"One-chan! One-chan! Bangun!"
Aku sempat berfikir jika suara yang terus memanggil ku itu hanyalah sebuah imajinasi ku belaka. Dimana, aku mendengar suara Hiroki yang memanggil ku secara tiba-tiba dengan nada suara yang benar-benar, khawatir. Namun setelah suara itu berulang-ulang kali memaksa ku untuk segera bangun, aku sadar jika itu bukan sekedar imajinasi ku saja. Aku yakin, itu benar-benar suara Hiroki yang tengah membangun kan ku dengan susah payah.
"Eng...,"
Aku membuka mataku secara perlahan, mencoba menyesuaikan penglihatan ku dengan cahaya matahari yang menyambut ku saat ini.
"Hah, akhirnya kakak bangun juga," kudengar Hiro menghela nafas lega, lalu memberiku segelas air putih.
"Minum dulu." Pintanya menyodorkan air putih tersebut ke mulut ku.
Hanya sekali teguk saja, air itu telah habis masuk kedalam kerongkongan ku yang serasa kering tanpa tersisa setetes pun.
"B-bagaimana aku bisa ada disini?" Tanyaku langsung pada inti pertanyaan yang muncul diotak ku.
Hiro menatap ku heran, menggaruk tengkuk nya seperti mencari sebuah jawaban pas untuk ia berikan padaku. "Karena ini memang rumah kita, kan?" Sahutnya terlihat tidak yakin.
"Ayolah, aku tahu ini rumah kita. Tapi kau tahu, aku ingat betul kau terluka, setelah itu aku membawa mu kerumah sakit. Keesokan harinya, aku masuk ke sekolah baruku dan disana aku bertarung melawan monster yang sudah menyerang mu bersama teman-teman ku yang lainnya. Yuta-kun dan Aoi-chan juga ikut. Tapi, aku lupa nama salah satu dari mereka." Cerita ku penuh antusias, membuat Hiro menatap ku kesal.
"Stop bercerita hal-hal aneh, kak! Kau tahu, sejak orang-orang itu datang membawa surat undangan kepindahan kakak dan kakak menyetujuinya, aku sudah mendengar cerita kakak itu hampir seratus kali. Pertarungan, monster, sihir, Yuta-kun, dan masih banyak lagi, aku bosan! Ingat, ini baru hari pertama kakak masuk sekolah, jadi jangan buat masalah. Lupakan soal cerita kakak yang gila itu dan mulailah bersiap-siap atau kau akan terlambat." Hiro lantas menatap ku tajam, lalu melempar handuk putih milik ku.
"T-tapi aku serius!" Sergah ku cepat, membuat Hiro berdecak kesal dan pergi meninggalkan ku keluar dari dalam kamar ku begitu saja.
Aku menghela nafas panjang, mencoba mencerna dengan baik apa yang sebenarnya sedang terjadi. Aku yakin, ingatan ku masih berfungsi dengan baik. Lalu, kenapa aku malah disini? Mestinya aku kembali ke sekolah, bukan ke rumah ini, kan? Dan apa yang Hiro maksudkan aku sudah bercerita soal pertarungan sengit, itu? Hari pertama masuk sekolah? Ayolah, apa maksud semua ini?
Aku menggaruk kepala ku frustasi, sesekali menarik rambut ku pelan, dan berakhir dengan menampar pipiku sendiri. Bisa saja ini mimpi. Iya! Bisa saja, kan?
Pintu kamarku terkuak, kembali menampilkan Hiro yang datang sambil membawa sebuah paper bag ditangan nya.
"Ini seragam baru kakak, serta suratnya. Oh iya, kakak sudah yakin, yah, dengan kelas pilihan kakak, itu? Kalo nggak salah, kelas Magical, kan?" Ia meletakkan paper bag itu tepat disamping tempat tidur ku, menunggu sebuah jawaban keluar dari mulut ku atas pertanyaan nya.
"Ha?" Bukannya menjawab, aku justru melongok heran mendengar nama kelas yang ia maksudkan.
"Ck, kan kakak sendiri yang memilih kelas aneh itu dua hari yang lalu. Kenapa sekarang kakak malah bingung? Kalau begitu, aku keluar dulu. Oh iya, mulai nanti kakak jangan banyak menonton film fantasy lagi. Kalau tidak, aku akan membawa kakak ke rumah sakit jiwa. Aku ingin bersiap-siap ke sekolah dulu. Kakak juga mestinya bersiap-siap, atau kakak akan terlambat dan membuat masalah."
KAMU SEDANG MEMBACA
DEATH fight MAGIC
Фэнтези@Kara_Vagazy [ Sihir Melawan Kematian ] --High Rank #210 dalam fantasy (05/06/2017) Mari mampir, ???