Malam ini langit berlin terlihat begitu cerah. Bintang-bintang nampak tersenyum seraya terus memancarkan sinar mereka yang terang secara serempak seperti pertunjukkan sirkus yang begitu menakjubkan. Bintang-bintang itu terus menghiasi langit, membuat banyak orang terkagum-kagum memandang langit malam kota yang terhampar penuh cahaya. Seperti biasa zahra selalu suka dengan pemandangan indah seperti ini.
"Mungkin jika haikal ada di sini akan lebih indah semuanya" batinnya bergumam sambil tersenyum.
Akhirnya lamunan itu muncul lagi, seperti biasanya membawa rasa sendu.
Sebuah rasa yang lama terkubur, menyesakkan dan menyakitkan. Itulah rindu. Rasa yang muncul begitu saja tanpa sebab, namun memberikan luka yang teramat menyayat.
***
"Kriiing… Kriing…” tanganku mencoba meraba handphoneku
“hallo…” angkatku dengan setengah sadar. “Ini siapa?” tanyaku lagi.
"Ini aku rahmi, zahra" sahut suara gadis yang sudah tak asing lagi bagiku,
"Aduh sorry mi, gimana kabarmu di sana?" Tanyaku ke pada sahabat yang sudah kuanggap saudaraku sendiri.
"Baik ra, kamu sendiri gimana"
"Aku mah seperti biasa" sahut ku
"Seperti biasa gimana, masih seperti biasa selalu memikirkan haikal" seloroh rahmi, yang seperti menghujam ke dalam benak hati ini.
" maaf… Udah buat kamu sedih ya zahra"
" Yah”
“Aku tau pasti ini berat buat kamu sama haikal, saling mencintai, tetapi tidak bisa menyatu.” jelas rahmi yang hampir membuatku menangis.
“aku gak papa kok, kan ini keputusanku ,agar kamu tak memberitahu tentang aku kepada haikal, aku cuman mau membuat haikal tak terbeban dengan kepergianku mi” jawabku miris…
"Tapi gak segitunya juga ra, kamu harus tau semenjak kamu pergi ke berlin dia selalu mencari kabarmu," rahmi mencoba memberi penjelasan kepada zahra,
"Ohiyaya ra aku mau bilang kalau haikal udah di wisuda"lanjut rahmi
"Wah alhamdulillah kalau gitu" senyum zahra pun mengembang di iringi air mata keharuan.
"Iya ra, udah dulu ya zahra cantik"suara rahmi mengakiri komunikasi ku dengannya.
Kata-kata terakhir dari rahmi bahwa haikal telah di wisuda itu sukses membuat air mataku mengucur. Aku senang karena haikal tak larut dalam kesedihan semenjak aku ke berlin. Namun masih ada yang mengganjal di hatiku saat ini. Apa ada sosok penyemangat lain yang mampu mencuri posisiku dalam kehidupan haikal.
Iya....
walaupun kita terpisahkan oleh jarak tapi masih ada rindu tentangmu, haikal di setengah hati ini, "titip rinduku dari berlin" dalam hati ini ku berharap masih ada tempat untuk ku di hati mu haikal.
Bersambung....
KAMU SEDANG MEMBACA
titip rindu dari berlin
RomanceLembaran demi lembaran dibuka zahra, satu persatu kata yang terangkai manis di dalam buku kecil itu dia baca, perlahan, mengingatkan ia akan banyak hal, Senyum simpul di bibirnya tak mampu ia sembunyikan dari matahari yang menyambut pagi ini. Udara...