Perkenalan Semu

47 5 0
                                    

-Tidak nyata tapi membekas-
Larisa

Kalian tau bagaimana sibuknya sekolahan ketika mendekati Ujian? Itu yang aku rasakan sekarang. Semua orang sibuk membersihkan kelas untuk digunakan ujian. Tapi tidak dengan kelasku.
-----
Aku melongo ketika melihat kartu ujianku. "Dih kenapa satu ruangan sama Angga." Pelajaran ga pernah ikut dan Ujian hadir tanpa menyapa baiklah ujian kali ini harus menyenangkan meskipun satu ruang dengan manusia semacam dia.
-----

Bel berbunyi lebih awal untuk mengakhiri pelajaran hari ini. Aku menyusuri koridor sendirian. Melihat kartu ujian dan HP di tangan kananku.
"Hmm aku hubungi Silvia sajalah mau tanya apa bener dia juga sama ruangan denganku?"
"Drrt.. drrtt.."
Kubuka pesan dan kubaca. Ternyata betul aku satu ruangan dengannya.
----
Larrisa POV
Kenapa ya akhir-akhir ini aku seperti kenal dengan sosok lelaki itu. Padahal kita memang tidak mengenal satu sama lain. Hanya saja aku tau namanya. Angga.. Lelaki itu memang terlihat biasa saja. Tapi kenapa ada yang berbeda ketika mata kita beradu tatap, semu semua terlihat tidak nyata. Tersirat dan ah aku merasa benar-benar berbeda dengan perasaanku kali ini.
------------

Drrt.. Drrttttt... Drrttt..
P
P
P
P
P
P
P
"Woy.. Keluar ayo JJM!"
"Satnight beb!"
"Otw rumahmu!!!!"

From : Irsaaaaaambaar

Aku tertawa melihat pesan barusan dikamarku. Aku hampir lupa jika sekarang malam minggu, lupa pula jika malam ini aku janjian dengan temanku.
"Mah, aku keluar dulu ya sama Irsa ga lama kok"
"Hati-hati jam sembilan sudah pulang!"
"Okee mah.."
Aku keluar bersama teman-teman mencoba menikmati malem minggu, yang biasa didominasi kaum pecandu asmara. Tak ada istimewa kali ini, kecuali aku melihat sosok itu(lagi). "malem-malem kaya gini aja masih bisa ketemu sama dia? masyaallah." gumamku dalam hati.
Oh tidak! kenapa perasaan ini tiba-tiba muncul. Aku tidak mengerti, bahkan kita sekedar saling sapapun tidak. Aku bergegas mengajak temanku pulang kebetulan sudah larut dan aku ingin segera menjauh dari zona penuh teka-teki hanya karena lelaki itu.
-
-
-
Minggu berlalu dan Senin datang. Setiba disekolah aku tidak langsung menuju ruangan ujianku. Aku masih malas jika harus bertemu dengan lelaki itu. Aku takut perasaan aneh ini semakin menggebu-gebu.
"Lar, ke ruangan yuk liat tempat duduk. Ayolah kek doi lo ngerti aja lo tunggu!" mulut temen emang kaya gitu kalo ngomong, suka seenaknya. Kaya aku punya doi aja Rere bilang gitu. Aku mendengus kesal dan mengikutinya menuju ruangan. Di ruangan aku mencari nama demi nama yang tertera namaku, tak lama aku menemukan dimana tempat duduku. Dan ternyata? Aku duduk didepan sendiri.
Sial! Sudah jatuh tertimpa tangga pula. Pepatah itu memang pantas untuk diriku saat ini.
-
-
-
-
Bel tanda ujian selesai.
"Brukkk." lelaki itu menabrakku tanpa mengucap sepatah kata dan tanpa melalukan apapun. Semacam menolong pun tidak.
"Maaf ya, aku yang ga liat lo, atau lo emang pura-pura ga mau minta maaf karena lo udah bikin gue jatoh?" aku benar-benar sudah dipermalukan dengan sikap sok acuhnya didepan orang banyak.
Dia pergi tanpa mengucap kata dan berusaha menolong atau meminta maaf.












Halo-halo kenalin aku baru mau nyoba nulis. Maaf kalo masih ada salah atau ga nyambung + Gaje:v Semoga berkenan😙😙 (proses belajar)
-Butuh Kritik dan Saran-

HurtsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang