Bisa di bilang mereka itu musuh.
Pada kejuaraan nasional mereka selalu bertemu, sebagai salah satu lawan final pertandingan olahraga basket. Dari jaman Junior High School hingga jaman Senior High School. Membuat keduanya jika bertemu seperti punya dendam pribadi. Padahal hanya lawan dalam pertandingan memperebutkan sebuah piala juga kebanggaan untuk masing-masing sekolah.
Menurut pandangan Guanlin, Kang Daniel itu adalah seorang ambisius berbadan isi(?) yang tidak pantang menyerah namun keras kepala mengingat tahun lalu ketika kakinya cidera masih saja di paksakan walau tahu akan berakhir kalah. Padahal kaki merupakan salah satu aset terpenting dalam olahraga.
Nah jika menurut Daniel, Lai Guanlin bisa dibilang pemain muda berbakat yang cerdik dan licik yang menggunakan tinggi badan sebagai topangan untuk mengalahkannya. Padahal mereka berdua sama-sama berada di posisi center. Namun ia selalu kesulitan jika sudah berhadapan dengan tinggi badan Guanlin yang menyerupai tiang listrik membuatnya sebal seketika.
"Dasar, badan tuh pendekan sedikit kenapa. Ini tidak adil!"
"Jangan salahin tinggi, tapi salahin badan mu yang bongsor itu. Jadi cedera kan karena kakinya gak kuat buat nopang berat badan. Makanya diet sana!"
Yah itulah sedikit perdebatan yang terjadi jika mereka bertemu. Baik dari teman-teman Guanlin maupun Daniel, mereka selalu mundur teratur jika keduanya sudah memulai perang mulut, walau tidak ada baku hantam akibat peraturan pemain olahraga dilarang adu fisik. Tapi tetap saja mereka memilih kabur. Takut kena semprot.
Seharusnya keadaan tersebut membuat mereka tidak pernah dekat. Namun untuk hari ini, di taman, hal tersebut tidak berlaku.
Guanlin melihat pemuda berbahu lebar duduk di kursi taman, menatap kosong ke depan, dengan tangan mendekap erat sebuah bola basket. Iya tidak tahu mengapa, tanpa di sadarinya sudah duduk di samping orang tersebut. Bertanya dengan nada datar.
"Sedang apa?"
Daniel melirik aneh orang di sampingnya yang baru ia sadari adalah musuhnya.
"Duduk"
Balasnya dengan nada seakan berbicara, 'Kau tidak bisa melihatnya hah?'
Dahi Guanlin terasa berkedut, ia tahu itu. Maksudnya bertanya kan karena ia-
"Terserah kau sajalah"
Hal itu sontak membuat Daniel entah mengapa tertawa renyah.
"Ya sudah, terus kamu ngapain di sini?"
"Duduk"
Kini Guanlin lah yang menjawab dengan nada menyebalkan, membuat Daniel mendelik jengkel.
"Ya sudah bukan urusanku"
"Memang setiap orang duduk di sini adalah urusanmu?"
Grrr
Seperti anjing yang kesal di permainkan, itulah ekspresi Daniel saat ini. Ia mendengus, lalu memilih mengabaikannya. Tadi itu mereka membicarakan apa sih? Duduk? Sangat berfaedah sekali.
Namja dengan tinggi seperti galah mendongak, suaranya kembali mengalun. "Cuaca hari ini bagus ya"
Yang sepertinya diajak bicara, ikut mendongak. Mengerutkan dahi,
"Matamu baik-baik saja kan? Mendung begini kamu bilang cerah?" Ucapnya dengan nada sinis.
Guanlin membalas dengan terkekeh kecil. Daniel makin kesal dengan pembicaraan mereka yang bisa terbilang absurd.
"Kalau kamu tidak sedih lagi maka cuaca apapun menurutku selalu cerah"
Daniel terbengong. "Hah?"
Guanlin menoleh, menatap dalam mata Daniel sambil menyunggingkan senyum manis.
"Aku lebih suka kamu yang selalu tersenyum atau marah-marah di bandingkan dengan kamu yang bersedih"
Daniel masih blank akibat ucapan Guanlin. Ia bahkan baru sadar pria yang lebih muda memberikan sebuah coklat pada tangannya.
Ia sedikit tersentuh, sebelum ucapan selanjutnya melunturkan perasaan itu-
"Karena kalau kamu lagi sedih mukamu itu terlihat jelek, bikin sakit mata"
"YAK LAI GUANLIN!!!"
-karena kembali membuatnya kesal.
Daniel segera saja melemparkan sepatu pada Guanlin yang sudah berlari sambil terbahak. Sialnya sepatunya tidak mengenai kepala yang di targetkan. Malah kini sepatunya di bawa lari oleh Guanlin membuat Daniel kembali menjerit.
"KEMBALIKAN SEPATUKU!!!"
Ya begitulah hubungan mereka, sebuah pertengkaran unik yang membuahkan kisah cinta dengan pesonanya tersendiri. Tidak ada rasa benci, hanya memang hubungan mereka tidak akan spesial jika tidak ada pertengkaran itu sendiri.
The End.
A/n: Ryu lagi suka sama Guanlin ehe, biarlah bosen Seongwu terus. Pingin ada suasana baru.
Motivasi Ryu bikin Oneshot/Drabble Uke Daniel karena ingin melestarikan Uke Daniel yang bisa di couple in siapa aja. Kan banyaknya Seme Daniel, jadi ya lahirlah karya ini. Hehe😂😂
Kalau ada yang ingin request idol lain bilang aja di pesan ya, tapi harus ada keterangan biodata idol yang jadi Seme nya (karena ukenya pasti Niel) gitu soalnya Ryu masih baru di dunia K-pop jadi gak terlalu tahu mengenai member lain selain Wanna One.
Thanks for Reading, Vote, and Coment.
Ryuu
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Oneshot/Drabble Uke Daniel
Short StoryAllmemberxUkeDaniel WannaOnexUkeDaniel Kalau ada yang ingin request idol lain bilang aja di pesan ya, tapi harus ada keterangan biodata Seme nya gitu soalnya Ryu masih baru di dunia K-pop jadi gak terlalu tahu mengenai member lain selain Wanna One. ...