I Guess Not

18 0 0
                                    

Sungguh mengerikan, ketika kau mengetahui bahwa sesuatu yang selama ini menjadi penghalang dalam hidup mu sebenarnya juga bagian dari diri mu. Kau harus bertaruh, kau harus betarung, menjadi salah satu dari mereka. Dan setelah kau menang, tidak ada yang kau raih selain kehilangan sebagian dari diri mu. Aku memang tidak mengerti dengan apa yang terjadi pada diri ku sekarang. tetapi aku tahu persis, apa yang akan terjadi nantinya pada jiwa ku. Sungguh bohong, jika ku katakan aku akan melakukan apa pun untuk mengeluarkan nya dari tubuh ku. Semua kenangan ku di masa lalu, ku rasa dia lah yang mengetahuinya. Tidak bisa ku relakan salah satu dari jiwa ini untuk pergi. Tetapi rasa takut akan terus muncul, ketika dia datang dihadapan ku dan mulai mengatakan hal yang mengerikan tentang diri ku. Sebenarnya aku tidak begitu mengerti, mengapa dia mengatakan itu semua? terlebih lagi dia ingin sekali mengakhiri semua nya, sampai - sampai ingin membunuh ku. dia bilang dia marah karena aku membuat nya terluka. tetapi mengapa dia selalu melindungiku? mengapa dia rela menyerahkan tubuh nya untuk di hukum? mengapa dia bisa menaruh harapan sebesar itu pada diri ku yang lemah ini? seakan aku yang salah disini. Tetapi bukan kah ini adalah wujud ke egoisan dari dirinya? mengapa dia membuat ku sampai merasa seperti bukan manusia lagi? mengapa dia begitu membenci ku dengan alasan seperti itu? mengapa dia tidak berhenti melindungi ku dan membiarkan jiwa ku mati secara perlahan? aku tidak mengerti lagi, hidup ku dipenuhi dengan tanggung jawab yang sangat besar, seolah aku adalah manusia terkuat di jagad raya ini dan bisa menyelesaikan semua misi yang diberikan untuk ku. "Aku tidak tahu lagi apa yang harus ku lakukan". kata itu keluar dari mulutku, ber iringan dengan air mata dari seorang laki - laki lemah yang tidak dapat di harapkan.

"Seperti yang ku kira, kau ini memang sedikit egois ya?" Tiba - tiba putri datang entah dari mana sambil mengatakan sesuatu seperti itu.

"Bisa kah kau menghentikan kebiasaan mu itu? rasanya mengerikan jika kau mengatakan nya secara tiba - tiba seperti itu." Bagaimana tidak, dia langsung datang dan memberikan pendapat terhadap sesuatu yang ku fikirkan.

"Menurutku, kau tidak bisa bilang kalau semua ini adalah salahnya, apakah kau sadar?" apa yang sebenarnya di fikirkan oleh nya.

"Jadi kau ingin membelanya? dan bilang kalau semua ini adalah salah ku?" kurasa emosi ku cukup meluap hingga menyebabkan nada bicara ku sedikit naik.

"Hmm, kurasa ini memang sifat mu. Disaat kau selalu menyalah kan orang - orang atas kesukaran yang kau rasakan. Tetapi jika kenyataan nya kau mengakui bahwa dia adalah bagian dari dirimu, bukan kah artinya sama saja dengan menyalahkan dirimu sendiri? Kau harus bisa kendalikan ego mu. Semua yang kau rasakan, semua yang kau keluh kan. Bisa ada di dunia ini, karena kau benar - benar hidup." Dia mengatakan itu semua, seakan dia tau segalanya tentang kehidupan.

"Tolong jangan campuri urusan ku lagi, aku sudah muak dengan semua yang terjadi belakangan ini. Memang terdengar sangat lemah, ketika seorang pria terus mengeluh tentang kehidupan nya. Tetapi bagaimana akhir dari perjalanan ini, semuanya tergantung pilihanku. Jadi tolong, jika kau tidak keberatan, aku akan menyelesaikan semua ini sendiri." Walaupun ia terus - terusan mengoceh tentang hidup ku, kurasa itu semua membuat ku lebih yakin untuk mengambil keputusan sekarang ini.

Aku langsung meninggalkan nya tanpa berpamitan. Ku rasa ini lah yang terbaik. Jika ia terus menerus mencampuri urusan ku, kufikir akan sulit nantinya. Diriku yang saat ini sangatlah agresif, jika putri berada di dekat ku bisa - bisa dia terluka. Ketika terbayang akan hal - hal yang kemarin terjadi pada ku, tidak menutup kemungkinan dia akan melakukan nya terhadap putri. Mendengar nya akan mengakhiri kebahagiaan ku, pasti akan terjadi sesuatu jika putri terus bersama ku. Mungkin saat ini aku terlihat sangat egois, lebih egois dari biasanya. Mungkin apa yang dikatakan orang - orang kepada ku memang benar, mungkin aku memang sangat egois hingga selalu mengedepankan perasaan ku, sampai - sampai aku tidak peduli dengan diriku yang sebenarnya. Bahkan orang - orang yang sudah lama bersama ku, pada akhirnya menjauh karena tidak tahan dengan perlakuan ku terhadap mereka. Dan yang harus ku lakukan sekarang sungguh membuat ku bingung. Melenyapkan salah satunya, mungkin itu adalah cara terbaik untuk saat ini. Jika harus memilih, antara kebahagiaan ku yang sekarang dan ingatan ku yang telah lama menghilang. Kurasa kebohongan adalah kata yang tepat, jika pilihan kedua yang ku ambil. Walaupun aku harus kehilangan sebagian dari diri ku, setidaknya aku harus menghadapi yang saat ini sudah terjadi. Terus berlarut - larut dalam kesedihan dimasa lalu, kurasa aku tidak akan merasakan hidup normal jika terus seperti itu. Yang sekarang akan ku lakukan adalah melurus kan masalah ini, dengan diri ku sendiri. "Sial, ini adalah hal yang sangat gila, tetapi aku harus tetap melakukan nya." Terucap di benak ku dengan lantang, keputusan nya sudah bulat. Bila memang begini akhirnya, harus tetap ku lalui, meski kehilagan jati diri ku.

Beautiful CanvasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang