Mom's Lover-3

3.3K 388 9
                                    

"LANA!"

Aku berjenggit kaget waktu suara Sandra melengking mendobrak gendang telingaku.

"Bisakah kau tidak berteriak padaku?" tanyaku tanpa minat.

"Oh aku sudah melakukannya puluhan kali. Memanggil namamu dengan lembut...selembut pantat bayi!" serunya. "Kau melamun!"

"Aw!" Aku berseru kesakitan ketika tiba-tiba saja Sandra memukul pahaku dengan kencang. "Mengapa kau memukulku?!"

Sandra hanya mengedikkan dagunya ke arah gerbang kampus. Saat ini aku dan dia memang sedang duduk lesehan di dekat pintu masuk kampus.

Kuikuti arah yang ditunjukkan Sandra. Aku mendengkus seketika. Pria tua itu lagi! Berdiri bersandar di badan mobilnya di seberang kampusku. Dia terlihat pongah dengan setelan jas dan kaca mata hitam yang bertengger di wajahnya. Belum lagi tangannya yang ia masukkan ke saku celana. Meski tertutup kaca mata hitam, aku tahu dia memperhatikanku. Tak lama kemudian ia mengeluarkan sebelah tangannya dari saku. Membawa serta ponselnya, mengetikkan sesuatu di sana lalu menempelkan ponsel itu ke telinganya. Beberapa detik kemudian ponselku bergetar.

Kuremas benda pipih yang sedari tadi memang berada dalam genggamanku. Tanpa melihatnya, kugeser layar ponselku. Kemudian menempelkan ponselku ke telinga. Mataku terus menatap pria tua itu.

"Apa maumu?" tanyaku tak mau berbasa-basi.

Dia tersenyum. "Ayah dan ibuku mengajakku makan siang."

"Dan aku harus peduli karena..."

Dia diam sejenak. Senyumnya menghilang.

"Ikutlah denganku." Mataku melebar mendengar ucapannya. "Aku ingin mengenalkanmu pada mereka."

"Kau gila ya?!" bentakku.

"Come on, Ele. It's been two years. Kau merasa kehilangan. Aku juga. Tapi ibumu sudah bahagia di atas sana. Aku yakin dia juga menginginkan kita bahagia."

"Bermimpilah!" Aku langsung memutus panggilan kami.

Bergegas aku menyambar tas selempangku lalu pergi dari sana. Masuk ke dalam gedung. Sandra terlihat gelagapan mengikutiku.

"Hei, kau mau kemana?"

Tak kugubris pertanyaan Sandra. Dia terus-terusan mencoba menyamakan langkahnya denganku.

"Lana, kau kenapa?"

Tubuhku berputar menghadap Sandra karena ia menarik sikuku. Membuatku berhenti berjalan lalu mendengkus memandangnya.

"Kau mau kemana?" tanyanya lagi.

"Aku hanya ingin membeli es jeruk di kantin. Kau mau ikut atau tidak?"

Dahi Sandra berkerut. "Lalu pria tadi?"

Kuembuskan napas kasar. Tanpa berucap apapun kutepis perlahan tangannya dari sikuku dan berlalu dari hadapan Sandra. Berjalan menuju kantin, memesan es jeruk lalu duduk di salah satu meja yang masih kosong. Sandra mengikuti sambil membawa segelas jus alpukat.

"Kau ini kenapa?" Sandra mengambil kursi di hadapanku.

Kusesap es jerukku melalui sedotan. Supaya aku tidak harus menjawab pertanyaan Sandra. Ponselku kembali bergetar, menampilkan nomor si pria tua itu. Kubiarkan.

"Hei, kau ini kenapa? Kenapa tidak diangkat?" Sandra melirik ponselku yang masih bergetar di atas meja.

"Biarkan saja." Kemudian kumatikan ponselku dan kumasukkan ke dalam tas.

"Lana, aku tahu kau sedang menyembunyikan sesuatu dariku."

Ya, memang. Maafkan aku.

"Tidak," kataku.

My Mother's LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang