Mereka melepas ciuman intens tadi, memberi nafas masing-masing sekejap. Wayo turun dari pangkuan phana, berdiri mundur memberi jarak buat mereka. Phana memasang wajah protes, seakan-akan masih menikmati kejadian tadi dan belum mau menyudahkan. Wayo tersenyum melihat reaksi seniornya itu.
" Ja-jadi?" tanya phana gugup.
" Jadi apa pi?" tanya wayo, membungkuk, dengan kedua tangan dibelakang, sengaja menggoda seniornya.
"Ki-kita...."
" Apa ?" tanya wayo pura pura bodoh. "Apakah Pi sudah mendapatkan jawabannya?" tanya wayo lagi.
" Sepertinya sudah."
" Bagus, lalu apakah seseorang itu punya nama pi?" Tanya wayo.
"Emm .. Itu .. Itu.. " belum selesai menjawab, kepala phana yang bergerak kesana kesini, sambil memamainkan telunjuknya.
" Oh jadi namanya itu.." wayo menekuk bibirnya, mengangguk pelan kepalanya, mundur dua langkah, memunggungi phana. Seolah olah ingin pergi,
" Tu-tunggu, kau mau kemana?"
" Aku mau kekamar pi, sepertinya perawatan yang harus aku terima sudah selesai dan aku mau istirahat."
Jelas wayo." Huh? Sekarang?"
" Iya, memang mau sampai kapan disini, lagian petugas itu memang kelihatannya sudah mau selesai dengan pekerjaan mereka."
" La-lalu?"
" Lalu?" tanya wayo.
" Lalu apa ?" tanya phana berharap.
" Pi tidak takut kehilangan banyak penggemar, maupun penggemar pria dan wanita ?" tanya wayo mengatup atupkan telunjuk ke bibirnya.
" Aku bisa hidup tanpa mereka." Jawab pha.
" Tidak malu? Jika Pi pha yang tampan dan ketua ospek tahun ini, sekaligus moon tahun ini juga menyukai pria ?" mata wayo berbinar, sengaja ingin membuat pha meyakini perasaannya lagi.
" Itu kata hatiku, dan mereka tidak bisa mengaturku." jawab Pha mantap.
" Bisa jadi loh Pi, reputasi dan kepopuleran menurun."
" Paling tidak digantikan dengan gossip yang tidak kalah seru yang aku buat nantinya." desis pha.
" Jadi benar? Seseorang itu, si kuntet itu?"
Dijawab anggukan oleh Pha, " Ti-tidak, bukan kuntet lagi tapi jadi koala manis."
" Barusan saja kau mengakui, kau menyukaiku?"
" Ah, jangan membuatku malu, Aku baru merasakan cinta kali ini."
" Jadi kau mengakui, kau mencintaiku?" Tanya wayo dengan senyum miring keatas.
" Jangan konyol. Stop menggodaku"
" Mulai besok, Pi akan menyandang status baru." kata wayo, tersenyum lebar, dan menaruh telunjuk dan ibu jari didagunya, berakting imut didepan pacar boleh dong?
" Status apa nong ?"
Wayo menarik nafas panjang, sambil mengangkat bahu dan menurunkan bahunya lagi.
" Mungkin setelah lulus nanti aku ingin menciptakan ramuan obat untuk orang yang mempunyai penyakit cinta. "
Wayo lagi-lagi mengatupkan telunjuknya tapi kali ini di pipinya. "Atau aku akan menciptakan Imunisasi buat orang-orang yang belum kebal dengan virus cinta."
Phana menyatukan alisnya, memasang wajah bingung lagi, matanya pun mengecil.
" Pi Pha, sepertinya kau sudah tidak lajang lagi." kata wayo dengan jelas, dan sepertinya sudah cukup jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Koala Kuntet
General FictionAuthor lagi mau coba buat FF dipasangan terakhir ini, dibuat cukup ringan saja dan ada lucu nya dikit. Ini baru percobaan semoga berminat membacanya.