"Dengerin penjelasan gue dulu Put,"kata Ari yang sedang menghalangi langkah Putri menuju kelasnya.
"Apaansi, semua udah selesai, lo sama gue udah gaada apa-apa lagi!"kata Putri melepaskan genggaman tangan Ari.
"Kenapa lo berubah Put?"tanya Ari sambil menatap Putri terluka.
"Lo gabisa kayak gini, habis putus langsung musuhan gitu, childish lo tau!" kata Ari kesal karena sifat Putri yang seolah selalu mengasingkan dirinya saat mereka tidak sengaja bertemu dimanapun, Ari merasa Putri menjadi menghindarinya karena insiden berakhirnya hubungan mereka waktu kemarin."Lo bilang gue childish? kalo emang gue childish terus lo apa? Waktu lo bentak gue? Waktu lo mancing gue buat akhirin semua ini? Lo fikir lo sekarang udah dewasa? Dan sekarang as Your wish, gue pergi, gue udah gapernah ganggu lo dengan kebawelan gue lagi, seneng kan sekarang?!"sahut Putri dengan nada rendah seolah mengejek reputasi seorang Ari.
"Yaampun Put, ngarang dimana gue seneng karena lo berhenti bawel ke gue? Justru itu yang buat gue gabisa ngelepas lo gitu aja, dan apa lo bilang? Gue emang pernah gitu nyuruh lo buat pergi? Put, udah ya gausah marah lagi, jujur gue garela waktu lo mutusin gue, So sebagai gentle man, gue minta dengan seluruh hati gue buat lo balik lagi, kesini…" kata ari sambil merentangkan tangannya "in my arms, come back baby, because my hand is missing you so bad."
Putri tersentuh dengan gombalan yang Ari lontarkan, namun ia tidak mau terlihat goyah didepan Ari dengan menjemput tangan Ari lalu come back to his arms, ga semudah itu.
"Apaansi, awas gausah buang waktu gue!"kata Putri lalu berjalan melewati Ari yang sekarang tengah memperhatikannya berjalan menuju kelas.
Susah,susah!.
"Ri,kamu ngapain disini?"tanya Perempuan yang tiba-tiba menepuk bahunya membuatnya terlonjak kaget.
Duh Rania, empet bat dah pagiini!
"Ehm…engga, aku ga ngapa-ngapain disini,"kata Ari sambil menampilkan wajah kesal yang tidak kentara.
"Yaudah, sekarang apa lagi? Yuk ke kelas bareng aku."kata Rania sambil mengamit lengan Ari dan menyeretnya menuju kelas.
Antara rela dan tidak rela juga Ari diperlakukan seperti itu dengan "pelariannya" namun apa mau dikata kalo nyatanya ia harus berpura-pura menerima semua perlakuan Rania untuknya.✨
Putri duduk dengan wajah lesu di bangkunya sambil menatap kedepan dengan pandangan kosong.
Lalu mengusap wajahnya berulangkali, dia masih mengingat perkataan yang Ari lontarkan bahwa ia merindukan Putri dipelukannya, begitupun Putri sangat Naif memang, namun apa mau dikata jika dia memang benar sangat-sangat merindukan pelukan itu."Adohh,"kata Putri kembali mengusap wajahnya dengan kasar.
"Lu kenapasih Put?dari tadi gelisah banget keliatannya," tanya Zidny yang baru sampai di tempat duduknya tepat di belakang Putri.
"Cerita si sama gue.""Gapapa, lagi ga mood aja Zid,"kata Putri sambil menoleh dan tersenyum, membuat Zidny mengangguk seolah mengerti walau nyatanya dia juga penasaran.
Tidak lama setelah itu, Ari dan Rania memasuki kelas dengan tangan Rania mengamit lengan Ari, jelas Putri panas saat itu juga. Bukankah tadi Ari bilang dia merindukan Putri? Lalu apa arti dari saling mengamit tangan yang mereka lakukan?.
Jangan pernah berpura-pura butuh gue buat selalu ada di sisi lo, kalo nyatanya aja lo masih welcome sama orang ketiga, cinta ga sehina itu.
Agar tidak terus mempergatikan pasangan menjijikan di depannya ia mengambil handpone dan earphonenya agar ada objek selain mereka berdua.
Putri mendengarkan lagu yang mengalun di telinganya dengan syahdu sampai-sampai dia juga ikut meresapi setiap isi kandungan dari lagu tersebut.
![](https://img.wattpad.com/cover/86155621-288-k570335.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Socmed-Arinurahman[edited]
ФанфікиThis my story Add to you'r library Voted⭐ Coment💬 And Happy reading guys😄