Yongguk pergi bersama Tuan Jin dari pagi karena ia ingin memperkenalkan anaknya dengan perusahaannya. Jadi, Sihyun hanya berdua dengan pelayan di rumah. "Kenapa kau ingin pindah, Tuan Jin?" Tanya pelayan itu
"Panggil saja aku, Sihyun. Aku merasa sangat canggung jika kau memanggilku seperti itu" ia tersenyum sambil menggantung beberapa pakaiannya di dalam lemari
"baik, Sihyun.."
"ngomong-ngomong, siapa namamu? Boleh aku memanggilmu 'hyung'?"
"tentu saja. Namaku Jisung." Ia memindahkan koper Sihyun mendekat ke lemari dan membukanya, "ini, yang terakhir"
"terimakasih, hyung"
"Kau belum menjawab pertanyaanku" ia mengingatkan Sihyun, "mengapa kau pindah ke kamar ini?"
"seperti yang kau tahu, pernikahan ini terjadi karena perjodohan"
"jadi kalian berdua tidak menginginkan ini?"
"aku menginginkan—maksudku, aku tidak apa-apa dengan pernikahan ini, legipula mereka butuh seseorang untuk memberi keturunan dan Yongguk-ssi lebih memilih laki-laki dibanding perempuan sebagai pasangannya, lalu aku adalah carrier, jadi aku bersedia untuk membantu. Tapi sepertinya ia sangat membenci hal ini"
"kau seorang carrier?" Sihyun mengangguk, "kau tahu, aku sudah mengenal Yongguk dari ia masih anak-anak dan aku selalu mengenalnya sebagai anak yang sangat lembut"
"ia hanya bersikap seperti itu padaku, mungkin. Semua orang di kampus juga mempunyai pikiran yang sama denganmu, tetapi aku yakin ia akan berubah seiring berjalannya waktu" lelaki yang lebih muda meyakinkan. Ia menutup pintu lemari dan melirik kearah jam dinding, "aku harus memasak makan malam. Ini sudah sore"
"serahkan itu padaku. Lebih baik kau meminum obatmu dan juga mengoles salep itu
"tapi, aku ingin memban—"
"Sana. Lebih cepat kau selesai, lebih cepat juga kau dapat membantuku di dapur"
--^^--
Yongguk pulang ke rumah lebih cepat dari biasanya, ia berjalan ke kamar tidurnya dan semua telah tertata rapih. Seakan tidak ada tanda-tanda bahwa ia baru saja menikahi seseorang kemarin.
Lalu maniknya terpaku pada sesuatu diatas nakas. Obat-obatan yang tadi pagi ia lihat. Ia mengambil obat-obatan tersebut dan mulai membaca tulisannya, "tablet pengurang rasa sakit, tiga kali sehari, sehabis makan." Lalu ia mengambil botol kecil disebelahnya, "Luka rektum, salep, dua kali sehari" ia menautkan alisnya bingung, itu jelas bukan miliknya.
Ia mengambil kedua obat itu dan keluar dari kamarnya. Ia harus bertanya, mengapa ada salep untuk luka rectum di atas nakas kamar tidurnya, "Oh Yongguk, sudah pulang?" Pas sekali!
Jisung melihatnya saat berjalan menuju dapur, Yongguk mengikutinya dengan cepat, "Ah, hyung. aku ingin bertanya tentang ini" ia mengangkat obat-obatan itu dan tidak melewatkan ekspresi kaget yang sangat halus pada wajah lelaki yang lebih tua.
"apa itu?"
"Hyung, aku tidak menemukan obat—Oh" Sihyun berhenti di tempatnya dan berjalan kearah kedua laki-laki itu berdiri, memaksa kakinya untuk bergerak secepat yang ia bisa dengan rasa perih yang terus menjalar dibagian bawah tubuhnya.
Yongguk hanya menatapnya, tanpa ekspresi. Sihyun tidak menyadari jika ia menahan nafanya hingga ia mengambil, dengan kasar, obat-obatanya dari Yongguk, lalu kembali ke kamar tamu yang sekarang sudah menjadi kamar barunya. Meninggalkan suaminya yang masih terdiam tak tahu harus berbuat apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Family (KimBros)
Fanfic"aku minta maaf jika aku memang tidak sesuai dengan ekspektasimu, Karena aku hanya lelaki yang sangat biasa. Aku tidak mengerti apa yang membuatmu sangat membenciku saat aku hanya ingin menolongmu" "aku tidak pernah membencimu, Sihyun. Tapi saat kau...