan berharap ia benar benar menyudahi ucapannya.

Aku meninggalkan guru tersebut sendirian di ruang guru I, karena guru guru lainnya memang sedang mengajar. Aku akui, guru- guru di sini memang sangat rajin mengajar, tidak seperti guru- guru di mantan SMPku.

Saat berjalan di koridor, amarahku memuncak.

"Sial!!! Baru telat sekali aja udah dimarain abis abisan, apalagi sampe 10 kali." Ketusku kesal, Dan tanpa sengaja jariku menunjuk tong sampah di dekatku.

Hilang, lenyap tanpa jejak.

Aku salah tingkah dan memperhatikan keadaan sekitar.

Untungnya semua murid dan guru sedang berada di kelasnya masing masing.

"Syukurlah." Ujarku. Kemudian berjalan gugup menuju kelas.

                           ***

Tanpa Ar sadari, terdapat seorang guru berwajah tirus,  disertai tahi lalat di pelipis kanannya telah berada di belakangnya sejak tadi.

Dan Rupanya, guru tersebut telah melihat apa yang baru saja  ia perbuat.

                           ***

Guys, gimana chap 3nya? Rahasia Ar selama 10 tahun kebongkar gak ya???*-*

An Unreal REALITYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang