12
***
Waktu berjalan terasa begitu lambat bagi Chanyeol dan semua orang yang tengah menunggu operasi Baekhyun. Semuanya tak henti-hentinya memanjatkan doa berharap sesuatu yang baik akan selalu menyertai Baekhyun. Berharap tak akan ada lagi penderitaan yang dirasakan oleh Baekhyun setelah ini. Ya semoga saja.
Chanyeol hanya dapat menatap lantai putih dibawah sana, tatapannya kosong, raganya seolah tak berjiwa. Fikirannya terus melayang jauh dari otaknya, fikiran negatif mulai meracuni otaknya, menghapuskan fikiran positif yang ada diotaknya.
"Chan tidurlah sebentar, eomma yakin kau pasti sangat lelah." Nyonya Park menepuk bahu Chanyeol pelan, berharap Chanyeol tersadar dari lamunannya.
"Tidk eomma, aku tak bisa tidur sebelum aku tahu jika keadaan Baekhyun baik-baik saja." Ucap Chanyeol tanpa menatap kearah sang ibu membuat nyonya Park menghela napas pasrah, karena ia tak dapat memaksa putranya jika sedang seperti ini.
Chanyeol menutup matanya sesaat, membiarkan air mata jatuh begitu saja dipipinya, mengalir hingga kerahangnya dan jatuh menetes kelantai rumah sakit yang dingin. Rasa bersalah terasa menyesakan hatinya, Chanyeol tak tahu, apa yang harus ia lakukan untuk membalas perbuatan Baekhyun dimasa lalu. Ah Chanyeol tahu, ia hanya harus tetap berada disisi Baekhyun selamanya bukan? Tapi bagaimana jika Baekhyun yang meninggalkannya?
....
Satu jam berlalu dengan lambat. Chanyeol merasa ia telah menunggu selama bertahun-tahun. Sungguh, Chanyeol sangat khawatir dengan keadaan Baekhyun, terkadang air matanya akan kembali mengalir dengan sendirinya saat kenangan masalalu kembali teringat.
Seorang perawat keluar dari ruang operasi dengan tergesa. Perawat tersebut berlari dengan cepat membuat Chanyeol dan lainnya langsung dilanda kekhawatiran yang besar.
"Ada apa dengan Baekhyun?" Gumam Kyungsoo, Jongin yang duduk disebelahnya menggidikkan kedua bahunya sambil menggeleng tak tahu.
"Astaga! Ada apa dengan putriku yeobo?!" Nyonya Byun yang tadi sudah sedikit tenang kembali menangis mengkhawatirkan putrinya.
"Tenanglah Agnella, aku yakin tak terjadi apapun dengan putri kita." Bisik tuan Byun sambil kembali memeluk tubuh lemah istrinya, berusaha meyakinkan sang istri dan dirinya sendiri jika tak terjadi apapun pada Baekhyun.
Jari-jari Chanyeol saling meremas, perasaan takut kembali hinggap dihatinya. Dirinya gelisah, takut akan sesuatu yang buruk terjadi pada Baekhyun-nya.
Setelah beberapa menit, perawat tadi kembali datang dengan tiga kantung darah ditangannya. Ia kembali berlari untuk segera kembali masuk kedalam ruang operasi sebelum langkahnya tertahan oleh Chanyeol yang menahan lengannya.
"Suster, apa yang terjadi pada istriku?" Tanya Chanyeol cemas.
"Nona Baekhyun mengalami pendarahan dan ia membutuhkan darah segera, jadi saya permisi." Setelah berkata dengan cepat, perawat itu kembali berlari memasuki lorong menuju ruang operasi.
Chanyeol kembali terduduk lemas dikursi, entah untuk keberapa kalinya air mata kembali menetes membasahi pipinya. Rasa khawatir dan takut semakin tak dapat Chanyeol tepis, ia takut sangat takut.
Takut jika hal yang paling buruk terjadi setelah ini.
Tapi Tuhan tak akan setega itukan untuk memisahkan mereka berdua?
Tapi bagaimana jika Tuhan lah yang telah merencanakan perpisahan mereka?
Jika sudah seperti itu, apa yang harus ia lakukan?

KAMU SEDANG MEMBACA
Between Me And You《ChanBaek》✔
Fiksi Penggemar[COMPLETED] CW / GS (GENDER SWITCH) Disaat Chanyeol berusaha untuk menjadi lelaki setia, kekasihnya berselingkuh dengan pria lain membuat Chanyeol enggan untuk kembali membuka hatinya. Ayahnya pernah berjanji jika Chanyeol telah lulus dari bangku pe...