*new friend

13.6K 783 3
                                    

"Beberapa orang memilih meninggalkan masa lalunya untuk meniti masa depan. Beberapa lainnya menjadikan masa lalu sebagai pembelajaran. Dan sisanya masih terjebak dalam masa lalunya tanpa berusaha terlepas."

∆∆

"Aku tidak tau kalau kau punya adik yang manis."

Tera masih berkutat pada laptop nya tatkala teman semasa kuliahnya bertanya.

"Dia manis dan... menarik."

Gerakan Tera terhenti kemudian menghela nafas.

"Kenapa? kau tertarik huh?"

Si teman hanya menyeringai melihat temannya terpancing.

"Menurutmu?"

"Dengar Fire,entah aku harus bahagia atau tidak karena untuk pertama kalinya kau membicarakan seorang perempuan."

Pria yang disebut sebagai Fire semakin menyeringai.

"Dan dia adalah adikku."
lanjut Tera.

"Dia bukan adik betulan mu."

"Ya ya terserah,dia memang adik angkatku tapi dia tetap adikku Fire."

Fire mencondongkan badannya ke arah Tera.

"Aku tak pernah melihatnya, kecuali bahwa kau mengatakan bahwa kau punya adik perempuan."

"Dia mengikuti perkemahan militer di US selama tiga tahun. Dan dia bekerja disana kemudian."

"Militer?"

Fire lagi lagi terkaget,seorang perempuan mengikuti camp militer?
Sulit dipercaya.

"Hem begitulah."

∆∆∆

Oxy menghempaskan dirinya di ranjang queen size miliknya, membentuk bintang besar di atas ranjang. Dia langsung pulang setelah mengobati sudut bibirnya di ruangan Tera.
Lupakan kalau Tera yang mengobatinya. Dia mengobati dirinya sendiri tentu saja.

Pikirannya kembali pada pria yang mengaku bernama Fire. Entah kenapa alam bawah sadarnya seolah memperingatkan menjauh dari pria itu.

*flashback

Dia mendudukan dirinya di sofa empuk milik Tera,sementara sang pemilik ruangan mengambil kotak obat.

"ini."

Tera menyodorkan obat merah dan kapas sekaligus.

"thanks."

Diraihnya dua benda itu dan mulai mengobati luka di sudut bibirnya.
Tiba tiba pintu menjeblak terbuka,menampakan pria dengan wajah aristokrat, berpenampilan necis dan dagu terangkat.
Si pria yang tak tau sopan santun. Itu menurut Oxy. Pria itu langsung menghampiri Tera dan menyerahkan sebuah map yang entah apa isinya.
Mata Oxy mengikuti setiap gerakan yang dilakukan pria itu. Hingga si empu yang ditatap balik menatapnya sepersekian detik kemudian.

"ah maaf aku tak tau ada orang lain."

Si pria meminta maaf sambil berjalan mendekati nya. Kemudian menyodorkan tangan.

"kau adik Tera bukan? aku Fire."

Pria sama yang memandanginya aneh dan lekat saat di lantai bawah gedung. Sekarang berdiri dihadapannya mengajak berkenalan.

"Oxy."

Kening Fire berkerut saat dirinya tau bahwa sodoran tangannya di hiraukan.

"Aku harus pulang Tera."

Oxy melenggang pergi tanpa berusaha menoleh.

∆∆∆

Siraman air hangat dari shower membuat pikirannya jauh lebih baik. Badan lengketnya sudah bersih.

Dilihatnya jam di nakas sebelah tempat tidurnya.

Pukul 07.09 pm.

Oxy bosan. Sudah dua hari dia di rumah ini tanpa melakukan apapun yang menurutnya menarik. Mungkin jika ia sekarang ada di kantor kejaksaan tempatnya bekerja,ia pasti sedang mengobrol tentang macam macam kasus dengan Jim. Tapi mau bagaimana lagi. Dia sudah memilih cuti satu tahun.

Setelah berpakaian,Oxy memutuskan untuk berkeliling di daerah tempat tinggalnya.

Dengan jeans selutut,kemeja kotak-kotak maroon, sneaker maroon,dan topi bertuliskan Supreme miliknya.

"Mau kemana Oxy?"

Suara bibi nya menyambutnya saat tiba di lantai dasar.

"Jalan jalan."
jawabnya singkat.

"Oh ya sudah hati hati."

Oxy tersenyum kecil pada bibinya kemudian pergi menuju garasi.

∆∆∆

Setelah berkeliling hampir satu jam akhirnya Oxy memilih menepikan mobilnya di sebuah cafe.
Memesan black ekspresso,dan duduk santai di indoor cafe tersebut. Suasananya lumayan dan desain interior cafe yang ia singgahi membuatnya betah berlama-lama.

Terlihat pasangan muda mudi disana sini. Mengobrol seolah dunia milik mereka. Cenderung berisik dan bergosip.
Tak lama kemudian pesanan miliknya datang. Cangkir putih pendek dengan black ekspresso yang mengepul.

"Oxy?"

Panggilan itu membuat kepalanya terdongak.
Mendapati wajah tak asing yang sempat ditemuinya beberapa saat lalu.

"Aku tak menyangka bertemu denganmu disini."

Fire mendudukan diri di sofa tepat dihadapan Oxy.

"Mengopi?"

"Hm begitu lah."

"Kebetulan yang menyenangkan bukan?"

"Ya."

Oxy hanya menanggapi singkat ucapan Fire. Dia tak menyadari lawan dihadapannya menyeringai lebar mendapati jawaban Oxy yang kelewat singkat.

Pelayan datang lagi,kali ini membawa pesanan Fire.
Hot chocolate dengan pancake coklat.

"Aku permisi."

Oxy hendak berdiri tapi tangannya dicekal oleh Fire.

"Apa kehadiranku membuatmu tak nyaman nona?"

"Tidak. Maaf kalau membuatmu berfikiran seperti itu."

Oxy melepaskan tangannya dari genggaman Fire,mengucapkan kata permisi kemudian berlalu.

Fire memandang kepergian Oxy dengan senyum misterius.

"Menarik."

∆∆

oxygenicaddict

Let Me In (OPEN PO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang