Meskipun aku mengetahuinya, tetap saja aku tak bisa menghentikannya. Sedangkan, waktu masih saja terus berjalan. Dan ini semakin membuat semuanya, menjadi kacau.
Sebutan sebuah rumah kartu mungkin saja, pantas untuk kita. Kita berperan di dalamnya, memainkan peran penting untuk menjaga satu sama lain. Jika sedikit saja kita goyah, maka semuanya akan segera runtuh.
Badai bisa saja menerjang, mengikis semuanya yang pernah kita raih. Namun bila kau lebih bersabar sedikit lagi, maka kau akan meraih mimpimu kembali.
Tolong, tolong jangan katakan
"Aku menyerah!"
Seolah - olah tak ada lagi yang namanya hari esok.
Cukup dengarkan! Akan ku katakan semua ini, padamu."Jangan hiraukan aku, selagi aku bersamamu, aku akan baik - baik saja."
"Percayalah! Kita pasti bisa menghadapi semua ini bersama, semua kegelap - gulitaan yang mengerikan ini akan segera berakhir!"
Bagaimana jika kita susun kembali rumah kartunya, dan membuat pondasi yang lebih kokoh?
Biar kuberitahu satu hal, tak ada gunanya kau meratapi diri. Asap dari api yang kau nyalakan, hanya akan membuatmu batuk saja.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
HOUSE OF CARDS
Fiksi RemajaSekali lagi, biar sedikit kutekankan. Tak ada satu pun yang menarik di dalam kehidupanku, ya tak ada! Aku hanyalah seorang murid SMA biasa. Yang hobinya suka mengkhayal membayangkan bila diriku, memiliki seorang kekasih. Mungkin lain ceritanya, jika...