Rasa Jeruk

681 72 3
                                    

Kau ingin rasa apa?

Terserah -_-

Pilih saja, biar ‘nafsu makan’ juga bertambah

Apapun yang ada di depanmu Teme!

Jangan menyesal

Wait...
Rasa jeruk!

OK

Jangan yang aneh-aneh!


Rasa Jeruk

Written by Oryza Scarlett

Disclaimer Masashi Kishimoto


Naruto menutup aplikasi chatting dan meletakkan smartphonenya di atas meja. Ia bergumam dengan pipi yang sedikit terlihat bersemu. Melanjutkan aktivitas yang tertunda, ia kembali menyandarkan punggungnya pada sofa dan dipangkunya gitar listrik lalu memainkan beberapa kombinasi kunci. Ritmenya cepat dan tinggi, sebentar rendah lalu kembali dengan petikan-petikan menyambung. Lidahnya bermain-main diantara gigi dan bibir, menggesekkan ujung lidahnya yang bertindik logam.

Saat sudah bosan mengotak-atik nada gitarnya, Naruto mendongakkan kepala untuk melihat arah jarum jam dinding. Sudah 30 menit sejak ia dan kekasihnya bertukar pesan. Seharusnya tidak membutuhkan waktu lama untuk sampai ke apartemen naruto berdiam sekarang.

Tangannya terjulur dan sesaat sebelum menyentuh Hpnya, Naruto berjengit. Suara melengking bel apartemen Naruto membahana dan mengagetkan. Namun seulas senyum terbit dari bibir si pemuda pirang. Ia buru-buru meningkirkan alat musik petik yang berada dipangkuannya dan melompat semangat demi membukaan pintu untuk sang tamu.

Kenop pintu di tarik dan detik itu juga ia menelan kecewa. Yang dihadapannya bukan laki-laki berambut hitam dengan poni menutup sebagian matanya, sosok yang sedang ia tunggu. Tapi di sana berdiri laki-laki berwajah malas dan berjaket hijau menyala. “Paket,” katanya. Kemudian ia disodori kertas tanda terima untuk dibubuhi tanda tangan. Lalu Naruto menerima paket yang membuatnya berfirasat tidak enak.

Paket itu tidak terbungkus. Hanya tiga tangkai bunga potong. Bunga matahari dengan mahkota kuning. Naruto selalu mempresentasikan dirinya adalah bunga tersebut. berwarna kuning dan bersemangat. Kali ini untuk pertama kalinya dia benci dengan bunga matahari. Bukan karena bunga itu sendiri, namun lebih karena dua benda yang mengikutinya. Kondom dengan bungkus orange bergambar jeruk dan kartu ucapan beraksen emas pada pinggirannya.


Dear Naruto,

Sepertinya urusan kita harus ditunda, aku ada urusan mendadak di kantor, dan mereka membutuhkanku.
Jangan marah, aku akan kembali sebelum bunga mataharinya layu.
Dan simpan kondom rasa jeruknya untuk urusan kita yang tertunda.

Love you,

Uchiha Sasuke

Naruto tidak sadar mengetatkan rahangnya selama membaca. Dengan seluruh umpatan kasar keluar dari mulutnya ia berjalan menuju tempat terakhir ponselnya berada. Menyalakannya dan langsung menyentuh gambar telepon pada kontak yang berada pada posisi paling atas. Bukan suara bariton laki-laki yang didengar telinganya, tapi seorang perempuan yang menginformasikan pemilik nomor bersangkutan sedang tidak aktif atau mungkin di luar jangkauan.

AtoposTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang