Naruto telentang dengan mata terbuka lebar, dalam hati mengikuti ritme suara jarum jam yang berdetak. Kamar berukuran 4x4 itu terasa sangat luas. Ketika seharusnya ada satu orang lagi yang berada dalam satu ruangan kamar ini.
Teman sekamarnya pulang karena sekarang adalah weekend, anak asrama diperbolehkan pulang ke rumah masing-masing. Beberapa akan pulang dan lainnya stay di asrama dengan alasan-alasannya. Asrama internasional SMA Konoha akan sepi pada waktu seperti ini, apalagi pas akhir bulan. Sebagian besar memilih pulang.
Tidak dengan Naruto. Siswa tingkat satu itu masih di kamar asramanya, meskipun hari libur. Naruto berguling ke kiri, ia dapat melihat jam dinding di seberangnya menunjukkan pukul satu dinihari, tapi matanya belum bisa terpejam dan mengantarkannya ke alam mimpi. Ia gelisah dan kembali telentang. Tembok bagian atas sangat dekat dengan wajahnya, karena ia mendapat jatah kasur di tempat tidur tingkat dua.
Tik tok tik tok
Suara detik jam semakin menjengkelkan di telinga Naruto lalu ia mulai memejamkan mata dan menghitung jumlah kodok agar ia mengantuk. Ia membayangkan satu kodok raksasa melompat dan di susul kodok-kodok besar lainnya. Setiap kodok yang melompat, Naruto akan menghitungnya.
...10 Gamabunta...11 Gamabunta... 12 Gamabunta...
Baru hitungan ke dua belas, dahi Naruto mengernyit kala terdengar ketukan di jendelanya. “Close your window!” seru seseorang di luar kamarnya. Naruto mendudukkan dirinya dan menoleh ke belakang. Jendelanya bergerak-gerak tertiup angin malam. Sepertinya ia lupa menutup jendela kaca tersebut dan satpam keliling untuk mengingatkannya. Ia turun, satu-persatu menuruni tangga tempat tidur. Kedua jemarinya terjulur menutup jendelanya lalu mengunci dan menutup gorden.
Ia berbalik. Beberapa langkah dan tiba-tibs Naruto membeku. Jantungnya terpacu begitu cepat dan matanya melebar penuh kengerian. Seketika seluruh tubuhnya gemetaran.
“GYAAAAA....” teriak Naruto.
Kakinya lemas dan ia merosot pada lantai yang dingin. Kedua tanganya memegangi kepala dan meremat rambut pirangnya. “Si..siapa dia? Hh..” gumam naruto ketakutan dengan nafas tersengal. Naruto terus bergumam dengan tubuhnya yang enggan digerakkan. Keringat dingin dapat ia rasakan mengalir di punggungnya.
Dalam sunyi malam bibir Naruto masih terus merapalkan gumaman dengan mata terpejam rapat.
Asddfghjkl.... siapa orang yang sudi menegur jendelamu yang terbuka ketika kamarmu berada di lantai tujuh??
END
Ini cerita hantu satpam terbang asrama yang legendaris wkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
Atopos
FanficKumpulan drabble dan ficlet tentang Sasuke dan Naruto dengan banyak genre di dalamnya. Sebelum pindah sekolah, Naruto ingin kenang-kenangan dari orang yang disukainya. Yang tak terlupakan meskipun mungkin tak sepenuhnya spesial. Dia memutuskan hal b...