Katanya rasa tumbuh karena sering jumpa~
Larissa
Perasaan yang sudah kuduga sebelumnya akhirnya menjadi nyata. Menjadi rasa semacam menaruh hati, tapi aku tidak bisa mendefinisikan. Aku masih membutuhkan waktu untuk dapat memastikan bahwa aku memang benar menaruh hati.
-
-
-
Aku menyukainya.
Atau hanya sekedar perasaan suka dan tak berujung pada jatuh cinta?Semuanya berubah, perlakuan sederhananya atau hatiku yang mudah jatuh hati hanya karena perlakuan sesederhana itu.
Aku tak tau pasti sejak kapan aku menyimpan rasa seperti ini.
Ujian kenaikan kelas sudah selesai. Tapi tidak dengan perihal Angga. Semuanya berlalu begitu cepat. Kejadian-kejadian tak terduga yang membuat diriku semakin jatuh hati pada lelaki itu.
Sampai-sampai aku sering menceritakan perihal Angga kepada Silvia dan Rere, dua sahabatku yang ku percaya tentang ini.
Katanya Angga cuek, Angga dewasa, Angga pekerja keras, dan Angga adalah seorang pelatih bela diri. Aku baru mengetahui soal itu dari Silvia.
Sebelumnya aku memang sudah mempunyai kontak dia. Kau tau? Aku bukan wanita yang mudah memulai percakapan terhadap lelaki. Tapi semua teman-teman yang kuceritakan perihal Angga. Memaksaku untuk mencoba menghubunginya.
"Siapa tau dibales Lar, ayolah coba aja."
"Gapapa, Angga bukan orang yang mudah mengabaikan tenang saja."
"Coba aja deh kenapa sih. Daripada lo ngagumin dia diem-diem. Dia gabakal ngerti kalo lo suka!"Begitulah teman-temanku jika ku ceritakan perihal Angga.
-
-
-
Aku mencoba berfikir ulang tentang omongan mereka, memang tidak ada salahnya aku mencoba.Sekitar pukul sembilan malam, aku ingat, aku mencoba menghubungi Angga.
"PING!!!"
Pertama aku gugup sekali untuk menekan tombol send. Bagaimana jika tak dibalas, bagaimana jika diacuhkan. Aku menutup ponselku dan menunggu notifikasi. Tak berselang lama. Ponselku bergetar menandakan pesan yang masuk.
"Gimana?"
-
-
From : Anggara SaputraJantungku berdegub kencang begitu tau dari siapa notifikasi itu. Aku bingung membalas apa.
"Angga, boga 4 kan? Terkirim
"Iyaa"
-
-
From : Anggara SaputraOh shit!
Aku benar-benar malas begitu tau ia hanya membalas seperti itu, tak mencoba bertanya. Siapa aku? Atau sekedar berbasa-basi denganku.Aku mebalasnya dengan topik lain. Mencari-cari sesuatu agar percakapan kita sedikit lebih panjang.
Tapi tetap sama saja. Angga memang sulit membuka hati, mencoba menjadi apa yang ia mau saja tetap tak terlihat.
Aku tidak mengerti apa yang Angga pikirkan tentang diriku. Kurasa aku nekat memulai percakapan itu semua. Tapi gimanapun juga. Aku pernah sekali mencoba mencurahkan isi hati menceritakan tentang masalahku. Tapi apa respon dari dia?
Dia membalas dengan memberiku semangat, seakan-akan dia tak ingin aku tumbang dalam masalah itu. Tapi itu terakhir Angga menjawab pesanku. Setelah itu ia tak lagi menjawab.
-
-
-
-- Masih pendek ya. Maafin ya masih belajarrr😊
- Butuh kritik dan Saran (ditunggu)😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Hurts
Teen FictionDia adalah bagian dari cintaku, bagian dari diamku, bagian dari berjuta harapan semuku. Yang aku tanya.. Kapan, perasaanmu bermetamorfosa menjadi pelengkap bagian cintaku yang tak sempurna?