✖Dahyun,Daniel✖

620 80 7
                                    

Dahyun sedang duduk di pinggir lapangan basket. Dia sesekali tersenyum melihat sosok yang mampu membuat Dahyun tidak bisa berpaling darinya.

Dua tahun bukan waktu yag singkat untuk mencintai. Dahyun mencintai kakak kelasnya itu yang bernama Kang Daniel.

Dahyun tau jika dia tidak mungkin mendapatkannya. Dahyun sadar betul posisinya yang hanya murid biasa di sekolahnya.

Sedangkan Daniel adalah seorang kapten tim basket yang populer di sekolahnya. Dan selama dua tahun ini Dahyun dengan setia memandang nya dari kejauhan.

Daniel berjalan kearah di mana Dahyun duduk. Dia mengambil handuknya yang berada tepat di samping Dahyun.

Muka Dahyun tiba-tiba bersemu merah tatkala melihat Daniel dari dekat. Apalagi sekarang Daniel tersenyum ramah kearahnya.

"Apa kau anak kelas 2?" Tanya Daniel.

Dahyun yang mendengarnya hampir terlonjak kaget. Pasalnya selama ini Daniel belum pernah berbicara pada Dahyun.

"Ya. Sunbae." Jawab Dahyun.

"Kau juga sering melihat anak basket latihan setiap hari kan?"

"I-iya sunbae." Jawab Dahyun gugup.

Pasalnya kegiatannya selama ini ternyata disadari oleh Daniel.

"Semangati kami ya." Kata Daniel sambil mengepalkan tangannya ke atas, memperagakan gerakan penyemangat kepada Dahyun.

"Baik." Kata Dahyun mengangguk semangat.

Daniel dan teman-temannya pun kembali melanjutkan latihannya. Dan sekarang Daniel serang menggiring bola ke arah ring basket.

Dahyun dengan cepat berdiri.

"Sunbae, semangat! Kau pasti bisa! Aku mendukungmu!" Kata Dahyun berteriak semangat.

Daniel menatap Dahyun sambil tersenyum lalu dengan cepat memasukkan bola basket ke ring. Dan bola nya masuk tepat ke arah ring.

"Yeah!" Kata Dahyun sambil memperagakan gerakan yang Daniel tadi lakukan.

Daniel tersenyum manis tatakala melihat Dahyun memperagakan gerakan yang dia lakukan tadi. Daniel juga menatap Dahyun lama.

Pandangan Daniel dan Dahyun bertemu. Mereka saling memandang satu sama lain sangat lama.

Sampai akhirnya Dahyun dengan cepat membawa tasnya dan pergi berlari keluar lapangan. Daniel mengangkat alisnya bingung.

Dia terus menatap punggung Dahyun yang semakin kama semakin menghilang. Ada raut kekecewaan di wajah Daniel.

Dahyun terus berlari sampai dia berada jauh di luar lapangan. Dahyun ambruk seketika, dia memegangi dadanya erat.

Debaran jantungnya berdetak dua kali lebih cepat sdari biasanya. Dia benar-benar tidak kuat lagi jika harus berada di sana lebih lama lagi.

Keesokan harinya Dahyun menjalani aktivitas seperti biasanya.

Dia ke sekolah naik bus seperti biasanya. Tapi ada yang berbeda hari ini.

Dia duduk di sebelah Daniel. Dahyun awalnya tidak menyadari jika itu adalah Daniel karena mukanya di tutup oleh jaket hoodie nya.

Tapi pada saat hoodie nya di lepas Dahyun baru tau jika itu adalah Daniel. Dahyun dengan cepat memalingkan wajahnya dari Daniel.

Dia tidak mau kejadian kemarin terulang lagi. Dahyun pun berencana untuk pindah tempat duduk, tapi tangan Daniel menahannya.

"Kau mau kemana? Bukankah lebih baik duduk dengan orang yang kau kenal?"

"I-iya. Sunbae memang benar." Akhirnya Dahyun kembali duduk di sebelah Daniel.

Tidak ada yang berbicara sepanjang perjalanan. Sampai akhirnya mereka sampai di sekolah.

Mereka berjalan bersama masuk ke sekolah. Banyak orang yang berbisik membicarakan Daniel dan Dahyun di belakang.

"Sudahlah jangan dengarkan apa kata mereka. Ayo aku abtar kau ke kelasmu!" Kata Daniel sambil mengandeng lengan Dahyun.

Penyakit jantung Dahyun lagi-lagi kambuh saat lengan Daniel dan Dahyun bersentuhan. Dahyun rasanya akan pingsan saja kalau dia tidak malu oleh Daniel.

Setelah sampai di depan kelas Dahyun, Daniel belum juga melepas pegangan tangannya.

"Masuklah!" Perintah Daniel.

"Sun-Sunbae, bagaimana aku bisa masuk kalau tanganku masih di pegang seperti ini." Daniel pun dengan cepat melepaskannya.

Saat Dahyun akan masuk, lagi-lagi lengan Dahyun di cegat oleh lengan Daniel.

"Nanti jam istirahat. Temui aku di lapangan basket. Aku akan menunggumu di sana." Kata Daniel.

Dahyun pun hanya menganggukkan kepalanya setelah itu berjalan masuk ke kelasnya. Daniel tersenyum setelah itu dengan cepat berlari ke kelasnya karena bel sudah berbunyi.

Bel istirahat menggema ke seluruh penjuru sekolah. Sekarang adalah saat nya istirahat.

Dan Dahyun dengan tergesa-gesa berjalan ke lapang basket untuk bertemu dengan Daniel. Dahyun melihat Daniel sedang main basket seorang diri.

Dahyun pun berjalan ke arahnya. Saat Daniel ada di depannya, Dahyun menoel lengannya pelan.

"Kau sudah datang?" Tanya Daniel yang dijawab anggukan oleh Dahyun.

"Ayo kita bermain basket. Yang kalah harus menyatakan perasaannya pada orang yang dia suka. Bagaimana?" Tantang Daniel.

Dahyun awalnya ragu harus menerimanya atau tidak. Tapi dia mengangguk juga akhirnya.

Daniel dan Dahyun pun tanding basket. Dan tentu saja Daniel menang dengan skor akhir 11-0.

"Aku menang berarti kau harus menyatakan perasaanmu pada orang yang kau suka." Kata Daniel.

Dahyun menatap Daniel dengan nafas yang masih terengah-engah. Kemudian berjalan mendekat ke arah Daniel.

"Saranghae sunbae." Kata Dahyun pelan.

"Apa aku tidak mendengarnya? Siapa orang yang kau suka?"

Dahyun terus mendekat ke arah Daniel sampai jarak diantara mereka sangat tipis.

"Saranghae sunbae." Kata Dahyun dengan nada sedang.

"Aku tidak mendengarnya. Yang keras."

"Ishh. Aku bilang Saranghae sunbae!" Kata Dahyun berteriak di depan Daniel.

Daniel terkekeh pelan melihat kelakuan Dahyun setelah itu mengecup singkat pipi Dahyun.

"Nado saranghae ssaeng." Dahyun membelalakkan matanya kaget.

***
Ini request nya lilik_aya
Mian jelek

Story About US(Dahyun love story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang