Depending On Yourself

29 3 6
                                    

Sepekan telah ku lalui, Tak juga ku melihat wajah nya. Rasa penasaran ini, terus menghantui fikiran ku. di dalam hati ku selalu bertanya - tanya, apakah maksud dari perlakuan nya waktu itu? dan yang tak kalah penting, mungkin kah dia mengetahui jawaban dari masalah ku selama ini? jawaban yang mungkin bisa mengubah arah hidup ku. terkadang, lelah nya jiwa ini tak sanggup untuk ku tahan lagi. Membayang kan hari - hari ku yang terus berlalu, tanpa adanya pencapaian apapun, membuat ku berfikir bahwa hidup dan mati tidak ada bedanya. lantas untuk apa Aku di ciptakan ke dunia ini. menjadi tokoh utama dalam cerita ku? bahkan untuk menjadi figuran saja kurasa tak mampu.

Keputusan ku pun sudah bulat. tak kuasa menahan rasa ini, aku pun mencari diseluruh area sekolah. berlari terengah - engah, berharap dapat melihat wajahnya secepat mungkin. kepala ku hanya di penuhi oleh sosoknya yang sangat ku kagumi. aku pun tak faham, apa yang sebenarnya terjadi padaku. hati ku tak dapat menggambarkan nya, tetapi raga ini tak ada hentinya berusaha, melakukan apa saja untuk melihat nya.

"Dimana Dia?" Tanpa sadar, kalimat ini terus keluar dari mulut ku.

Apakah ini yang di sebut rindu? Apakah sebenarnya aku sedang jatuh cinta? hidup memang terkadang tidak adil. disaat hanya tubuhku yang merasakan nya, tetapi hati ku merasa hampa, rasanya tak pernah terjadi apa - apa sama sekali, seakan aku ini hanya mayat hidup yang tak tau arah.

Karena tidak membuahkan hasil, aku pun memberanikan diri. pergi keruang guru, tempat dimana orang dewasa yang mendidik kami di sekolah ini berkumpul. aku tidak mengerti, ketika diriku melangkah masuk kedalam suatu ruangan, yang dipenuhi dengan orang yang membenci pribadiku. biasanya, matapun enggan meliat kedalam. tetapi kali ini aku tidak merasa takut sama sekali, bahkan yang kurasakan, kaki ini memaksa untuk melangkah maju. kekuatan besar yang mampu menggerakkan raga seseorang, dan meluluhkan jiwanya. mungkin inilah yang disebut dengan cinta.

Aku berencana untuk menyakan soal putri kepada wali kelasnya. tetapi belum sempat aku bertanya, Pak Reza langsung menodong ku dengan pertanyaan yang sangat tepat.

"Soal Putri Kah?? Dia izin untuk dua minggu ini." Pak Reza menjawab dengan santai nya. kalau ku ingat - ingat, belum pernah ada seorang guru yang bisa bicara seperti ini dengan ku.

"Kalau boleh tau, apa alasan nya izin untuk waktu yang sangat lama?" Aku tidak tau apa yang ku katakan benar atau salah, tetapi kulihat dia tersenyum kecil.

"Jika kau penasaran ambil ini, katakan saja apa yang sebenarnya kau rasakan kepadanya, kau harus berani mengutarakan nya, jika kau tidak bisa mempercayai dirimu, siapa lagi yang akan membagun kan nya?" Rasanya ada yang menghantam dada ku dengan keras, seperti berusaha mendobrak pintu itu.

"Mengapa masih berdiri disini? Cepat pergi dan temui dia." Pak Reza bicara dengan nada penuh semangat.

"Baiklah, Terima kasih banyak Pak." Aku bergegas menuju ke alamat yang diberikan oleh pak Reza. Restoran yang cukup jauh dari lokasi asrama kami, namun dapat di tempuh cepat melalui jalan pintas di pinggir kota.

Pak Reza: "Semoga kau berhasil nak, jangan sia - sia kan waktu yang kau punya."

Perasaan senang, ketika berlari menuju ke restoran itu. sungguh keajaiban, aku bisa merasakan nya. jantung ku berdetak sangat kencang, hatiku terasa sangat bahagia saat ini, kaki ku tidak dapat berhenti. cahaya jingga pada sore hari, angin yang berhembus membelai lembut pelipisku, suasana ini, aku sangat menikmatinya. tanpa sadar ku meneteskan air mata, mungkin ini sedikit memalukan untuk di ungkapkan. tetapi, rasa bahagia ini mungkin berhasil menghancurkan penghalang, antara jiwa ku dan dunia ini. air mata bahagia ini, mungkin mereka akan selalu memanggil ku Emotionless atau apapun itu. tetapi, kebahagiaan bisa kau dapatkan, bahkan hanya dengan secarih kertas betuliskan alamat.

Kedatangan ku betepatan dengan jam pulang nya, dari tempat kerja. aku berdiri menunduk, tepat di hadapan nya, menghela napas lega, kemudian wajah bahagia ku mulai nampak. perasaan puas ketika mencapai tujuan mu. ya, 'puas' sudah lama sekali aku tidak merasakan hal semacam ini.

"Putri, Akhirnya, Akhirnya aku menemukan mu." aku menatap tajam matanya, matanya yang indah, memancarkan cahaya, cahaya yang membuat ku bertahan selama ini.

"Adit, bagaimana kau bisa tahu aku bekerja disini??" kulihat dia lumayan terkejut dengan kedatangan ku. tetapi, dia langsung mengeluarkan senyuman hangat dan mengatakan;

"Karena kau sudah disini, bagaimana jika kau mengantar ku sampai didepan asrama?" seperti biasa, suara nya begitu lembut, menghangatkan hati siapa saja yang mendengar nya.

"Be-be-baik, aku akan mengantarmu." sungguh gugup perasaan ku saat ini, ku harap tidak terjadi apa - apa yang membahayakan kami.

Selama perjalanan kami membicarakan hal - hal seperti hobi, makanan kesukaan, warna kesukaan, sampai bertukar nomor handphone. sudah satu jam berlalu, akhirnya kami sampai dijembatan itu, tempat pertama kali kami bertemu. Fikirku, pada awalnya akan berjalan lancar. tetapi, itu semua tidak berlangsung lama. kaki ku terhenti, kepala ku sakit, emosi ku tidak beraturan. rasanya, kebahagiaan pada hari ini, ditarik kedalam sebuah penjara, tempat dimana jiwa ku tersiksa selama ini. aku pun tak kuasa menahan sakit, sampai akhirnya terjatuh, dan menangis.

"TIDAK!!! TIDAK!!! AKU TIDAK INGIN KEBAHAGIAAN INI BERAKHIR. MENGAPA?? MENGAPA HARUS TERJADI SEKARANG?? APA KESALAHAN KU SELAMA INI?? MENGAPA SAAT BERTEMU DENGAN NYA?? AKU SANGAT MENCINTAINYA. MENGAPA KAU SELALU MENGHALANGI KU, MENGAPAAA!!!" Tangisan, Jeritan, Pengakuan. Semua terungkap dalam satu waktu. kufikir dia akan membenci ku, tetapi, kurasa hidup terkadang tidak terlalu buruk.

"Adit, jangan menangis lagi, aku disini, aku disamping mu, selalu di sampingmu, Adit." dia memeluk ku, merangkul ku. air mata di pipinya, menetes ke telapak tangan ku.

"Kau sudah melakukan nya, Adit. kau mencari ku di setiap tempat di sekolah. kau bahkan berhasil melawan ketakutan mu, untuk menanyakan alamat tempat ku bekerja pada wali kelas ku. kau berlari, dan terus berlari, kau berhasil melakukan itu semua. maka dari itu, jangan menyerah, jangan pernah menyerah, Adit. kau berhasil menemukan ku, kau berhasil mengungkap kan nya pada ku. aku belum pernah merasakan ini sebelumnya, belum pernah seseorang menganggap ku begitu penting dalam hidup mereka. sejak pertemuan pertama kita, aku tahu kalau kamu mampu, aku percaya, Adit." dia menangis di pundak ku, dan mengatakan itu semua, sekejap hati ku tenang, seperti suara air disungai, yang begitu tentram, memanjakan jiwa seseorang yang mendengarnya.

"Ketika kau merasa seperti ini lagi, kau harus percaya, bahwa kau pantas untuk bahagia. bukan karena adanya aku, bukan karena orang lain yang membantu mu, tetapi karena usaha mu, karena segala hal baik yang kau perbuat. Adit, kau harus percaya pada dirimu sendiri, tidak ada yang bisa merubah dirimu, kau hanya bisa bergantung kepada dirimu sendiri, buat lah jiwa mu hidup, dengan caramu. dengan begitu, kau akan menemukan jalan hidup yang seharusnya, menjadi seorang Pratama Aditya, yang seutuhnya."

'Percaya'. itulah yang putri katakan padaku. ketika dia bisa meletakkan kepercayaan nya kepada ku, aku harus, harus berusaha. berusaha, agar tidak mengecewa kan nya, dan bisa menjadi diri ku, diriku yang seutuh nya.

Beautiful CanvasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang