Part 2

50 3 7
                                    


     Aku adalah gadis yang setiap hari selalu menunggu matahari terbit. Dengan sejuta harapan dan impian. Meski ternyata hanya ada kekosongan di balik cahaya terang itu, meski aku hampir buta menatapnya.

-------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------

Yoo Ri POV

"Yoo Ri-ssi!"

Aku menoleh sebentar saat mendengar panggilan dari seorang dengan suara cempreng khas nya, lalu berjalan dengan cuek kembali. Jangan salah faham, aku tidak punya teman kok.

"Hei, kau tak dengar aku?" Dia menahan lenganku yang membuat aku terpaksa menghentikan langkah ku.

"Apa?" Jawab ku dengan malas.

"Aku yakin kau baru saja bermonolog bahwa kau tidak punya teman, iya kan?" Ucapnya dengan sikap seakan akan dia tau segalanya, walau memang benar sih.

Aku memutar bola mataku.

Suasana sekolah pagi ini cukup ramai, meski bukan hari senin. Beberapa siswa yang berlalu lalang menuju kantin sebelum bel masuk, para pemain club basket yang sok ganteng di lapangan sedang memamerkan keahlian mereka, guru yang baru saja datang dengan mobilnya, dan pegawai kebersihan yang sibuk dengan sapu dan alat pemotong rumput.

Kami pun berjalan kembali menuju kelas dengan kondisi tangan Na Ri yang merangkul ku. Jung Na Ri, dia adalah satu satunya orang yang tahan dengan sikap dingin ku ini.

"Kau tau?" Tanya nya,

"Tidak" jawab ku.

"Aku belum selesai" katanya dengan jengkel.

"Kau tadi bertanya," jawab ku tak mau kalah.

"Baiklah, dengarkan aku dulu. Ada murid baru di sekolah ini,"

Katanya perlahan, dan aku memasang wajah bosan sambil menebak apa yang akan dia katakan selanjutnya, "dia tampan!"

Bingo!

Tidak aneh, dia Jung Na Ri.

"Kau kenapa? Kenapa dengan wajah mu?" Cerocosnya saat melihat wajah ku yang datar dan mencoba memahami apa yang dia maksud.

"Malam tadi acara nya lancar," aku mengalihkan topik sebelum dia berbicara lagi tentang anak baru yang kata nya ganteng itu.

"Woooww, Wakil Direktur hm?" Tanya nya sedikir menggoda ku.

"Yes, I'm. So, don't waste my time again." Kata ku lalu mempercepat langkah ku duluan ke kelas.

"Hei! Tunggu! Kau harus traktir aku!" Teriak nya sembari mengejar ku.

***

"...hari ini kalian kedatangan teman baru,"

Oh, shit!

Demi apa, murid itu masuk kelas ini? Ku lihat wajah Na Ri yang sudah mangap mangap kesenangan sekarang. Tapi, aku juga penasaran sih wajah nya seperti apa hingga membuat seorang Na Ri yang memiliki standar tipe ideal yang cukup tinggi ini sampai menyerupai ikan mas koki seperti itu.

"Silahkan masuk."

Dia melangkah kan kaki nya, yang langsung membuat atmosfir di kelas menjadi aneh. Para gadis seperti menahan nafas hingga wajah mereka seperti tomat.

Dan pria itu, pria jangkung itu, cukup ramping juga, berjalan dengan penuh percaya diri. Lalu berdiri di depan kelas, di samping Mrs. Leona dengan mantap. Menatap seluruh penjuru kelas, hingga aku mendengar cicitan menyerupai teriakan yang tertahan dari para cewek di kelas ini.

Oh,
Dia menatapku, dan tersenyum

"Anyeonghasseo!" Ucap anggota cewek di kelas dengan serempak, dan cukup membuat sakit telinga.

"Oh? Aniya, seharusnya aku yang menyapa duluan. Anyeonghasseo." Katanya dengan sopan, lalu memberi salam.

"Perkenalkan, Je ireumeun Ahn Seung Gi imnida." Katanya dengan melempar senyum hangat.

Marganya sama dengan ku?

-------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------

Holla guys, I'm comeback! Sorry to update so late. Soalnya yah, biasa, selain tugas numpuk (walaupun di kerjain di sekolah), aku juga punya segudang urusan lain yang harus di urus, kaya fangirling and vote my bias. So, baca terus and don't forget to vote and comment ya!💕
see you next time!😉

PainkillerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang