"Larissa bangun, sudah jam segini!! Pantesan ngga ada yang mau anak gadis pagi hari masih males-malesan seperi ini!" tubuhku merasa bergoyang-goyang, suara Mama semacam alarm terhebat dan tak terkalahkan.
Aku bergegas mandi, jika tidak bisa-bisa terlambat sedangkan perjalanan untuk sampai kesekolah saja setengah jam. "Mampus gue. Apes bener baru pagi juga!" gerutuku sembari melihat arloji melingkar di pergelangan tanganku. Untung saja aku tidak terlambat. Meskipun aku harus mengorbankan jatah sarapan pagiku. Ujian hari kedua dimulai. Jeng.. Jeng.. Jeng.. Angga juga terlambat. Seakan alam memang menyiapkan untuk kita saling bertemu. Entah dalam situasi apapun. Menyebalkan!
Kami berjalan menyusuri koridor untuk ke ruang ujian bersama-sama. Meskipun tak saling bicara. Kali ini aku menemukan sosok dirinya yang berbeda. Dia baik terhadap siapapun dia tidak pendiam seperti yang kukira. Dia menyapa terhadap siapapun yang ia kenal.
Aku tersenyum ketika ia kembali menatapku. Meski tatapan itu dingin, hambar, datar dan menjengkelkan. Tapi ada sesuatu hal yang tersirat dalam sorot matanya.
Kali kedua, aku menemukan hal baru dari sosoknya. Dia mengajakku bicara. Deg!
"Eh kamu lagi, kok jadi sering ketemu ya?" Sontak aku terkejut mendengar pertama kali ia berbicara padaku dan sepanjang itu. Ah aku berlebihan.
"Eh iya, hoo anu. Eh iya ya kok sering ketemu. Lah emang kan kita satu ruangan. Hehe.." anjir grogi gue. kenapa malah jadi salting kaya gini.
"Jangan grogi. Kau sudah mengetahui namaku dari Silvia kan? Jadi gaperlu kenalan. Oiya perihal waktu itu aku menabrakmu. Aku minta maaf"What! Demi apa.. Demi kepiting rebus merah-merah yang kini beralih di pipiku. Ini sungguh mengejutkan.
"Silvia bilang ke kamu yaa, iya gapapa, aku ke ruangan duluan ya keburu pengawas datang." Aku menjawab sembari berjalan. Aku tidak ingin ia mengetahui betapa malunya aku beradu tatap dengan mata dingin itu.
Huh! Akhirnyaa
"Bunga-bunga cinta bermekaran ciee yang terus-teruan kepikirann.." Rere datang menghancurkan lamunanku karena peristiwa tak terduga tadi.
"Rese lo, ngagetin aja."
"Cieilah pipi lo kenapa tuh, pake blush on dari abang doi yee"
"Ih apaan gaada, dah sono duduk ke meja lo pengawas dateng!"
Rere kembali ketempat duduknya.
Pengawas datang ujianpun dimulai.
-
-
-
"Ke kantin yuk?" ajak Rere
"Bentar, ngambil duit!"
Sesampainya di kantin Angga juga ada. Oh Tuhan, kenapa akhir-akhir ini hampir setiap hari aku ketemu Angga.
Aku mengedarkan pandangan mencari tempat untuk duduk. "Re, kesana yuk sekalian aku mau cerita nih, soal cowo yang jaga stand minuman itu"Oiya. Sekolahku adalah Menengah Kejuruan dimana siswa dalam jurusan tata boga, mempunyai tugas yaitu menjaga salah satu stand dikantin sekolahku. Jadi tidak heran jika penjualnya siswa. Itu adalah bentuk dari menambah nilai dalam materi kejuruan.
-
-
-
Begitu mendapat meja untuk makan. Sebelum memesan aku menceritakan perihal Angga, dari awal aku bertemu hingga menjadi kebetulan bertemu setiap hari kepada Rere
Tapi apakah itu semua kebetulan, sedangkan yang ku tahu tak ada yang kebetulan. Semua sudah sesuai dalam skenario Tuhan.Part masih pendek yaa. Maaf yaa baru belajar, ngetiknya juga lewat hp😁😁
Semoga berkenan😙
-Butuh Kritik dan Saran-
KAMU SEDANG MEMBACA
Hurts
Genç KurguDia adalah bagian dari cintaku, bagian dari diamku, bagian dari berjuta harapan semuku. Yang aku tanya.. Kapan, perasaanmu bermetamorfosa menjadi pelengkap bagian cintaku yang tak sempurna?