5 years latter •••
..
.
.
"Kasus kematian secara misteri yang terjadi selama lima tahun belakangan ini mulai berkurang pa-"
Tiit
"Terakhir kali anak itu terlihat setelah ia bertengkar-"
Tiit
"Hei, kembalikan uang yang kau ambil dari dalam tas ku Tako-chan! Jangan-"
Tiit
"...Kali ini, kematian diduga bukan karena kematian misteri lagi, melainkan penyakit-"
Tiit
"...Bila penelitian menemukan hasil-"
Tiit
"...lebih singkatnya, kita sudah banyak kehilangan seseorang karena kematian misteri yang mengerikan ini. Baya-"
Brakk!
Brugh!
"Kya....mati saja kau!"
Satu hantaman keras melayang tepat didepan layar televisi yang tak berdosa itu.
"Oi...oi...apa tidak ada siaran yang lebih bagus selain dari berita kematian dan drama yang membosankan itu?" Aku mendengus kesal, lalu membaringkan tubuhku keatas lantai.
'Wuah...nyaman nya,'
Aku bersenandung kecil, mengayun lambat kedua tanganku, seakan menari indah menampar udara hampa.
Namun, kenyamanan yang kurasakan itu tidak berlangsung lama. Beberapa saat kemudian, tiba-tiba saja angin bertiup sepoi tanpa diundang, menerpa wajah ku dengan lembut.
"Eh? Angin?" Tanya ku entah pada siapa.
Aku melirik ke segala arah, memastikan jika jendela rumahku sudah ku tutup dengan rapat. Tak lupa pula aku melirik kearah kipas angin, yang berdiri tegak di dekat lemari televisi. Memastikan jika benda penghasil angin itu tak kugunakan.
"Aman. Lalu angin tadi asalnya dari mana? Atau kah dari...Ah...tidak...tidak! Itu tidak mungkin! Lalu, angin itu dari mana?" Kembali aku bertanya. Dengan cepat, aku kemudian mengubah posisi ku yang tadinya tidur, menjadi duduk sambil menyilangkan kedua kaki ku.
"Ahhh, ternyata kakak didalam rumah tapi tidak mau membuka pintu untuk ku," Gerutu Hiroki yang baru saja pulang memancing.
Aku sedikit terkejut karena kepulangannya yang tak ku sadari. Dengan cepat, aku menghampirinya sambil membawa handuk yang sudah ku siapkan dari tadi.
"Ha? Maaf yah Hiro. Tadi aku tidak mendengarnya," Aku tersenyum kikuk, lalu mengambil ember yang ia bawa.
"Kalau begitu aku mandi dulu." Ia kemudian lalu dari hadapan ku, sedangkan aku masih diam membeku memikirkan asal-muasal angin misterius tadi.
"Kakak! Kau, lagi-lagi menggunakan bantal kesayangan ku untuk melempar barang tak berdosa ini? Kan sudah berapa kali aku katakan supaya jangan menyentuh bantal kesayangan ku ini! Gunakan apa saja, asal jangan bantal ku! Lihat, lagi-lagi sobek kan? Arghh...kau harus menggantinya!" Teriak Hiro yang membuat ku tersentak kaget, terbangun dari lamunan ku yang bodoh.
"Ha? Bukannya tadi kau mau mandi? Eng...-"
"Apa lagi? Kau mau bilang, kau tidak sengaja melemparkan nya? Aku sudah bosan dengar alasan mu itu!" Sambar Hiro, memotong kalimat ku dengan ekspresi yang makin bingar saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEATH fight MAGIC
Fantasia@Kara_Vagazy [ Sihir Melawan Kematian ] --High Rank #210 dalam fantasy (05/06/2017) Mari mampir, ???