Terluka

39 4 4
                                    

Jika tak suka katakan. Aku bukan orang yang suka berpura-pura~

  Jangan terlalu dingin saat berjumpa denganku. Lagipula kau tak ada rasa denganku. Jangan terus seperti itu. Nanti aku bisa hipotermia jika kau dingin terus.
 
  Aku hanya ingin mendengar dari mulutmu. Untuk mempertegas bahwa semuanya memang tak ada. Termasuk harapanku terhadapmu memang tak akan terjadi. Jadi katakanlah. Bukankah selayaknya seorang lelaki memulai terlebih dahulu? Lalu bagaimana jika diriku yang terus saja memulai agar dirimu mau mengerti.
 

------

  Sepersekian detik tak ada yang mau berusaha melepas kontak mata. Tidak diriku tidak juga denganmu. Seandainya dirimu tau. Ketika mata saling tatap seperti pisau menancap dihati. Menggores luka tanpa terlihat. Aku tau kau biasa saja. Tapi tidak denganku. Sungguh. Aku terlanjur jatuh semakin dalam karenamu.

Dan kau tak berniat untuk sekedar mempertegas? Mau lo apasih - Batin Larissa

"Eh anjir tatapannya dalem banget."

"Gausah diliatin napa baper ntar"

"Udah cukup gatega hayati liatin kisah lo. Ribet"

dan bla bla bla celotehan temen saat itu. Dia pergi menjauh, aku kecewa dengan diriku sendiri. Mengapa? Karena aku tak mampu sedikit saja menekan rasa ini. Membuangnya jauh-jauh agar tak terus saja menyakitiku.

---

Beberapa saat yang lalu kita sempat bertukar pesan. Aku sedikit menyinggung perihal rasaku.
"Ngga, kalo sikap yang menurutmu mengganggu katakan saja. Nanti ndak gimana gitu sama hatimu."

"Kok malah sampe bahas hati e"

Dipesan saja dia tidak ingin membahas masalah itu. Tapi aku ingin kejelasan. Jika tak ingin diperjuangkan katakan. Semacam semua terlihat mudah dimatanya. Aku mengira dibalik dirinya yang terlihat gagah notabene sebagai pelatih petarung. Kenapa ia tidak tegas perihal perasaan.

"Seandainya lo tau. Bagaimana kerasnya gue yang menahan perasaan agar tidak meledak dihadapanmu ketika berjumpa." -Larissa

----
Sampai aku tau kenyataan bahwa Mey juga punya rasa yang sama dengan Angga. Bahkan melebihi dari sekedar teman hubungan mereka. Tapi kenapa selama ini Mey terlihat mendukungku. Menjadi tempat berbagi keluhkesahku perihal Angga.

---

Yang mereka mau dari perasaan aku apa? Mereka ingin aku terluka bertubi-tubi? Dan mereka menertawakan aku karena masih sama menaruh rasa?

Ya Allah ya rabb..

Aku memang sudah terluka bertubi-tubi karena sejak pertama aku tau tentang kebenaran yang sebenarnya.
Ketika perasaanku tak pernah sedikit kau hargai? Bukan sekedar fatamorgana yang fana mata menatap lelaki penuh misteri yang melukai hati. Aku mencoba ikhlas tentang semuanya. Semuanya yang tak akan kembali sama. Semua sudah terlanjur tersakiti. Meski tak secara langsung. Kau sudah membuatku terluka. Tidak hanya dirimu saja Anggara Sapura tapi kau juga Mey. Aku pikir kalian memang baik~ baik dalam menanggapi hati yang mengharap.
-Larissa

Dan kalian tak cukup melukai wanita ini. Mey kau juga melukai kekasihmu yang percaya penuh terhadap kesetiaanmu. Kau tega merusak kepercayaan dua orang ini terhadap kalian berdua?

Dan kau Ngga? Kau tega merebut Mey dari kekasihnya. Apa tidak ada wanita lain yang kau cinta selain wanita yang telah memiliki kekasih. Kau tega melukai kekasihnya? Bagaimana jika kau berada diposisi kekasihnya?

Tak perlu aku bersusah payah untuk membalas perbuatan kalian. Aku rasa karma masih menjalankan tugasnya.








-hai guys... gimana? Tulisan yang sekarang? Udah lebih baik belum😭 tolong dong kritik dan sarannya🤗 aku tunggu-

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 11, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HurtsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang