Bumi berputar dalam poros tata surya. Dan dijadikannya tempat menyembunyikan pengkhianatan gelap terbesar di dunia ini. Aku merasa muak dengan semua itu,, sehingga aku menyadari bahwa aku juga bagian dari pengkhianatan itu.
-------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------Yoo Ri POV
Aku kurang suka tempat ramai. Ini adalah sesuatu yang sangat aku hindari, kecuali dalam keadaan tertentu yang memaksa aku untuk berbicara dan berbaur dalam keadaan seperti itu.
Sekarang aku sedang di lobi hotel, menunggu ibu dan ayahku yang datang terlambat hari ini. Dengan gaun silver ku, dan dandanan elegan. Bukannya aku suka, hanya saja aku harus menjaga image ku hari ini.
Aku melihat banyak orang lalu lalang di depanku. Gadis kecil berambut pirang dengan pita lucu di poni nya, pria jangkung berkulit hitam manis, seorang nenek yang memiliki senyum indah, dan ada juga resepsionist yang sedang melayani tamu. Mereka dengan kesibukan masing-masing.
Akhirnya, setelah 25 menit, dua orang yang ku tunggu datang juga. Ibu ku datang dengan ayah ku. Ibu ku yang cantik dan ayah ku yang tampan, mereka sangat cocok sekali. Menuruni mobil classic yang chic dengan keserasian mereka.
"Sayang, apa kau menunggu sangat lama?" Tanya ibu ku khawatir.
"Yah, sedikit sadis untuk ukuran gadis yang akan menerima jabatan." Jawab ku sekena nya. Ini adalah hari dimana aku akan dikenalkan kepada para pemegang saham sebagai seorang Wakil Direktur setelah menunjukkan kinerjaku selama 3 bulan di perusahaan milik keluarga ku, Benz Grup. Ayah yang memberiku posisi ini. Aku harus belajar banyak sejak muda sebelum posisi CEO yang akan ku pegang nanti, katanya.
"Wah,, anak ayah cantik sekali. Apa kau gugup?" Tanya nya sembari mengelus rambut ku lembut.
"Tidak. Karena aku anak ayah, aku merasa cukup percaya diri." Jawabku dengan mantap.
Acara di mulai dan perkenalan ku pun berjalan lancar. Tidak terjadi banyak hal, seperti acara kantor biasanya. Dimana orang baru akan di kenalkan, lalu pesta bersama. Hanya saja, aku sedikit memikirkan sesuatu. Tadi, saat ayah memberikan pidato di atas panggung, dia menatapku dan berkata, "tolong jaga perusahaan dengan baik, dan usaha kan semua nya berkembang. Aku percaya padamu, anakku." Mungkin ini terdengar biasa biasa saja, namun aku merasa seperti ayah akan meninggalkan perusahaan atau sesuatu semacam itu. Entahlah,,
"Hei, kenapa kau menekuk wajah mu di saat yang seperti ini? Orang yang melihat bisa salah faham. Senyum, oke?" Tegur ibuku dengan lembut.
Ah, dia terlihat seperti malaikat. Cantik dan anggun, juga memiliki seribu sisi kebaikan. Aku merasa iri dan berharap aku juga bisa seperti ibuku dan akan mendapatkan jodoh sebaik ayahku. Aku juga sangat berterimakasih, karena dilahirkan dari keluarga yang sangat luar biasa.
Author POV
"Kau harus hati hati. Perkataan mu terlalu mencolok dan membuat dia berfikir keras. Kau tau dia cerdas, dia bisa saja mengetahui apa yang terjadi."
"Aku tidak mungkin membuat seluruh rahasia yang kita tutup rapat selama ini terbuka. Kau tenang saja." Jawab ayah sambil tersenyum menenangkan pada ibu.
-------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------Holla guys! Thanks to visiting in my story. Sorry kalo agak gaje, maklum masih awam. So, tunggu terus the next part nya and don't be the silent readers yaa,, intinya don't forget to vote and comment! See you next time💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Painkiller
Teen FictionSomething wrong happened, while destiny tried against nature. With all the threat of and the pain. But would be wrong way Ps: akan ada cerita tersembunyi dalam gambar, prolog dalam gambar