"Aku tanya sekali lagi, siapa yang sudah merusak tempat tinggal para peri hutan ini?"
Reon tetap diam. Wajahnya semakin pucat melihat Darren dengan pandangan penuh curiganya. Lagi-lagi Reon menggeleng.
Baiklah, Darren harus melakukan sesuatu agar Reon mau membuka mulutnya.
"Jika kau masih tidak mau jujur, aku tidak akan mau mengantarmu lagi."
Reon mengangkat sebelah alisnya. "Kalau begitu pergilah."
"Tentu. Aku akan pergi dari sini dan kau akan di sini menikahi para peri hutan itu. Kau tahu, mereka sangat menggilai seorang pria manusia." Darren menaik turunkan kedua alisnya.
Reon semakin memucat. "Kau tidak akan meninggalkanku sendiri di sini, bukan?"
"Tentu." Darren tersenyum manis, membuat Reon dapat bernapas dengan lega seketika.
"Aku mungkin hanya akan menikahkanmu dengan salah satu peri betina itu." Pandangan Darren menunjuk pada para peri betina yang sedang mengumpulkan serbuk bunga.
Wajah Reon kembali memucat. Membayangkan dirinya menikah dengan salah satu peri betina dengan ukuran sebesar telunjuk itu membuat Reon merasa mual. Oh, bahkan Reon menyesal sudah membayangkan hal itu.
"Ya, baiklah, aku yang sudah merusak pohon itu," katanya pasrah.
Darren tersenyum penuh kemenangan. "Perbaiki pohon itu hingga tidak terlihat cahaya sedikitpun. Dan aku akan memasak untuk makan malam kita nanti."
"Hey! Itu tidak adil!"
"Adil apa? Aku tidak merusak pohon itu bukan?"
"Tapi.. Tapi.."
"Sudahlah, cepat perbaiki pohon itu sebelum jatah makan malammu habis ku makan." Darren berbalik dan melangkah menjauhi Reon. Meninggalkan Reon yang sedang menggerutu tidak terima dengan perintah Darren.
•••
Reon mengamati kembali pohon besar yang tadi sudah ia rusak itu. Menghiraukan segala godaan dari peri betina yang berusaha menarik perhatiannya.
Jika dipikir kembali, bagaimana bisa pohon ini tumbuh sedangkan isinya saja kosong. Menyisakan kulitnya saja yang memang cukup keras.
Sudahlah, itu tidak penting. Yang harus Reon lakukan saat ini hanyalah bagaimana caranya memperbaiki pohon ini.
'Getah pohon!'
Tiba-tiba getah pohon terlintas dalam benak Reon. Ia memetik beberapa daun besar yang ada di sekitar pohon itu, lalu menempelkannya pada lubang pohon dengan getah pohon yang ia jadikan sebagai perekatnya.
Berhasil! Satu daun berhasil menutupi sedikit lubang itu. Mungkin sekitar 5 helai daun lagi sudah bisa menutupi seluruh lubangnya.
Namun sayang, baru sampai daun ketiga daun-daun itu justru berjatuhan kembali. Reon geram. Ia mencoba sekali lagi namun gagal lagi dan lagi.
Ia tidak menyerah. Dengan kesal ia menempelkan daun-daun itu dengan cukup keras, membuat retakan di pohon itu malah semakin membesar. Bukan hanya membesar, bahkan pohon itu sekarang sudah hancur. Benar-benar hancur. Sepertinya ia tidak sengaja mengeluarkan kekuatannya.
•••
Darren menatap dua ekor kelinci yang baru saja berhasil ia tangkap. Sangat menggemaskan namun sayang, Darren tengah kelaparan sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
LELION : Legenda Perang Pertama
FantasyTrilogi #1 Disaat peperangan hampir terjadi, cinta justru membuat peperangan itu semakin membesar. Sesuatu yang seharusnya berpisah justru menyatu. Sesuatu yang seharusnya berhenti justru terus melanjut. Dan sesuatu yang seharusnya tetap hidup justr...