Perang itu dimulai

1.6K 165 12
                                    

Di club,

Wayo dan kit bersama tiga teman lainnya, ingin menghabiskan malam ini dengan melepas stres dan meminum alkohol sampai puas.

" ai kit,  minumlah".
Satu orang teman lain suthee menuangkan bir ke dalam gelas kit.
" entah kenapa aku tiba tiba menyesal, masuk jurusan ini dan kena damprat habis habisan sama senior senior itu".wayo meminum satu gelas dalam sekali tegukan, ditaruhnya gelas itu keras.

" Mungkin mereka perjaka tua yang tidak bisa melampiaskan nafsunya dan kita menjadi korbannya". Kalimat bagus dari teman no.2 yang nge beo terpengaruh dengan alkohol.

Tiba tiba,

" Kami perjaka tua?". Ada lima senior tiba tiba datang, dan mendengar percakapan wayo and the geng.
Walhasil membuat wayo's geng salah tingkah , gugup dan merasa bersalah.

" Oh jadi kalian masih bisa minum, sedangkan besok pagi kalian harus ospek?". Ucap phana kesal.
" Dan kalian berani sekali membicarakan senior kalian di belakang ?". Lanjut phana.

Wayo yang uda setengah mabok,
"Nama juga ngomongin orang, ya di belakang lah.. Kalo didepan namanya ngobrol". Junior itu tertawa lepas, mendengar celetukan wayo.

" Oh baiklah ". Phana pesan tiga botol alkohol lagi, dengan senyum devilnya, phana and the geng seniornya memaksakan junior junior itu meminum tiga botol itu habis.
Kecuali kit yang dilindungi pangeran mingkwan.

" Ai pha.. Untuk yang satu ini jangan diganggu gugat, karena dia targetku".
Phana yakin teman satunya yang ini sudah di mabok cinta bukan di mabok alkohol lagi.
" kitty .. Pulang sekalian bawa teman teman kalian yang sudah mabok itu".
Kit mengangguk , masih sadar tapi sedikit mabok memapah wayo dan satu lainnya memapah kedua teman lainnya keluar dari club itu untuk pulang.

*******

Kampus,

Ospek.

" Hari ini sebenarnya , saya mau kalian kelonggaran, tapi karna kejadian tadi malam,.ck ck ck ".
Phana menyindir ke arah wayo.
Wayo yang sadar disindir melengos ,
Mengganti arah pandang ke arah yang lain.

"Kalian kan calon dokter , artinya hari ini kalian harus bisa melewati kamar mayat yang ada di sini untuk menyelesaikan misi kalian. Ambil pita yang dengan warna yang kami tentukan yang sudah kami ikat di sekujur tubuh mayat tersebut, jika kalian berhasil saya anggap kalian kompeten sebagai calon dokter di kampus kita ini".
Ujar senior phana menunjukan wajah puasnya, tidak sabar melihat para juniornya , apakah bisa melakukan misi ini dengan baik.

Suara ribut dan protes keluar dari junior junior,
Bukankah ini sudah keterlaluan?

" Sekarang kalian buat barisan dalam satu group hanya diberikan dua orang saja dan itu akan bergantian ." Teriak senior gym.

" Kalian tenang saja. Kalian pasti akan kebagian ada 8 ruangan dan dal satu ruangan ada satu mayat".
Senyum puas phana.

Lalu mingkwan mendatangi phana,
Sambil berbisik,
" Hei Pha, untuk target ku tolong diistimewakan, aku tidak tega ".
Mingkwan dengan wajah memelas,

" Ah kau bagaimana sih , itu namanya pilih kasih ." Phana membalas berbisik.

" Iya lah pilih kasih, karena kasih ini memang hanya untuknya ." Mingkwan mulai mendramatisir keadaan.

" Aku sengaja ingin memberikan si koala kuntet itu pelajaran kau tahu, dia mengatai ku perjaka tua ."
Lalu mingkwan tertawa dan menyikut pinggang phana,

" Lah memang kau perjaka tua, umur mu segini tak pernah aku lihat kau punya pasangan, jangan jangan kau hipoten ya?".
Mingkwan tertawa memegang perutnya, jelas sekali itu menarik perhatian di sekitar lapangan hall.

****

Didalam barisan,
Wayo wajah memucat, tangan nya mulai gemetaran, dirangkul nya tangan kit yang berdiri sejajar dengannya,
" Yo, lebih baik kau ijin saja, aku tahu sekali kalau kau takut dengan hantu hantu apalagi harus dihadapkan dengan mayat langsung didepan matamu ". Kit menggenggam tangan wayo yang sudah gemetaran.

" Tidak bisa kit, kau tau bagaimanapun juga aku adalah calon dokter, suatu saat nanti aku pasti akan merasakan ini juga ".

"Kan kau memang berniat mengambil spesial kulit dan kecantikan, mana mungkin kau akan bertemu mayat, memang nya ada kuntilanak datang ke klinik kau minta dirawat wajahnya? Apa hantu ngesot minta di rawat kulit kakinya? Ah kau ada ada saja, jangan sampai kau pingsan nantinya, bisa gawat". Bisik kit.

" Tidak mungkin, lihat saja sepertinya senior phana akan merasa puas jika aku kalah dalam misi ini, mau ditaruh dimana wajahku, si perjaka tua itu akan membully ku habis habisan".

" Sebenarnya ada apa dengan kalian? Sudah tenang saja ada aku, kau tutup saja matamu, aku akan mengambil pita itu untukmu ". Ucap kit

" Aw kau tidak takut kah?." Tanya wayo memiringkan kepalanya,
" Begitu saja takkan membuatku takut, hanya Ibuku saja Monster nyata yang membuatku takut, apalagi kalau nilai ku turun, uang jajan ku diancam dipotong 50%."
Karena ucapan kit yang terang terangan, membuat wayo sedikit tersenyum.

" KAU dan KAU , masuk sekarang dan ambil pita hijau untuk kau dan kau koala kuntet kau harus mengambil pita warna merah ." Seringaian puas keluar dari mulut phana, ada kepuasaan dari wajahnya.

Lihat saja kau koala kuntet,
Mati kau hari ini

Kit dan wayo melangkahkan kakinya, dengan ragu ragu mereka masih saling merangkul satu sama lain.
Jantung wayo berdegup sangat kencang, gugup dan ketakutan, perut menjadi mulas. Kit yang mendominasi langkah mereka, sedikit menyerat tubuh wayo.
Secara natural kalau manusia ketakutan, untuk masuk ke lubang gelap pasti akan menolak.

Masuklah mereka diruangan mayat itu, dengan cat dinding berwarna hijau kelabu,
" Ah kenapa tidak dipasang lampu di atas situ,  aku tidak bisa melihat dengan jelas ." gerutu kit.

" Bi.. Bisakah aku menunggu di pintu ini ?."  wayo kakinya sudah terpaku, dan tidak berani lagi untuk melangkah lebih jauh, sedangkan untuk keluar dari kamar itu harus melalui wayat yang sedang tidur disudut ruangan dengan tubuh yang ditutupi selimut tipis berwarna hijau.

"Sudah kau tunggu disitu saja, aku akan mengambil pita itu untukmu".
Kit yang emang lebih berani dari wayo, melangkahkan kakinya dengan mantap mendekati mayat yang di selimuti itu.
Memang banyak beberapa warna pita terikat di bagian bagian tubuh mayat itu.

" Nah pita hijau sudah dapat." kit mengantongi pita hijau itu ke dalam kantong celana nya.
Kit melihat lihat tidak ada pita yang berwarna merah,

Apakah pita itu terpasang didalam tubuh mayat ini?
Artinya aku harus membuka selimut ini.

Kit mencoba membuka selimut itu dengan perlahan, wayo yang melihat itu berdiri bertopang di pintu masuk yang sudah dikunci dari luar.
"Ai kit, apa yang akan kau lakukan?."
Suara wayo yang gemetaran,

" Ai yo aku tidak melihat pita merah disini, kaki tangan maupun rambut, bisa jadi ada didalam tubuh mayat ini kit."

" Tu.. Tunggu dulu kit.. "

" Sudah kau diam saja disitu ".
Kit menoleh kebelakang dan protes.

" TIDAK!". Teriak wayo menutup kedua telinga dengan kedua tangannya, dan memejamkan matanya, merunduk gemetaran.


Bersambung

❤❤❤❤❤❤

Vomen

Tinggalkan jejak

Terimakasih sudah membaca

Koala KuntetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang