Last Breath

40 2 2
                                    

"Kau tidak pantas Adit", "Kau hanyalah sampah", "Kau bukan bagian dari dunia ini", "Berhentilah berharap", "Hah, kau bukan lah manusia", "Tidak kah kau menyadarinya?? jasad mu hanya bergerak kesana - kemari tanpa tujuan yang jelas", "Jiwa mu sudah lama hilang", "Kau tidak akan bisa kembali lagi."

Sial, sekarang pukul 02.30. Sudah 3 hari aku mengalami ini, mimpi yang sangat aneh. suara mengerikan itu, selalu datang ke dalam pikiran ku. aku tidak mengerti, semakin aku berusaha untuk berubah, semakin besar pula ketidak berdayaan yang terasa. apakah sudah saat nya aku mengakhiri semua? bahkan memulai saja menurut ku belum. apa yang sebenarnya terjadi kepada diri ku? mengapa penderitaan ini tidak ada habisnya?? setelah mendapat sesuatu yang sangat berharga, apakah ini pengorbanan yang harus ku lakukan?? apakah harus sampai seperti ini?? tangisan pedih dimalam hari, tak dapat berhenti membasahi ranjang ini,  kesengsaraan terus menusuk dada ini, beribu duri yang tertancap dihati, seakan berhasil mengoyak nya hingga tak berbentuk lagi. walau kusadari semua usaha tak berarti, tidak bisa ku berhenti terlalu dini.

Pada akhirnya aku terpaksa menahan lelah ini, sampai pagi tiba. untung saja sekarang hari minggu, setidak nya aku bisa mengistirahatkan diri ini setelah kejadian malam tadi. melihat mentari pagi terbit di ufuk timur, memancarkan cahaya yang menyilaukan mata. ketenangan yang di rentangkan oleh suasana pagi ini, akan membuat siapa pun tersenyum dan bersemangat untuk menjalani hari ini dengan baik. mungkin begitulah seharusnya. tetapi, suasana ini justru membuat ku memikirkan tentang sesuatu, yang di bicarakan oleh suara misterius itu. dia bilang aku bukan lah manusia, aku hanya mayat hidup yang tak pantas merasakan ini semua. mungkinkah dia yang selama ini menahan habis - habisan jiwa ku? atau, suara itu hanya lah bayang - bayang dari perkataan orang kepada ku? sudah terasa sulit karena kejiwaan ku yang tidak jelas, sekarang mucul lagi masalah baru. tetapi, menurutku ini bukanlah hal yang harus di takutkan. bila memang dia berada di dalam tubuh ku, bersamaan dengan jiwa ku, aku harus menendang dia keluar dari tubuh ku.

"Itu tidak akan pernah terjadi." Suara itu? Tidak mungkin, kufikir dia hanya ada di alam bawah sadar ku.

"Si-Siapa Kau?? Mengapa aku bisa sampai mendengar mu??" Tidak mungkin, apakah aku masih dalam mimpi? ini benar - benar gila, dia bisa keluar diluar kuasa ku, ini gawat.

"Hiahahahaha, Bisa di bilang aku ini ada lah bagian dari dirimu, dirimu yang sesungguh nya, dirimu yang penuh kebencian, dirimu yang penuh amarah, dirimu yang haus akan balas dendam." Bicara apa dia? apakah aku seperti itu? apakah itu kebenaran nya?

"Kau, Kau mau apa dari diriku yang sekarang ini? Apa kah kau yang selama ini menahan perasaan ku? mengapa kau melakukan nya?" Jika memang dia yang melakukan itu semua, aku pasti akan menghabisinya.

"Haha, Kau mau tau kenapa?? Berbaliklah kebelakang." Tanpa pikir panjang, aku pun menoleh ke belakang.

Ini tidak mungkin, Aku tau ini hanya halusinasi, mungkin ini hanya wujud dari stress berkepanjangan ku. tetapi melihat diriku sendiri, dengan wujud yang sangat mengenaskan. tangan nya yang terus mengepal dengan sangat erat, seolah penuh kebencian. matanya yang terus mengeluarkan darah, seolah menangis. dengan baju penuh sobekan, seperti telah mengalami kecelakaan yang dahsyat. dan yang paling mengerikan, tubuh nya yang sudah tidak utuh, memperlihatkan betapa mengerikan nya organ dalam yang sudah rusak. kuperhatikan dengan saksama, aku tidak melihat hatinya. hatinya hilang, sama seperti yang kurasakan.

"Haha, kau bahkan langsung menyadarinya ya? tidak ada hati disini. ya, itu benar. tapi, semua ini terjadi karena dirimu sendiri." Dia berkata seperti itu seperti sedang marah.

"Selama ini kau hidup, dengan penuh kebencian. kau benci pada dirimu sendiri, kau benci pada takdir mu, kau benci akan hidup yang sulit, kau terus - terusan mengeluh. apakah kau sadar selama kau berfikiran seperti itu, selama kau berbuat seperti itu, jiwa mu akan terluka, terus terluka, terus merasakan sakit, terus tersiksa, tetapi tidak dapat menjemput kematian, karena terperangkap dalam tubuh menjijikan mu yang tidak berguna." 

"Melihat mu hidup seperti ini, sepertinya ku sudah mengambil keputusan bodoh sejak kejadian itu." Kejadian itu? jangan - jangan?

"Ya, kau benar. bisa dibilang, aku ini ada lah malaikat pelindung mu. aku dapat bertukar tempat dengan jiwa lemah mu, ketika kau berada dalam bahaya. dan itu semua ku lakukan, semata - mata hanya untuk melindungi diri mu, aku ingin melihat mu hidup, tumbuh menjadi harapan bagi kedua orang tuamu. hanya kau yang bisa melakukan nya, hanya kau yang dapat membangga kan mereka, bukan aku. tetapi, ketika aku rela merasakan sakit, ketika aku rela, merasakan kesedihan, saat melihat orang yang ku sayangi mati, didepan bola mataku. kau disini hidup, seolah hanya kau yang paling menderita di dunia ini. maka dari itu, aku tidak terima, aku tidak terima, jika kau bisa berbahagia, dengan hidup mu yang menyedihkan saat ini, tidak akan kubiarkan." Dia begitu serius dengan apa yang dia katakan.

"Keadaan ku, semakin lemah saat ini, tetapi aku tidak bisa menghilang dari sini. jujur saja, aku tidak ingin semua berakhir seperti ini. tetapi, kau tidak akan tahu, bagaimana rasanya harus menjadi tameng, demi melindungi orang bodoh seperti mu. kau tidak akan mengetahui, akan rasa sakit, ketika harus menahan semua hinaan, makian, dari orang - orang yang kau kenal. bukan kau yang merasakan nya, tapi aku. Aku, yang harus menerima seluruh sayatan pedih ketika kau merasa tersiksa. Sekarang tubuh ku sudah seperti ini, kau fikir siapa yang akan hidup bahagia ketika keadaan nya seperti ini hah!!!" Dia mulai menggila seperti ingin menyerangku.

"Hehe, mulai sekarang aku tidak akan membuat keputusan yang salah. jika aku tidak bisa berakhir sendirian, kau juga harus berakhir." Apa - apaan ini? mengapa dia menjadi begini?

"AKAN KU BUNUH KAU!!! SELAMAT TINGGAL!!! PRATAMA ADITYA!!!" Dia berlari ke arah ku, dengan menjulur kan tangan nya, yang menggenggam sebilah pisau.

Ketika aku sudah pasrah dengan apa yang akan terjadi, dan mulai menutup mataku, Dia menghentikan langkahnya. Dia mulai berdiri tegap, dan mengatakan sesuatu.

"Hehe, seperti biasanya. kau memang tidak berguna, kau bahkan ketakutan ketika melihat dirimu sendiri. itulah dirimu, tidak lebih dari pada sampah. kita akan lihat, sampai kapan kau akan bertahan." dia pun menghilang,  dengan senyum sinis di bibirnya.

Memang kejadian yang sangat mengerikan. tetapi, akhir dari perkataan nya adalah tanda. bahwa dia tidak akan berhenti, hingga aku menyerah, dan melepaskan hidup ku dari dunia ini. atau, dia bisa saja berhenti, ketika aku berhasil menaklukan nya, dengan usaha ku sendiri. Pilihan ada di tangan ku. tetapi, apakah aku sanggup, untuk menjalani salah satunya?

Beautiful CanvasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang