tetapi cinta bukan pula sebuah ingatan yang menjadi sebuah kenangan, itulah yang kini ada dalam pikiran muhammad haikal, bukan karena ia ingin melupakan masa lalunya melainkan pria tersebut ingin memulai lembaran baru tanpa harus hidup dalam sebuah kenangan.
Haikal terus berjalan menulusuri jalan di kota bandung, ia terus melangkah menerobos dinginnya malam baginyaa bandung adalah tempat yang paling nyaman untuk menghilangkan beban di hidupnya, sudah hampir sebulan setelah wisudanya dia bekerja di bandung. Tepat di salah satu perusahan terkemuka di bandung.
***
hufh…” kesekian kalinya zahra menghembuskan nafas berat, karena malam hari ini dirinya tengah mengalami insomnia. Sambil berbaring di tempat tidurnya, ia mengingat kejadian demi kejadian saat masa-masa awal dia berjumpa dengan haikal. Mulai dari ketika haikal membantunya menghadapi preman di halte kelapa gading hingga ketika ia harus pergi meninggalkan haikal.
***
Hari itu ketika zahra ingin pulang dari kampus hujan turun dengan deras terpaksa ia harus berteduh di halte dekat kampusnya, Dengan berat hati zahra menunggu hujan reda agar tak kehujanan. Tiba-tiba sebuah mobil sedan berhenti tepat di depan zahra, lalu pemilik mobil tersebut membuka kaca mobilnya.
“hai, zahra sendirian?” tanyanya yang membuat jantung zahra berdetak kencang.
“oh hai nggak kok. Banyakan” jawab zahra asal, karena memang banyak yang berteduh di sana, walaupun zahra gak ada teman ngobrol.
"Aku antar pulang yuk" lelaki tersebut memberikan tawaran.
“gausah nanti ngerepotin kamu loh”
“gak ngerepotin kok, kan kita satu arah”
"Ohyaudahlah kalo kamu maksa" senyum zahra mengembang di iringi detak jantung yang kian kencang, Wajar zahra telah lama mengagumi sosok lelaki yang bernama muhammad haikal yang sekarang di sampingnya ini.
Tak lama ketika mobil melaju hujan makin deras alhasil akibatnya, haikal memutuskan untuk berhenti di salah satu kafe.
"Kenapa kita berhenti disini" ujar zahra kebingungan.
"Udah kamu lapar kan, lagi pula di depan sana macet berat jadi kita makan aja dulu, gimana mau kamu? Tenang aja aku traktir deh kamu"ujar haikal dan langsung mengapit tangan zahra memasuki kafe tersebut, dan langsung menempati bangku yang terletak di pojok kafe.
"Kenapa sih mesti di pojokan"ujar zahra yang mulai kebingungan.
"Kenapa kamu enggak suka ya kalo kita duduk di sini"haikal tau zahra kebingungan dengan semua ini, pasalnya haikal tak pernah sekalipun mengajak wanita setelah dia putus dari mantannya fira."kalau kamu gak suka kita pindah aja gimana"tawar haikal yang mengetahui zahra linglung.
"Gak...gak usah kal di sini aja, itupun menunya dah sampai"jawab zahra
"Kamu tau enggak kenapa aku pilih duduk di sini"tanya haikal sambil menatap rintikan hujan yang menyentuh jendela kafe.
Zahra mengangkat bahunya pertanda dia tak tau.
"Aku banyak belajar dari hujan, hujan yang membawaku dulu kehilangan dan hujan pula saksi aku kembali bertemu dengan seorang yang kuanggap dapat menghapus kenangan pahit itu, terima kasih hujan." Ucap haikal.
"Maksudmu" satu kata keluar dari mulut zahra yang tidak paham dengan kata-kata haikal barusan.
"Mungkin ini waktu yang tepat zahra"helaan nafas keluar
"Kamu lah seorang yang dapat menghapus kenangan pahit itu di hidup ku, zahra aku suka sama kamu" ucap haikal dengan teratur.
"A...pa maksudmu"
Sambil menggengam tangan zahra" nur zahra kamu mau jadi pacarku" dan kata itu akhirnya keluar dari mulut haikal.
yang membuat zahra tersenyum samar dan tanpa ragu mengangguk yang pertanda zahra juga menyukai haikal.
Bersambung.....
KAMU SEDANG MEMBACA
titip rindu dari berlin
RomansaLembaran demi lembaran dibuka zahra, satu persatu kata yang terangkai manis di dalam buku kecil itu dia baca, perlahan, mengingatkan ia akan banyak hal, Senyum simpul di bibirnya tak mampu ia sembunyikan dari matahari yang menyambut pagi ini. Udara...