Tap tap tap
"Sial!" bentakku kesal. "Kemana dia dibawa pergi?"
Sudah tiga jam aku mengelilingi wilayah ini, namun figurnya belum kutemukan. Langit yang menangis membuatku basah kuyup, sampai-sampai rambut blondeku terurai. Entah hanyut kemana benda bulat elastis itu. Malam sudah sangat larut. Sebagian pencakar langit sudah tak memancarkan cahaya. Aku bahkan sudah buta arah ingin kemana.
Aku melihat ke langit dengan tatapan nanar. "Rin... Sebenarnya kau ini dimana?"
Tap tap tap
Aku mendengar suara air yang dipijak. Dari arah gang yang gelap nan sepi, aku menangkap sosok seseorang tengah berdiri di sana. Kalau kulihat dari bayangannya, sepertinya dia lebih tinggi dariku.
"Siapa di sana?" tanyaku pada sosok itu
Sosok itu terus berjalan ke arahku tanpa menjawab. Aku terus memerhatikan sosok itu sampai netraku berhasil menangkap seorang pemuda bersurai blonde di hadapanku.
"Nii-chan?" seorang pemuda yang baru kuketahui sebagai adikku menyaut
Aku menyipitkan mata agar dapat lebih jelas melihat adik laki-lakiku itu. "Kenapa kau masih berkeliaran malam-malam begini?"
"Nii-chan sendiri, kenapa masih di luar?"
Aku mengalihkan pandanganku, tak kuasa menjawab. "...Tidak"
"...Nii-chan, ayo pulang" ajakan Rinto membuatku menurut seketika
Penyangga milikku membawaku memasuki gang gelap dan sepi itu. Ketika uluran tangan Rinto hampir kucapai, aku merasakan logam besi mengkilap menusuk perut bagian kiriku. Tentu saja aku terkejut setengah mati mengetahui kenyataan ini. Darah kental keluar membajiri tempatku bertumpu, ditambah dengan darah yang keluar dari mulutku.
BRUK!
Tungkai lemah ini membuatku jatuh terbaring di dinginnya aspal dan cuaca hujan ini menambah semunya. Kedua penglihatanku mulai buram; melihat Rinto menangis di ringkukan seorang pemuda lain. Pemuda itu tersenyum sinis yang kuyakin ditujukan untukku.
"Nii-chan...! Nii-chan...!!" seruan samar-samar dari Rinto lah yang terakhir kali kudengar tepat sebelum semuanya menghitam.
.
.
.
.
.
RIN POVTap tap tap
Langkah kedua tungkaiku menghasilkan suara yang cukup mencolok di malam hari seperti ini. Diriku yang pulang seorang diri karena tiba-tiba keberadaan Len hilang dari cafe merasa tidak nyaman di jalanan sepi ini.
Setelah beberapa menit perjalanan, aku sampai dengan selamat di kediaman Kagamine milik orangtuaku. Aku lanvsung menuju ke kamar setelah mengunci seluruh akses keluar daerah rumah. Aku mengambil ponselku dan membuka private chat Line antara aku dan Len. Aku mengiriminya sebuah pesan sekedar kabar untuknya.
Len~
Aku sudah sampai di rumah
Jadi kau tidak perlu khawatir, ne~
Aku meletakkan ponselku di atas meja belajar agar radiasinya tidak terlalu menyerangku. Aku beranjak untuk mengganti pakaian casual dengan piyama. Tak lupa kulepas aksesori yang mencantul di kepalaku. Setelah semuanya terlepas, aku menaiki tempat tidurku agar bisa terlelap.
SKIP TIME
"Heh?!" aku terkejut melihat layar ponselku. "Jarang sekali Len tidak membalas atau pun membaca pesanku. Apa ponselnya kehabisan energi, ya? Atau dia sedang--"
Perkataanku terpotong karena sebuah dugaan sementara yang tiba-tiba terpikir olehku. "Apa jangan-jangan dia sibuk mencariku dan tertidur pulas di rumahnya?"
Buru-buru kucari kontak Len dan menghubunginya. Aku mendekatkan ponselku ke telinga setelah kutekan tombol hijau di layar ponselku. Kutunggu Len mengangkat teleponku sembari aku mendengar nada sambung.
"Ayolah, Len. Angkat...!" gumamku khawatir
Aku terus menunggu saat dimana Len mengangkat panggilanku. Sayangnya, hanya operator yang segan memgangkat panggilanku dengan suara khas dan kalimat andalannya.
"Nomor yang anda tuju tidak dapat dihubungi. Cobalah beberapa saat lagi"
"Sial!" decakku kesal
Dengan segera, aku berlari ke arah rumah Len. Jaraknya cukup jauh, namun tak kuhiraukan walau peluh sudah mengalir di dahiku. Setiap langkah, aku memanjatkan doa agar Len tetap selamat.
Sesampaiku di depan rumah Len, aku menekan bel rumahnya. Kutekan dengan kecepatan yang cukup tinggi. Dari dalam rumah, aku mendengar suara kunci yang terbuka. Keluarlah seorang anak laki-laki blonde dengan manik cyan.
"Iya?" sahut anak itu
"Kau siapa?" tanyaku
Anak itu terlihat ketakutan. "Apa kakak akan membunuhku seperti teman-teman kakak yang membunuh nii-chan?"
Aku terkejut atas perkataan anak yang sepertinya umurnya tidak beda jauh dariku. "Apa maksudmu? Aku hanya bertanya 'kau siapa' karena aku mencari pemilik rumah ini"
"Untuk apa kakak mencariku?"
"Eh? Kau pemiliknya?"
"Siapa yang sebenarnya kakak cari?"
"Kagami Len. Aku mencarinya"
Kedua indra penglihatannya terbelalak seketika. "Ka-kakak... Ka-kakak! Tolong bantu aku! Bantu aku menyelamatkan nii-chan! Nii-chan... Tidak... KAGAMI LEN DITIKAM OLEH ORANG ASING!!!"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
- TBCYahoo! Kalian kangen gak dengan Ane? Iya, Ane tau kalian kangen banget ampe kagak bisa hidup tanpa Ane//plak. Becandaa (๑¯ω¯๑)
Ane punya banyak FF yang nganggur nih, tentang Utapri. Kalian suka dengan Utapri gak? Kalo suka, Ane bakal upload cerita itu ke Wattpad. Kalo memang banyak yang mau. Silahkan letakkan jawaban kalian di komentar. Sekian, terima kasih~
KAMU SEDANG MEMBACA
Yandere Mode..? More [✔️]
Mystery / ThrillerKejadian yang kembali terputar, pelaku yang berbeda, hal yang sama saja. Apa bedanya? Menuliskan berbagai rangkaian perlakuan seorang yandere terhadap korbannya. Tentu saja kali ini akan lebih dati yang sebelumnya dan lebih merincikan apa yang dilak...