Setelah malam yang cukup menegangkan pada hari itu, hubungan kami berdua kian semakin erat. Apalagi karena ditambah liburan akhir semester, kami selalu pergi berdua. Entah itu sekedar bersantai di sore hari, atau pun hanya lari pagi. Kami sama sekali belum melakukan hal yang istimewa saat liburan ini. Waktu libur kami hanya tinggal sepekan lagi, dan aku sudah merencanakan hal yang sangat menyenangkan untuk putri. Sejujurnya aku belum memberi tahukan hal ini padanya, tetapi jika ku berikan sebagai kejutan kurasa akan lebih indah. Karena sekarang sudah di penghujung bulan desember, setidaknya aku ingin di ingat oleh nya saat memberi hadiah terbaik padanya, saat malam pergantian tahun nanti. Mengingat yang selama ini ku lakukan di depan nya hanya menangis, dan mengeluh. Aku tidak ingin dikenang, sebagai laki - laki bodoh yang tidak bisa melakukan apa - apa.
Kami memutuskan untuk makan malam di kafe tempat nya biasa bekerja, Karena tidak terlalu jauh dari asrama kami dan harganya yang sangat bersahabat. Aroma khas kopi hitam pun langsung berhembus melewati kami ketika ku geser pintu yang terlihat antik itu. Memang bukan tempat yang terlalu mewah, tapi suasana di sana sangat lah tenang dan begitu nyaman.
"Oooh, Na' Karina sudah datang ya? mari silahkan duduk." Terdengar suara yang sangat lembut dari seorang wanita tua di meja kasir.
"Aaah Ibu, Ibu bisa layani pelanggan yang lain saja, aku akan mengurus tamu ku bu." Putri tersenyum hangat kepadanya sambil mengatakan itu. Ibu? jadi wanita itu Ibunya?
"a-anu mohon maaf, perkenalkan nama saya Pratama Aditya, saya teman sekolahnya putri." Aduuh, dia tidak pernah bilang kalau dia bekerja di cafe keluarga miliknya, sial aku jadi malu sendiri kalau seperti ini.
"Oooh, jadi ini Aditya, mari silahkan duduk. sepertinya kamu suka sama Putri ya? atau Putri yang menyukai mu? Putri sering cerita tentang mu loooh, hehehe." Pertanyaan secara tiba - tiba seperti ini, aku ingin menjawab YA, tapi aku malu setengah mati di depan Putri. Apa lagi dengan wajah nya yang sedang tersipu malu, dengan pipi nya yang memerah itu. Situasi macam apa ini??
"a-anu, kami hanya teman dekat saja, belum sampai ketahap itu." Sial, sampe keceplosan begitu, me-memang nya apa tahap selanjutnya? Ditambah Putri yang melihatku dengan ekspresi merajuknya itu, tidak bisa jika terus seperti ini, baik lah akan ku jelaskan saja.
"Ooo, kalau begitu cepat - cepat lah sampai tahap selanj-" aku langsung menyela pembicaraan nya dan membisikan sesuatu kepada ibunya.
"Sebenarnya, saya menyukai Putri, tapi saya rasa mungkin sekarang bukan saat yang tepat untuk mengatakan nya. Tetapi kalau tante berkenan, saya ingin mengajak Putri keluar saat malam tahun baru nanti." ku mengatakan itu pada nya, aku tidak menyangka bahwa ia akan tersenyum seperti itu, belum lagi ditambah wajah imut Putri ketika sedang kebingungan. memiringkan kepalanya seperti itu sambil menatap ku, aku tidak bisa menahan senyuman ini setelah melihat semua itu.
Kami memesan dua kopi hitam yang sering di bicarakan Putri. Jika sudah membicarakan kopi buatan Ibunya, dia menjadi sangat cerewet. Tetapi, sifat nya yang seperti ini lah yang berhasil membuat diriku selalu memperhatikan nya. Di sekolah, Putri di kenal dengan perempuan yang pendiam, namun baik hati, dan sangat antusias dalam mengerjakan apapun. Jadi bisa dibilang kalau dia adalah orang yang sangat stay cool. Tetapi jika sedang di hadapan ku, dia akan berubah drastis, dia akan menjadi orang yang periang, cerewet, bahkan cengeng. Kami sudah melewati tahun ini bersama, banyak sekali yang terjadi dalam waktu yang singkat ini. Kurasa pertemuan ini memang takdir yang manis, walau pun banyak hal pahit yang harus kami rasakan dalam prosesnya. Ya, itu semua bukan lah hal yang harus di sesali, mengingat kehidupan ku sebelum bertemu Putri. Hidup tanpa merasakan sedih, berarti tidak adanya perasaan riang. Ya, bagaikan hitam tanpa adanya putih. Memang semua itu dibutuhkan, untuk membangun kebahagiaan yang sesungguh nya. Setidaknya semua itu tidak hanya menjadi kenangan yang menyakitkan, karena saat ini sudah ku temukan, kebahagiaan nyata yang ada di depan mata ku.

KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Canvas
Teen FictionSeorang anak laki - laki mengalami kecelakaan dimalam tahun baru, membuat dirinya harus kehilangan ke dua orang tuanya. Disaat yang seharusnya menyenangkan bagi setiap anak, mulai detik ini, Adit terpaksa Menjalani Kehidupan nya, Sendirian.