Before Our Spring (JonginxDaniel)

1.3K 154 7
                                    

A/n: Disarankan buat putar lagu Before Our Spring lagunya Jonghyun ya

Tangannya bergetar menggengam sebuah logam mulia berbentuk bulat tidak bisa berkarat itu. Sambil mendekap erat lututnya, ia menenggelamkan kepalanya, meringkuk bagai bayi yang ketakutan.

Semua ini seperti mimpi buruk yang tiada akhir.

Dengan wajah kacau penuh air mata, kepalanya mendongak. Melihat waktu pada jam dinding.

Pukul 11.53 p.m.

Ia kembali terisak. Tangannya meraba smartphone yang ada di atas ranjang. Bulir demi bulir masih mengalir di pipi. Setelah menemukan benda yang di carinya ia mengetikkan sebuah pesan.

To: Jongin-hyung

Bisakah kita bertemu?

Aku ingin bahagia, walau satu jam. Tepatilah janjimu.

To: Daniel

Baiklah.

Urin bomi ogi jeone
Ttatteutagi jeone hanbeon bolkkayo

Urin nari balkki jeone
Modu jamdeureosseul ttae kkok mannayo sashireun

Nan neol baraboneun ge
jikyeoboneun ge joa gamanhi
Unneun neol baraboneun ge
geunyang jikyeoboneun ge pyeonhae
babo gateun marijiman-

Walau dengan mata sembab, ia memilih untuk menunjukkan senyuman tulusnya, ketika memakai pakaian tersebut. Mengusap perlahan jas putih yang begitu indah.

Tangannya menyisir rambut yang berantakan, memakai jam tangan beserta aksesoris lainnya. Tak lupa kalung yang berisi sebuah benda sakral baginya. Saat memakai kalung itu, ia memegang bandul cincin emas dengan erat. Berpikir bahwa benda itu bisa memberikannya kekuatan. Kemudian kembali mengecek penampilan di cermin.

Penampilannya kali ini harus sempurna.

Ya karena hanya untuk mewujudkan impiannya. Tidak. Lebih tepatnya impian mereka berdua.

Setelah merasa sudah rapi. Ia hanya perlu mengubah raut wajah seolah sedang bahagia.

Walaupun itu hanyalah khayalan semata.

-ni ape naseoneun ge

Duryeoweo

Niga nal ihae motandaedo
gwenchana gwenchana
Ajik bomi ogikkajineun
kkwaena nama isseunikka

Seharusnya ia siap.

Seharusnya saat ini ia melayangkan senyuman.

Seharusnya ia menatap berbinar.

Namun mengapa rasanya begitu sakit?

Perih sekali terutama saat melihat penampilan Jongin di depan sana yang sama rapinya mengunakan jas putih serasi dengan ia pakai.

Mengapa matanya memanas saat melihat tatapan hampa orang didepannya ini?

Mengapa sesak semakin jadi saat senyum miris tersemat di pria itu?

"Jongin-hyung" Panggilnya pilu, Jongin hanya menggenggam erat kedua tangannya.

"Mianhe Daniel" Keputusasaan terdengar jelas.

Membuatnya menggeleng pelan, dengan bibir yang digigit keras menahan isakan.

"Gwenchana" Balasnya pelan. Ia kemudian semakin mendekatkan diri. Mengalungkan tangannya pada leher orang di depannya.

Jongin pun melingkarkan tangan pada pinggangnya.

Di bawah sebuah pohon rindang tempat mereka bertemu, mereka berdansa.

Walau tanpa alunan musik mereka tetap menggerakkan kaki. Kanan kiri secara perlahan.

Walau cuaca begitu dingin, walau hitam menggelayuti alam.

Namun semua itu tidak bisa dibandingkan dengan betapa kelamnya hati mereka.

Sashireun

Nan tto bomi oneun ge
ttatteutaejineun ge shireo gamanhi

Unneun neol
meolliseo bogiman haedo
gaseumi arineunde, babo gateun marijiman-

Setelah berdansa, Jongin menyentuh cincin yang di kalunginya. Mengambilnya, lalu menyematkannya pada jari manis Daniel.

Ia pun melakukan itu pada Jongin setelah selesai. Walau tanpa ada ikrar janji sehidup semati.

Matanya semakin berkaca, jauh dalam lubuk hatinya ia tidak menginginkan seperti ini.

Hanya sebuah perlambang kepalsuan yang menyakiti keduanya.

Tangisan itu akhirnya pecah. Tanpa bisa ia tahan lagi ia menangis terisak. Jongin juga meneteskan air mata. Tangannya memegang tengkuknya. Menarik perlahan kepalanya. Kemudian kecupan itu datang.

Menyentuh hangat bibirnya, terasa lembut namun menyakitkan. Hatinya semakin pedih saat-









-inilah yang terakhir. Mereka bisa saling menyentuh, mendekap. Serta berkata...

사랑해

-ni ape naseoneun ge

Duryeoweo
niga nal ihae motandaedo
gwaenchana gwaenchana
Ajik bomi ogikkajineun
kkwaena nama isseunikka

Ibeon bomeun yejeonboda
ppalli ondajiyo
Chagapge eoreun gyeoureun
ajik geudaeroinde
Eojjihaeya hana gomin marayo
nan gwaenchanayo
tto naegedo bomi ogetjo

Suasana meriah pesta tidak membuat sang pemeran utama pria pemilik pesta itu tersenyum.

Apalagi saat di depannya sosok bernama Kang Daniel melayangkan senyum terlampau lebar.

Mengulurkan tangan memberi salam.









"Selamat atas pernikahanmu dengan Krystal-noona, Jonging-hyung"









Nan ni ape naseoneun ge Duryeoweo
hokshi neoege omgilkka bwa
nae nunmul nae seulpeum itgo
naegedo bomi omyeon

geuttaen geuttaen geuttaen
geuttaen


Walau ia tidak bisa memiliki raganya, setidaknya Daniel memiliki hati dan jiwanya Kim Jongin.

The End

A/n: gak tau bikin apa ini sudah lah Ryu pusing deh.

Cerita Twins Daniel itu Ryu lusa publishnya ya~

Thanks for Reading, Vote and Coment.

Ryuu

Kumpulan Oneshot/Drabble Uke DanielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang