Struggle

1K 98 8
                                    

Struggle©Oryza Scarlett

Naruto©Masashi Kishimoto

Genre : Angst!!

Aura mencekam memadati ruangan keluarga Namikaze. Semua orang berdiri dalam ketegangan dengan nafas tertahan. Hanya tangisan nyonya Namikaze yang menggema. Uchiha Sasuke baru saja mendaratkan kepalan tangannya pada lemari hingga serpihan kacanya berhamburan. Punggung tangannya mengalirkan darah namun Ia tak merasakannya.

“Kalian tidak berhak melucuti alat-alat itu darinya!” Sasuke berkata penuh kemarahan. Dia benar-benar kecewa dengan keputusan keluarga Namikaze.

Ia melangkahkan kakinya mendekati perempuan berambut pirang panjang dengan jas putih yang membalut tubuhnya.

“Kau dokter. Seharusnya kau yang paling mengerti akan sumpahmu sendiri, Dokter Tsunade... seperti apapun kondisinya pasien kau tetap harus menyembuhkannya, dengan sekuat tenaga dan dengan berbagai cara yang ada,” suaranya rendah penuh penekanan.

Dokter Tsunade tidak membalas, dirinya sudah terlalu sering menghadapi berbagai rupa pasien dan keluarganya. Pemuda di depannya hanya bocah naif yang tidak bisa menerima keadaan. 

“Naruto sudah sampai batasnya” suara pemuda menginterupsi.

“Tidak! Naruto tidak akan menyerah, jika saja kalian memahaminya,” Sasuke beralih kepada seorang pemuda yang baru saja mengeluarkan pernyataan.

Ia melanjutkan “Tindakan kalian sangat tidak masuk akal, ini sama saja dengan pembunuhan, kalian akan membunuh Naruto!”

Bugh

Sasuke terpelanting, sesaat setelah ucapannya selesai. Kyuubi, kakak Naruto menghantam wajahnya. Suara tangisan di ruangan itu pun semakin memilu.

“Jaga ucapanmu sialan! Sadarlah, memang kau pikir sudah berapa lama Naruto menderita seperti ini hah?!”

“Cukup Kyuu” pada situasi seperti ini kedinginan kepala sangat dibutuhkan, Minato Namikaze, sang kepala keluarga angkat bicara.

“Sasuke sebaiknya kau tenangkan dirimu, aku tidak akan mengizinkamu menemui Naruto sebelum amarahmu reda” ucapannya Minato tidak bisa dibantah. Bungsu Uchiha harus mendengarkan dan mengendalikan emosinya.

.

.

Sasuke melajukan mobilnya di atas aspal jalanan Kota Konoha. Ia pindahkan gigi dan spidometernya terus bergerak ke kanan.  Mobilnya merangsek maju membelah udara dengan kecepatan tinggi. Ia salurkan benar-benar kekecewaannya pada kehidupan dalam setiap pertambahan kecepatan.

Dia tiba pada titik ini. Titik waktu di mana Ia harus melepaskan dan merelakan. Berapa waktu yang telah Ia siapkan untuk menghadapinya?, bahkan jika dibutuhkan seluruh sisa hidupnya tak kan bisa cukup. Tak akan pernah cukup untuk sebuah perpisahan selamanya.

Namun dirinya hanyalah entitas yang begitu kecil. Ketika detik terus berlalu, bumi tetap berotasi dan jagat raya masih dengan pertunjukannya. Meskipun Ia berkilah sekuat tenaga tapi takdir tetap berada pada jalannya, melibasnya tanpa bisa diganggu gugat.

Namikaze Naruto, pemuda pirang itu adalah sahabatnya dan satu-satunya orang yang sangat dekat dengan dirinya bahkan melebihi keluarganya sendiri. Mereka bersama entah sejak kapan, mungkin sejak bayi mengingat mereka bertetangga. Kebersamaan merekapun tidak manis karena selalu diwarnai perkelahian a la anak laki-laki. Tapi siapapun melihatnya, bahwa mereka menyayangi satu sama lain, tak terpisahkan.

Beberapa tahun lalu, takdir meniupkan mimpi buruk. Ketika Naruto didiagnosa kanker otak stadium akhir dan waktu bergulir begitu cepatnya. Hingga si pirang mencapai batasnya dan tidak ada yang dapat melakukan sesuatu pun untuk mencegahnya.

AtoposTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang