[guyss, tried to listen to that song while you read this ➹]........
—things i would rather be thoughts at the back of my head but i'm addicted to hurting.
.......
"Jungkook, mau kemana kau?"
Jungkook sudah di setengah jalan di depan pintu masuk untuk pergi sekolah, tapi dihentikan oleh ibunya yang sedang memperhatikannya dari ruang tamu.
"Sekolah." jawab Jungkook. "Sebentar lagi aku telat."
"Kau tidak akan pergi sekolah hari ini." peritah ibunya.
"Kenapa? Aku sudah merasa lebih baik hari ini. Demamnya sudah hilang—"
"Tidak. Kau tetap di rumah."
Jungkook menghela napas jengkel. "Baiklah." Ia melangkah dengan malas kembali ke kamarnya, melepas tas yang nenggantung di bahunya.
"Duduk."
Jungkook mematuhinya.
Jungkook menatap ponselnya untuk melihat telepon dari ayahnya. "It's dad." gumamnya sebelum membawa ponselnya dekat telinga.
"Halo?"
"Kau tau situasi seperti apa yang sedang kita hadapi? Apa kau tahu berapa banyak kesialan yang sudah kita alami?"
Jungkook duduk di sana, bingung. "Apa?"
"Kita sekarang jatuh miskin karena tagihan rumah sakit saat kau terkena kista, mereka meminta aku untuk membayarnya. Dengan apa aku membayarnya? Organ tubuhku? Ini semua salahmu bahwa dengan kau mendapat kista dan ini semua salahmu kenapa kita harus menjadi seperti ini."
Jungkook menggigit bibir bawahnya, ia tidak biasa menunjukkan perih yang menjalar ke seluruh tubuhnya saat ayahnya mengatakan hal yang menyakitkan itu.
"Ma—maafkan aku." gumamnya pelan.
"Ambil kertas yang ibumu akan berikan kepadamu dan bacalah."
Jungkook melihat ke arah ibunya yang menyerahkan sebuah map.
"Child support..." Jungkook menaikan sebelah alisnya. "kenapa kita membutuhkan itu? Kau dan Mom masih bersama?" gumam Jungkook sebelum lanjut membacanya. "For former... married couple."
Jungkook menatap ke ibunya yang masih terdiam.
"Apa ini benar?"
"Secara legal, ya." kata ibunya, pelan.
"Sejak kapan?"
"D—dua tahun." gumam ibunya.
Jungkook segera mengakhiri telepon dengan ayahnya, dan berlari ke ke kamarnya.
.......
Bohong,
Ia merasa dibodohi.Bagaimana bisa mereka menyembunyikan informasi kritis seperti ini dari ia?
Ia merasa buruk dengan karena adanya tagihan medis untuk pemulihannya mereka terlilit hutang.
Tidak ada yang lebih menyakitkan daripada rasa di bodohi seperti ini.
Ia tahu bahwa ayahnya berselingkuh, tapi Jungkook tidak tahu hal yang satu ini.
Jungkook menatap cerminan dirinya yang ternodai air mata.
Ini semua salahmu.
Ia menatap ke bawah di mana ada sebuah gunting, yang memang ia selalu simpan di bawah laci mejanya.
Kau tidak berharga.
Ia perlahan mengambilnya.
Sudah lama ia tidak merlakukan ini lagi.
Siapa yang akan mencintaimu?
Kau menjijikan.
Ia menggoreskan gunting tersebut menyeretnya untuk menorehkan guratan memar sepanjang kulitnya.
Cut yourself.
Sensasi menyengat membuatnya merasa kosong namun rasa puas.
Saat ia mencoba menekannya lebih dalam pada permukaan kulitnya.
Luka yang cukup dalam.
Indah bukan?
............
Ouch aku emo sekali waktu nulis chap ini sambil dengerin lagu yang di atas aku lampirkan, its would be better if you had listened it too. So you could feel what i feel when I tried to write this chap.
So basically my parents was divorced legally but in religion they're still together.
I was do that before and it's happen many times, about Jungkook trying to cut his self. At that moment i feel so insecure, and betrayal, in state i could understand why people are trying to end their life.
The blood flowing in my wrist make me realized, i was dead inside but still alive in body. It's such a pain you couldn't bear, and it's still with me until now.
KAMU SEDANG MEMBACA
See Me Fall [kth + jjk] ⚣ (discontinued)
Historia Corta❝don't be dramatic it's only some plastic, no one will love if you're unattractive.❞ ©lianapark [2017]